bruk
"M-maaf" Kata seorang perempuan berambut cokelat bermata hijau tua. Ya,itu adalah Ana. Yang sedang merutuki kebodohannya karena terlalu fokus memainkan game di hpnya sampai sampai tidak mengetahui bahwa ada manusia super dingin di depannya
Pria itu tidak terlalu menggubris perkataan Ana. Ana pun sempat dibuat sebal olehnya. Saat dia mendongak dan memasukkan hp nya kedalam saku rok sekolahnya dia sangat amat terkejut dengan orang yang ada didepannya.
Oh..demi sempak firaun,kenapa juga gue nabrak manusia es kek dia,walaupun ngomong sampek mulut berbusa tidak mungkin dia berbicara. Lamun Ana
"Punya mata dipakek" Nada yang amat dingin dilontarkan begitu saja oleh seorang Arga Santuso. Oh,tentu saja Ana dibuat terkejut olehnya,dia baru kali ini berbicara dengan manusia es seperti dia.
"Ishh iya iya gue minta maaf" Sebal Ana dengan menjulurkan tangan nya untuk permintaan maaf kepada Arga.
Namun,Arga hanya melewatinya dengan tatapan datar dan dinginnya begitu saja tanpa menjabat tangan Ana.
"Dasar,es batu!"
Ana pun menuju kelas dan pergi ke meja tempat ia duduk di kelas.
"Kenapa lo na? Diem diem bae" Tanya Maura sahabat Ana dari brojol bayi--eh bukan dari kecil deng hehehe.
Ana pun menggebrak meja dengan sangat keras menimbulkan raut terkejut dari teman sekelasnya. Lalu dengan polosnya Ana tersenyum menampakkan lesung pipitnya.
"Hehe maaf gw khilaf"
Setelah berucap demikian,dia kembali menatap tajam pada Maura,dan seketika maura mengernyit kan dahinya bingung.
"Lo ken--"
"Lo tau gak!!!!" Ketus ana dengan nada agak kasar.
"Gak" Singkat,padat jelas sudah kata kata yang diucapkan olah maura yang seketika membuat ana kesal.
"Ish gue mau kasih tau ini lagiann!"
"Apaan sih emangnya?" Maura yang penasaran pun akhirnya mempercepat bicara ana.
"Masa gue tadi tubrukan sama es batu,trus dia ngomong sama gue" Maura sontak mengernyit kan alisnya bingung,es batu?
"Siapa sih?" Selow maria yang mengetahui bahwa ana bercerita tentang yang tidak penting membuatnya agak malas,tapi krena ana sahabatnya sejak kecil,dia mendengarkan saja agar ana senang ada yang mau mendengarkan ceritanya.
"Arga" Singkat ana membuat maura terkejut bukan main.
"WHATT!!" Untuk kedua kalinya kelas mereka menjadi terkejut karena dua orang sahabat yang agak agak itu.
"Lu dari tadi kenapa sih sama si ana juga teriak teriam macam singa. Inget apa nggak ini kelas? Mentang mentang jamkos teriak teriak gajelas" Ketua kelas mereka Damien mewakili satu kelas untuk memarahi mereka berdua. Maura hanya diam saja malu,tapi berbeda dengan ana yang merasa bersalah.
"Maaf ya,ke lakuan sahabat gue kelewatan,sekali lagi minta maap" Dengan cengengesan dia berkata seperti itu,sontak si Bobby teman mereka paling gemuk hanya menikmati tontonan dengan jajan yang ia bawa dari kantin karna dia habis bolos.
"Kalian itu,lain kali pelanin dikit suara kalian,lu juga Bob makan mulu lu gaada kerjaan apa selain makan?" Tanya Damien mengintrogasi Bobby,dan Bobby pun akhirnya memasukkan jajannya dan menaruh tangannya diatas meja,sifat bobby itu bersahabat,namun jika urusan dengan ketua kelas yang tergolong galak dia tidak berani melawan.
Selang beberapa menit,kelas yang hening menjadi ribut kembali,kecuali Maura , Ana, Bobby dan juga sebagian murid yang takut kepada Damien diam semua. Damien yang tersulut emosi pun berteriak saking keselnya.
"GABISA DI---"
Kringg...
Dengan sabar Ana menghampiri Damien dan menepuk bahunya.
puk puk
"Yang sabar jadi orang jangan marah marah mulu" Sambil cekikikan Ana pun menarik Maura ke kantin.
"Awas lo ana!!!!" Geram Demian.
Saat berjalan di kantin karna keasyikan ngobrol ana pun menabrak seseorang.
"Aduh!" Saat mendongak dia kesal karena dihadapkan oleh makhluk jelmaan es batu(arga)
"Ceroboh" Kata kata dingin dan menusuk ulu hati itu dilontarkan dengan nada dinginnya.
"Lo lagi lo lagi,kesel banget sih" Ana berkata sambil menghentakkan kakinya. Arga yang masa bodoh pun melewati nya dengan temannya yang ada di belakangnya. Ada Andi,Ricky,Dhemiel,dan juga Choco.
Para most wanted tersebut hanya melewati dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Kecuali choco yang terkenal play boy,mengedipkan matanya kepada Ana.
"Apa lo choco crunch! Ngedipin mata segala!" Dumel Ana yang langsung berjalan menuju kantin.
"Tunggu anjir gua ditinggalin" Kesal Maura yang tidar terima ditinggal begitu saja.
Sontak ana pun membalikkan badan dan menarik Maura yang menyedekapkan tangannya di depan dada sambil melotot tajam kearah Ana.
"Hehe maaf ketinggalan"
Dasar gadis aneh
Gumam arga dalam hati.Saat di kantin ana dan juga maura memesan minuman dan mengobrol tentang kejadian tadi.
"Eh an,lu kasarin si arga ntar jodoh mampus lo" Kata maura serius.
"Amit amit"
===
"Assalamu'alaikum,Ana pulaaanggg!!!" Teriak Ana sambil masuk ke dalam rumah.
"Wa'alaikumsalam,jangan teriak teriak dong" Kata intan lembut,intan adalah mama ana.
"Hehe maaf ma aku langsung ke kamar aja mau rebahan dan mandi dulu."
"Yaudah sana"
===
Saat semuanya berkumpul ayah ana Hendrik membuka suara.
"Ana.." Panggil ayahnya setelah selesai makan malam.
"Iya ayah,ada apa?"
"Ayah mau jodohkan kamu"
"Loh?! Aku gak mau! Aku masih sma!" Bentak ana langsung menuju kamarnya.
"Kita selesaiin aja besok ya mas" Intan mengelus pundak suaminya agar agak tenang.
"Sudah kuduga akan seperti ini,semoga saja ana menerima nya" Tenang Hendrik.
===
Karna hari minggu,ana pun malas malasan dan ingin tidur lama,namun ada yang mengetok ngetok kamarnya.
Ana membuka dan juga menatap malas.
"Mandi dan turun. Udah ada yang nungguin tuh dibawah" Kata intan.
"Ya" Singkat ana karena dia dijodohkan semalam,dia tak habis fikir kenapa orang tuanya mau menjodohkan nya.
Saat selesai mandi,karena penasaran ana pun turun dan melihat siapa orang yang pagi pagi datang kerumahnya untuk bertamu.
"Ana,ini calon tunangan kamu" Kata hendrik kepada ana,ana pun mengangguk pasrah.
Ana pun terkejut melihat siapa calonnya,dan..
"Elo!!"
_______________________________
cerita baru,approach nya di tunda dulu karena bingung,dan ini cerita jin tomang yang aku ubah jadi prince ice. semoga kalian suka,dan jangan lupa bintangnya,terimakasih. Dan maaf jika ada kesalahan nama atau typo.
👇