[ Mark Lee ]
❝After your pretty back has disappeared from my sight, I missed you the moment you turn your back.❞
Cahaya jingga menerpa wajahmu yang cantik. Semilir angin musim panas yang memainkan rambutmu membuat sosokmu semakin menawan. Kau mengenakan pelantang telinga sebelah kiri, manikmu menatap gawaimu lama, mungkinkah kau sedang mencari lagu untuk kau putar di cuaca panas ini? Aku punya beberapa kumpulan lagu yang kau suka, kuharap.
Saat wajahmu menatap ke arah di mana aku berada. Aku merasa bersalah atas keramaian kawan-kawanku. Mereka orang baik, janganlah kau tatap mereka seperti itu. Kawanku ini hanya menggodaku--dan kamu secara tidak langsung--maaf kalau kamu tidak nyaman.
"Ekhem."
Apa dehaman Renjun begitu nyaring? Tatapanmu menatap tak suka.
"Aduh, cantik, Bang. Haechan cariin dong, Bang."
Kalimat pertama Haechan itu fakta. Namun, kau menggunakan pelantang telinga sebelah kananmu pertanda kau tidak peduli. Apa kau malu? Atau nada Haechan yang terkesan menjahiliku.
Ah.
Apa kamu tidak suka jika anak-anak ini menjodohkanku denganmu?
"Kalian pulang sana! Abang telponin Bang Taeyong," suruhku pada kawan-kawan kecil ini.
"Yah, Bang! Jisung mau es krim," ucap Jisung manja dengan suara beratnya. Kau kerap menjahili bocah satu ini bukan. Tak jarang aku mendapat keluhan dari Park Jisung.
"Kan bisa minta Bang Taeyong."
"Aku bawa dompet nanti aku traktir es krim sama ramen," ujar Chenle. Omong-omong, kau suka kan dengan Chenle? Sering aku melihatmu tersenyum ketika kau menatap Chenle yang sedang berteriak seperti lumba-lumba, bertengkar dengan Jisung, atau kau hanya tersenyum ketika menyadari eksistensi orang kaya ini.
"Bang, kita ke minimarket. Bilang ke Bang Tiway kita tunggu di sana ya," ujar Presiden Chenle lalu merangkul Jisung.
"Bang kenapa nggak pulang bareng?" Tanya Jeno.
"Nggak kok."
"Lah ditanya apa jawabnya apa," Renjun bingung.
"Udah-udah, Bang Mark mau-udah ayok ikut Lele aja," ucap Jaemin perhatian.
Kusalurkan rasa terimakasih dari mataku untuk Jaemin.
Namun Jeno dan Renjun bersikeras. Mereka penasaran.
"Abang mau ngelakuin sesuatu kaya Jeno," ucapku.
"Maksudnya apa?" Tanya Jeno merasa tidak enak namanya disebut.
"Melakukan sesuatu secara tampan," kata Renjun sedikit tersenyum miring pada Jeno.
"Secara keren," koreksiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Indah Bagaikan Candu | NCT & WayV
RandomSekumpulan cerita 'halu' para lelaki kesukaanmu.