1. Moonlight Reaper [1]

219 12 0
                                    

"KAITOOOO!!!"

Kaito memasang wajah malas dari kursinya. Ia tak menyangka bahwa teriakan Aoko di pagi hari ini akan jadi sangat menyebalkan. Meskipun sebenarnya Ia tak akan pernah luput dari teriakan teman masa kecilnya itu.

Pasalnya, pagi ini Kaito diam-diam meninggalkan Aoko dalam perjalanan ke sekolah demi mencari sesuatu. Padahal keduanya sudah janji akan ke sekolah bersama sembari berjalan kaki. Aoko sekarang benar-benar kesal. Pipinya merah padam, kapan pun Ia bisa memarahi Kaito.

Gadis itu diam di depan meja Kaito. Satu tangannya menggebrak meja pemuda dengan rambut acak-acakannya itu. Wajah sebal Aoko kini membuat Kaito memilih untuk memalingkan wajahnya tanpa merasa bersalah sama sekali.

"Ne, Kaito! Kenapa kau meninggalkanku begitu saja tadi?! Kemana saja kau?! Teganya meninggalkan seorang perempuan sendirian!" protes Aoko.

Kaito membalas protes Aoko dengan wajah sebal. "Maaf, lho! Habisnya jalanmu terlalu lambat, jadi aku putuskan untuk jalan duluan!"

Pagi itu, di kelas, lagi-lagi mereka ribut. Sudah bukan cerita baru jika mendengar mereka ribut-ribut karena masalah kecil saja. Semua murid memaklumi kelakuan si pesulap dan anak dari inspektur Nakamori tersebut.

Di sela-sela perdebatannya tersebut, Aoko terdiam. Ia melihat dedaunan terselip di antara helai-helai rambut Kaito. Melihat hal itu, Aoko kebingungan bukan kepalang. Apa yang dilakukan Kaito sampai-sampai pemuda itu kotor tak karuan. Bahkan, Aoko baru sadar bahwa gakuran yang dikenakan Kaito penuh oleh debu.

"Kau ini... Kotor sekali... Habis dari got?" tanya Aoko dengan tatapan agak khawatir, namun juga agak jijik.

Mendengar itu, Kaito terkekeh. "Yah, bagaimana ya? Daripada langsung meninggalkanmu ke sekolah dan tidak melakukan apa-apa, aku jalan-jalan dulu! Karena ada kucing seseorang yang terjebak di atas pohon, jadi Kuroba Kaito yang baik ini harus menolongnya!" jelasnya dengan nada sombong.

Kekhawatiran Aoko perlahan menghilang. Ia jengkel melihat senyum Kaito yang sombong itu. Ia lantas hendak menyerang Kaito, namun tangannya ditahan oleh pemuda itu. Akhirnya, mereka malah saling berdorong-dorongan. Mereka pikir salah satu dari mereka harus terjatuh.

"Ghh! Menyebalkan! Kalau dengan wajah menyebalkan seperti itu, semua kekhawatiranku akan sia-sia!" ucap Aoko tanpa Ia sadari. Kaito yang mendengarnya tersenyum.

Dengan cepat, satu tangan kaito mengepal di depan Aoko. Saat membukanya ada origami berbentuk kucing di sana. Aoko yang terbawa suasana akhirnya malah memperhatikan sulap dadakan dari Kaito. Seperti biasa, setelahnya origami itu hilang. Dan saat Kaito mengambil sesuatu dari belakang telinga Aoko, muncul kertas origami itu lagi.

Dan saat Ia menutup kertas origami itu dengan kain. Ia membukanya, kertas tersebut berubah menjadi seekor kucing berwarna putih dengan mata birunya. Kaito tersenyum karena sulapnya berhasil, Ia juga nampak senang melihat Aoko terpaku oleh aksi sulapnya itu. Kaito terkekeh.

"Tersenyum~"

Tanpa disadari, tepukan tangan orang-orang pun terdengar. Ya, sedari tadi mereka ditonton oleh teman-teman sekelasnya. Aoko yang tersadar akhirnya mengembungkan pipi.

"Pokoknya, karena kau sudah meninggalkan Aoko, nanti malam jam 8 kau harus menemaniku jalan-jalan ya!" ucap Aoko.

Kaito yang mendengar itu terkejut. Pasalnya, Ia tak bisa karena ada yang harus ia kerjakan. Apalagi kalau bukan beraksi sebagai Kaito Kid. Tapi tidak mungkin Ia mengatakan hal tersebut pada Aoko.

Identitas bahwa dirinya adalah Kaito Kid harus tetap disembunyikan dari gadis itu.

"T-t-tunggu, oi! Malam ini aku tidak—" Kaito menahan tangan Aoko sebelum pergi dari mejanya. Aoko yang kesal menarik tangannya sehingga mereka seperti sedang berebut permen. Keduanya lantas beradu argumen. Aoko tetap memaksa agar Kaito menerima permintaannya, sedangkan Kaito bersikeras mengatakan bahwa Ia tak bisa.

Kaito Kid the Phantom Thief (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang