Malam ini, Alea kembali ke tanah air tercinta. Sudah hampir dua bulan lebih ia meninggalkannya. Ia pergi bukan tiada alasan. Selama di luar negeri, ia tak cuman berlibur bersenang-senang . Akan tetapi, ia menemani sang ibu melakukan pengobatan. Malaikat tak bersayapnya sedang sakit saat itu.
Sakit ibunya lumayan parah. Gagal ginjal. Rumah sakit di Indonesia sudah angkat tangan dengan kondisi ibunya. Semakin hari kondisinya semakin memburuk. Menyebabkan Renia harus bertemu dengan koma.
Dengan melihat kondisi istrinya, Heriyawan Putra Adyatama ayahnya Alea siang malam banting tulang demi memenuhi kebutuhan lahir batin keluarganya. Juga mengharuskannya lebih ekstra bekerja demi membiayai perawatan Renia Kenanga.
Walau dari keluarga serba berkecukupan tapi tetap saja mereka butuh uang tuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga Alea muak dengan pemandangan ini. Ayahnya yang sudah sibuk kini bertambah menjadi super sibuk. Menjenguk ibunya pun tiga kali dalam sebulan.
Tak perlu waktu lama, Alea dapat memakluminya. Setelah Heri menjelaskan semuanya tanpa ada yang dilebih-lebihkan. Ini sudah ketentuan takdir bagi Alea. Mau tak mau. Siap tak siap. Ia harus menjalaninya.
Tetapi, kini Renia sudah sembuh. Ia sudah bangkit dari penyakitnya. Dokter di luar negeri sana cukup telaten merawatnya. Sehingga ia dapat pulang kembali ke negeri tercintanya.
Bagi Alea, Jakarta sama sekali tidak ada yang berubah. Macet sudah menantinya. Hawa panas dan sumpek siap menghampirinya. Inilah Jakarta.
Di ujung pintu sebelah sana, nampak dua orang cewek melambaikan tangan kepada mereka. Dua orang yang selalu mewarnai hidup Alea. Gladis Syihab dan Jessica Jemilah. Sikap mereka tentu bertolak belakang. Akan tetapi, inilah yang dapat membuat mereka bertahan hingga detik ini.
Gladis Syihab berperawakan tinggi, tetapi ia masih di bawah Alea. Hidung yang mancung, alis yang namak tebal. Rambut sedikit kepirang-pirangan. Juga pikirannya cukup dewasa. Tak sedikit para kaum adam mengantri menjadi pendampingnya.
Jessica Jemilah. Nama yang cukup lucu pemberian dari kedua orangtuanya. Ia tidak terlalu menyukainya. Ia lebih suka jika namanya di panggil Jessi. Nama depannya sudah seperti orang bule tetapi akhirannya sungguh tragis. Wajahnya tak kalah cantik dengan kedua sahabatnya. Sungguh sayang beribu sayang, kelakuannya sungguh memalukan. Kelakuannya kelewat normal kadang-kadang jika otaknya konslet.
" Bebeb acu. Kangen pakai banget gua mah ama elu." ucap Jessi kegirangan seraya memeluk Alea disusul Gladis.
" Be g o na p as g ua." saking rindunya mereka, pelukannya begitu erat. Membuat Alea sesak napas seakan-akan mendapati sakaratul maut. Setelah menyadarinya, mereka tertawa dan mendapatkan sumpah serapah dari Alea. Semua keluarga kebun binatang disebutnya tanpa ada yang ketinggalan.
" Tante Renia sudah bener-bener sehatkan?" tanya Gladis seraya menyalimi lalu memeluknya diikuti Jessi.
" Alhamdulillah. Berkat doa kalian." jawab Renia dengan senyuman ke ibuan.
" Masih cantek aje ini Nyai Blorong" goda Jessi.
" Dugong lo. Bagaimana nggak tambah cantik, di sana cogan mulu sarapan gue. Nggak pagi, siang, sore, malam, subuh cogan mulu ketemunya."
" Eits, subuh. Jangan bilang lo kelayapan ya cari mangsa?" Jessi mengintrogasi Alea.
" Ngomong lu disaring, bego!" celetuk Gladis seraya meleyangkan jitakan manja di kepala Jessi.
" Bodoamat! Yang penting gua bahagia." jawab asal Alea, sang ibu tertawa diikuti kedua sahabatnya.
" Besok lu masuk sekolah?" tanya Jessi dengan antusias. Ia rindu ngantin bareng, gosip bareng, nge- emol bareng. Intinya ia sangat rindu dengan kebersamaan yang seperti dulu. Mungkin terkesan lebay, ya inilah kata yang dapat menyimpulkan perasaanya sekarang.
Alea menganggukkan kepalanya. Betapa senang hati sahabatnya jika dapat kumpul lagi. Meraka rasanya ingin semua pekerjaan dilakukan bersama-sama lagi. Mereka tak sabar lagi untuk menjalani hari esok dan seterusnya.
Mengingat ibunya dan dirinya harus beristirahat, Alea memutuskan untuk segera pulang. Mereka berpisah di bandara. Rasanya belum cukup untuk melepas rindu. Tetapi keadaan sekarang tidak memungkinkan. Sebaiknya tunggu di sekolah saja untuk melepas rindunya.
#########
GAJE?
#HRPMKLM
MASIH AMATIR
MASIH BANYAK KURANGNYA. SETIDAKNYA KATA YANG LALU LALANG DALAM PIKIRAN DAPAT DIKELUARKAN. BACA SAJA! SELAGI GRATIS. SEMOGA MENYUKAINYA. NEXT-----
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA SEMU
Teen Fiction"DIA SEMU...." **** Ini memang sudah jalan takdir-Nya. Dia yang berkuasa. Kita yang hina bisa apa? Coba hadapi semuanya dengan lapang dada. Tak usah dikeluhi dan disesali. Semuanya sudah ditentukan-Nya. Tak usah ragu dengan janji-Nya. Karena ja...