1. Marry

37 4 1
                                    

Akhirnya, aku sampai di rumah kakek. Rumah yang sama sekali belum pernah ku datangi, entah kenapa ibu mengajaku kemari, karena memang setiap aku ingin berkunjung ke rumah kake, ibu sama sekali tidak pernah menurutinya. Bila kake ingin bertemu denganku, maka kakelah yang datang berkunjung ke rumah.
Tapi aku mengerti kenapa ibu tidak pernah mau ke rumah kake.
Katanya, jika di rumah kake ibubakan teringat pada kejadian buruk yang menimpanya pada 18 tahun yang lalu.
Dan kali ini, aku dan ibu akan tinggal di rumah kake untuk beberapa lama, bahkan aku pun harus rela pindah kesekolah sekitar di rumah kake.
Padahal, aku duduk Di kelas 12, bukankah tanggung pindah sekolah di kelas 12 ?.
---
Aku pun melangkah masuk ke dalam rumah kake, terlihat perabotan serta ornamenya terlihat sangat tua dan antik bagiku.
Aku melihat ibuku yang mendorong masuk kopernya dan langsung duduk di sofa dalam rumah.
"ahhh.... Marry Rasanya kangen tau, udah 18 tahun ibu gak ke sini". Kata ibuku merebahkan tubuhnya di sofa.
"apa lagi aku!, aku belum pernah ke sini" . sahutku.
"kamu waktu lahir di sini loh". Kata ibuku.
"ah baru lahir mana inget?".
"hey!, kamu.... Sekarang kamu udah jadi orang sini, hati - hati kalau pilih cowo". Kata ibuku, aku hanya mengiyakan saja.
Wajar ibuku berkata seperti itu, dia trauma pada laki - laki, padahal usianya sudah tidak lagi muda.
Apa dia masih mengharapkan laki - laki yang telah meninggalkanya itu?.
Ah tidak mungkin.
Oh iya, aku tidak pernah melihat sosok ayahku, ibuku tidak mau aku melihatnya bahkan ibuku lebih memilih supaya aku dan dia menganggap bahwa pria itu telah mati.....
Tak lama berselang kake datang menyusul dari belakang, dengan pakaian yang kotor semakin jelas kalau dia baru saja pulang berkebun.
"halloo... Kalian". Sapa kake ku datang. "kake sengaja cepat - cepat pulang, karena kakek tahu kalian akan kemari".
"si iwan sama si incess kemana? Mereka ga kerja?".
"sinta, bapa ini udah gak kaya dulu lagi. Bapa gak pake bodyguard2 atau pembantu2 kaya dulu lagi. ".
"ya udah bapa mau minum apa? Biar pembantu aku aja yang buatin".
"bapa mau minum teh hangat aja, seperti biasa teh tawar".
Ibu ku mencubit tanganku,
"buatin sana!".
Ih ibu ku tega, aku kan anaknya.
Aku melangkah pergi, sambil melihat kanan kiri untuk mencari dapur di dalam rumah kake, tak lama berselang tiba tiba saja.... Sebuah pintu yang baru saja ku lewati terbuka dengan sendirinya.
Jelas aku terkejut, sontak aku melirikan pandanganku ke arah pintu kamar yang terbuka itu, namun aku tidak begitu peduli aku meneruskan langkahku ke arah dapur...

Marry And Thomas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang