2. Moonlight Reaper [2]

147 14 2
                                    

"Heeh, aku tidak menyangka akan benar-benar menyetujui permintaannya," Kaito memasang wajah setengah malas. Karena sibuk mempersiapkan aksi untuk malam ini, Kaito lupa mengganti pakaiannya. Ia masih setia dengan gakuran sekolahnya.

Ia melirik jam tangan. Aoko akan datang jam 8, sedangkan Kaito akan melakukan aksi pencurian itu pada jam setengah 9. Ia berharap tidak akan ada keterlambatan nantinya.

"Kemana sih dia? Lama!" protes Kaito. Ia baru saja hendak memperhatikan sekitarnya.

"Kaitooo!!!"

Suara Aoko terdengar tak jauh dari sana, gadis itu berlari ke arah Kaito. Kaito yang baru saja menoleh ke sumber suara langsung terpaku. Ia tidak tahu kenapa, tapi Aoko saat itu mengenakan pakaian yang bagus, bukan sekedar pakaian kasual biasa. Pada akhirnya, Kaito tidak bisa berkata apapun.

"Maaf ya, lama!" ucap Aoko setelah berada di dekat pemuda itu. Namun, Ia menyadari ekspresi beku dari Kaito. "Eh? Kenapa nih? Kau pasti menyadari kagum karena melihatku datang kan? Sudah kuduga pakaian ini memang bagus!" Aoko tersenyum licik sembari terkekeh. Ia mengikuti gaya Kaito saat sedang mengejeknya.

Kaito yang mendengar itu langsung tersadar. Ia memasang wajah sebal. "Hah? T-tidak kok! Lagipula itu hanya pakaian biasa, tidak mungkin aku kagum dengan hal seperti itu," Kaito pun memasang wajah tak tertariknya. Ia mencoba melupakan fakta bahwa Ia sempat terpaku tadi.

"Ayo!"

Aoko menatap kesal. Ia langsung menyambar tangan Kaito dan membawa mereka ke tempat yang akan dituju. Yaitu salah satu tempat yang paling ramai di malam hari.

Saat itulah Aoko memasang wajah cemberut diam-diam.

"Kaito bodoh!"

.
.
.

Hari itu benar-benar mereka habiskan untuk berkeliling. Ada banyak toko-toko bagus di sana, seperti toko perhiasan, Kaito bahkan sempat-sempatnya mengecek perhiasan yang menggunakan permata asli, siapa tahu itu adalah permata Pandora yang Ia cari.

Toko baju, toko makanan, bahkan toko sulap pun ada. Sebenarnya, Kaito tidak tahu apa yang ingin Aoko beli. Dari tadi mereka hanya berputar-putar saja.

Tapi tidak hingga mereka sampai di salah satu toko. Seperti toko pernak-pernik, tapi nampak ramai dibanding toko lainnya. Saat masuk ke toko itu, perhatian Aoko tertuju pada salah satu gantungan kunci berbentuk beruang berwarna-warni yang tengah memegang semacam tongkat seperti pesulap.

"Lucunya, mirip seperti Kaito bukan?" sindir Aoko, Ia tertawa geli. Tidak dengan Kaito yang malah tertawa sarkas.

"Yang benar saja, itu sih lebih mirip denganmu," batin Kaito sembari memperhatikan gadis itu dari belakang.

"Kau tahu, katanya kalau misalkan seseorang menggunakan gantungan kunci ini, Ia akan mendapatkan kebahagiaan. Aku tidak tahu apa alasannya," ucap Aoko.

Gadis itu jelas menatap gantungan kunci beruang tersebut dengan tatapan menginginkannya. Namun Ia malah berdiri dan hendak berkeliling lagi melihat yang lain.

"Eh, kau tidak mau membelinya?" tanya Kaito.

Aoko menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Kalau beruangnya memakai pakaian seperti itu, dia kelihatan seperti Kid. Aku kan bukan fansnya Kid," jawabnya hampir membuat Kaito tertawa sarkas lagi.

Hingga akhirnya mereka pergi tanpa membeli apa-apa dan memutuskan untuk mampir di sebuah toko makanan. Waktu saat itu sudah menunjukan 8 lebih 45 menit. Ia punya waktu 15 menit sebelum jam 9 malam, yaitu waktu di mana Ia janji akan muncul.

Restoran tersebut bukan restoran makanan Jepang. Keduanya memesan makanan di sana dan duduk di meja yang tak terlalu jauh dari jendela. Salah satu pelayan datang menghampiri mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kaito Kid the Phantom Thief (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang