Helpme2

20 0 0
                                    

Tubuh Dita seperti rontok, ia sudah pulang dan melihat mamanya sudah berpakaian rapi plus membawa satu koper.Dita tersenyum.

"Cantik deh mama!"

Amo tersenyum,"Iya dong, Mama Amo gituloh!"Dita terkekeh.

"O iya ma, mau Dita anterin?"

"Gak usah, kamu istirahat aja, mama tau kalo kamu capek!"Amo mengelus rambut Dita, dan gadis itu mengangguk.

"Yaudah, Dita ke kamar dulu ma!"

Dita menaiki anak tangga dengan sempoyongan, setelah ini ia akan mandi untuk menyegarkan tubuhnya.

Sampainya dikamar Dita merebahkan tubuhnya sebentar, ia berguling kesana kemari di kasurnya hingga membuat seragam kusut dan berantakan.

Ting

Suara bel menghentikan aktivitas Dita, siapa sih?batin Dita.Mamah?gadis itus segera turun kebawah.

Ia membuka pintu, dan ternyata dugaanya meleset besar.Berusaha secepat kilat Dita menutup pintu kembali, namun pintu tersebut ditahan dan di dorong kedalam membuat Dita terjatuh ke lantai.

"Awww!"pekik Dita, ia memegangi bokongnya yang sakit.

Ardan segera berjongkok, lalu memegang bahu Dita.

"Eh dit, gapapa?"tangan Ardan di tepis kasar Dita, gadis itu bangkit dari duduknya Ardan pun mengikutinya.

"Ngapain sih kesini??"

"Kangen!"jawab Ardan gamblang, lalu kakinya melangkah masuk lebih dalam kerumah Dita.Gadis itu melotot tidak percaya, gak sopan banget, batin Dita.

"Mau kemanasihh dann!"ia menarik tangan Ardan, lalu mendudukkannya di sofa ruang tamu.Ardan manggut manggut.

"Bikinin minum kek kalo ada tamu!"

"Ogah, lo kira gue babu apa!"

"Marah marah mulu sih lo!jadi tambah sayang kan gue!"ucapan Ardan membuat Dita bergidik ngeri.

"Gue mau mandi, tungguin disini!"Dita melangkahkan kaki, perintah dari Dita tidak ia dengarkan.Ia mengikuti langkah Dita dengan perlahan.

Hingga gadis itu masuk kamar, Ardan mencoba membuka pintu kamar gadis itu, dan ternyata tidak di kunci.Lalu ia menyeringai.

"Kalo gini mah, gampang diterkammnya!"kekeh Ardan, matanya mengelilingi kamar Dita yang mendominasi warna abu abu.

Lalu laki laki itu merebahkan tubunya di kasur Dita yang lumayan cukup untuk 2 orang.
Suara gemercik air yang ditimbulkan Dita, membuat Ardan sedikit berfantasi liar, tidak sedikit deng.

Suara itu berhenti, Ardan menoleh, udah selesai mandinya?tapi gadis itu kok gak keluar?

Dita keluar dari kamar mandi sudah dengan pakaian lengkap, tapi rambutnya masih basah.Ia terkejut ketika Ardan sedang rebah di kasurnya dan sedang menatap dirinya.

"Eh ngapain lo bangsat disitu!"teriak Dita, meski jarak mereka tak begitu jauh.

"Pengen bobo!"jawab Ardan polos.
"Dari pada marah marah, sini bobo!"tangan Ardan menepuk nepuk tempat kosong di sampingnya.

"Ogah!"Dita melempar handuk rambutnya ke arah Ardan, tapi laki laki itu langsung menangkapnya.Ardan gemas melihat kelakuan Dita, ingin sekali ia mengarungi Dita dan membawanya pulang dirumah.

****
"Dit, cium dong!"Dita menoleh dengan tatapan nyalang, ia sedang mengeringkan rambut menggunakan hair dryer.

"Sinting, sana pulang lo!"usir Dita, kini ia mulai fokus mengeringkan rambut.Ardan beranjak, ia menghampiri Dita yang posisinya membelakangi.
Tanpa malu, ia langsung memeluk tubuh Dita dari belakang, Dita berjengkit alat pengering rambutnya hampir jatuh, jika tidak dengan cepat ia memegangnya.

"Apaan sih lo!"Dita berusaha menyikut tubuh Ardan, tapi kekuatannya tak seimbang.Kini kepala Ardan berada di bahu Dita, hembusan nafas Ardan membuat bulu kuduk Dita meremang seketika.

"Dan lepasinn!"Dita memberontak beberapa kali, hingga ia benar benar lelah sendiri.

"Udah capek?"tanya Ardan, kepalanya masih setia di bahu Dita.Gadis itu langsung memukul wajah Ardan.

Ardan mengerang,"Ah aw, sakit dit!"

Tapi pelukan Ardan belum lepas dari tubuhnya, kurang ajar bocah ini, batinnya.Dita ingin teriak, tapi siapa yang akan mendengar?dia dirumah sendiri tak ada siapa siapa?dan komplek rumahnya selalu sepi.Sial.

"Dan lepasin, gue gigit mau!!"ancam Dita.

"Mau, tapi disini!"tunjuk Ardan tepat di bibirnya.

"Bangsat emang, lepasin!"Dita meronta seperti orang gila, tapi Ardan masih kuat memeluknya, kini tubuh Dita berhadapan langsung dengan Ardan, tidak ada celah, hanya wajah yang bercelah, kira kira 1 jari jaraknya.

Ardan merasakan hembusan nafas Dita, mulai mengamati satu persatu di wajah Dita, dari mata,hidung,dan bibir ranumnya.Lalu Ardan tersenyum, membuat Dita diujung ketakutan.

"Cium ya!"Ardan berucap sambil meraba bibir Dita.Gadis itu melotot, ia memukul mukul dada bidang Ardan.

"Lepasin anjing!"

Ucapan tersebut semakin membuat Ardan semangat menggoda Dita."Daripada dibuat ngomong kasar mending cium gue!"

"Gila ya lo, sinting, bangsat!"dada Dita naik turun, sangking ia menahan takut dan emosinya.

Gairah di tubuh Ardan kini makin menambah, suaranya serak karena berusaha menahannya.

"Dit!"panggil Ardan dengan suara serak menahan gairah.

Dita bergidik, libido Ardan benar benar naik, padahal ia tak melakukan apa apa, membuat gadis itu semakin takut.

"Jawab dong!"

"Apaan sih,!"kedua tangan Dita di cengkram kuat Ardan, ia dipoojokkan.Dita berusaha sekuat mungkin keluar dari kurungan laki laki gila ini.

"LEPASIN DANNNN!"teriak Dita.

"Sayangnya gue gak mau!"masih dengan suara seraknya, mata Ardan pun semakin sayu, ia mengelus pelan pipi Dita.lagi lagi bulu kuduk Dita meremang.

____

Help me!!!(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang