Bab 3

42 7 0
                                    

Song by:

Hello My Love - Westlife

***

Maaf updatenya lama karena semua tergantung inspirasi kan? Mohon pengertiannya ya... Love you guys, please bear with me... Cause i'm not a profesional writer, i'm just a girl who love to imagine things and make some stories from it... 

Thank you anyway for everything, for staying with me and still read my stories... I know i was a bad writer to remove my other story that you guys loved so much, but please hear me out, it was because of i lost my datas when i formated my last laptop (because my laptop was very slow to responded) I really hope you can give me a second chance, please... I'm really sorry...

***

Preview:

Pria itu tertawa keras melihat Lisette yang tampak mengeluarkan seluruh tenaganya dalam mencubit dirinya. Untuk kesekian kalinya Lisette tampak sangat menggemaskan. Pria itu tidak sanggup lagi menahan rasa gemasnya dan menarik tangan kecil Lisette sampai gadis itu terjerembab dan duduk di pangkuannya. Lisette terkesiap, karena sedetik kemudian pria itu menahan wajah Lisette dengan tangan kirinya dan tangan kanannya menahan punggung Lisette agar tetap menghadap kerarahnya. Kemudian hal yang tidak terduga pun terjadi. Hal yang selama ini keduanya tidak pernah menyangka akan terjadi! Pria itu mendaratkan bibirnya ke bibir Lisette dan mulai melumat bibir Lisette dengan lembut.

Lisette, gadis mungil itu mematung dengan mata terbelalak tidak percaya dengan apa yang dialaminya...

***

Rasa hangat perlahan mengalir merambat ke pipi Lisette yang pucat, memberikan semburat kemerahan pada wajahnya yang manis. Perlahan gadis itu menutup matanya dan membiarkan rasa bibir pria itu memenuhi inderanya. Wangi cologne yang memabukkan dan nafas berat yang saling beradu berhembus membelai kedua pipi mereka. Lisette kehilangan pikirannya, sekarang hanya rasa menggelitik yang menyenangkan saja yang Ia rasakan. Nafas hangat dan berat pria itu membuatnya semakin merona dan sangat antusias. Saat ini hanya mereka berdua. Larut dalam dunia yang indah, dunia lain yang tidak pernah dialami Lisette sebelumnya. Dunia yang manis, menyenangkan, menegangkan dan menumpulkan inderanya serta sangat memabukkan, seakan mereka adalah pusat dari semuanya.

 Bibir Lisette masih terkatup rapat meskipun pria itu sudah berusaha membukanya dengan beberapa kali membelai bibir Lisette dengan lidahnya. Pria itu meminta ijin untuk mengecap rasa Lisette lebih dalam lagi, lebih banyak lagi sebanyak yang mampu ia dapatkan. Tapi Lisette dengan pengalamannya yang sangat minim tentang hal ini, hanya dapat menikmati setiap sentuhan pria itu pada bibirnya. Ia ketakutan untuk membalas ataupun memberikan respon. Sangat kentara sekali betapa polosnya diri Lisette seperti berlian yang  belum terasah dan siapapun yang bisa mengasah gadis itu akan sangat bangga dengan dirinya. Lisette sangat manis, seperti perpaduan antara gula kapas yang lembut dan coccaine yang membuat kecanduan. 

Pangutan antara kedua bibir itu masih terjadi dengan desakan sang pria yang berusaha keras membuka bibir  si wanita. Jika saja mereka sebagai penonton yang melihat adegan ini, pasti sangat prihatin. Sungguh kasihan sekali si pria. Akan tetapi Ia mengerti- pria itu- dengan ketidak tahuan Lisette dalam urusan percintaan, ia sangat mengerti dan memahami kondisi Lisette yang masih di usianya 15 tahun. Apalagi dengan skandal keluarganya yang pastinya membuat gadis itu tidak pernah menjalani hubungan dengan pria manapun sebagai pacar. Dan yah, pria itu akan dengan senang hati mengajari Lisette, si gadis manis, polos dan sangat bersemangat.

Pria itu melepaskan pangutannya dengan nafas memburu di wajah Lisette dengan jarak yang masih sangat dekat, Ia berbisik di depan bibir manis Lisette. "Buka. Ijinkan aku masuk, Sweetheart." Bisiknya selembut dan seberat emas cair yang panas. Tawaran yang sangat menggoda bagi Lisette yang masih sedikit terengah kehabisan nafas. Gemuruh jantung Lisette seakan menulikannya membuat gadis itu tetap tidak fokus dengan perkataan pria itu. Lisette yang masih mencoba mengatur nafasnya secara tidak sengaja mulai membuka sedikit bibirnya untuk meraup lebih banyak lagi oksigen. Pria itu tersenyum samar dan kembali meraup bibir ranum gadis itu. Seolah tidak akan ada lagi hari esok dan bibir Lisette adalah penyelamatnya. Ia mengecap, menikmati dan menggoda lidah gadis itu. Ia berusaha membuat lidah gadis itu mengikuti permainannya dan berakhir dengan keduanya berlomba untuk mendominasi, meskipun gerakan Lisette masih cenderung malu-malu. 

32 FouettèTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang