Awan-awan yang mengambang diangkasa itu membawa kabar akan hujan yang sebentar lagi turun.
Membuat burung - burung berterbangan menuju rumah tempat mereka tinggal.Ibu - ibu berseru panik, berteriak memanggil anggota keluarganya, terutama si bungsu yang masih berkeliaran dengan sepedanya.
Bapak - bapak menilik atap rumah mereka sekali lagi, menelaah setiap sudut, takut - takut atap itu bocor lalu kena marah sang istri yang berakhir dengan dia yang harus naik keatap membetulkan yang bocor lagi.
Anak - anak gadis berlari keluar rumah mengangkat jemuran yang pagi tadi baru mereka cuci, takut kena marah sang ibu kalau lalai hingga pakaian kering itu basah terkena hujan.
Padahal baru mendung, baru awan yang datang membawa kabar, baru angin semilir yang berlarian ke arah gunung, baru petir yang menggambar diangkasa.
Terbayanglah sudah jika hujan datang tanpa memberi kabar, pasti habislah ia dicaci maki penghuni bumi, mungkin pula hujan akan dikudeta dari keberadaannya dalam takdir di dunia ini.
Maka sudah patutlah jika hujan berterimakasih pada mendung yang memberi kabar tentang kedatangannya itu.
April, 13 2019 (Senja )
YOU ARE READING
Tarian Pena
Non-FictionTarian yang dilakukan pena diatas kertas itu, selalu mampu membuat ku candu.