02. Audisi

76 17 20
                                    

Apakah karena satu kegagalan, kamu akan menyerah begitu saja?

••••

Seorang gadis terlihat cantik dengan balutan dress berwarna merah muda dengan lengan pendek dan panjang selutut.

Hanya dengan polesan make up yang natural membuat kesan manis pada dirinya. Rambut panjang sebahunya dibiarkan tergerai begitu saja.

Kaki jenjangnya melangkah masuk ke dalam tempat yang akan diadakannya audisi menyanyi.

Rupanya audisi ini bukan audisi yang biasa-biasa saja. Dengan acara yang diselenggarakan di sebuah tempat yang megah dengan peserta yang luar biasa banyaknya.

Nada menoleh ke kanan dan ke kiri mencari tempat duduk yang kosong. Setelah tadi sudah mendaftarkan dirinya. Nada tinggal menunggu waktu gilirannya saja.

Ting!

Satu pesan masuk ke dalam ponselnya.

Bunda.
Nada gimana? Maaf ya Bunda nggak bisa antar kamu.

Nada yang membaca pesan tersebut langsung tersenyum. Tadi Bundanya memang sedang tidak ada di rumah.

Bundanya sedang pergi ke Bogor untuk menjenguk teman dekatnya, yang tadi pagi dikabarkan masuk rumah sakit.

Mirna memang sempat tidak akan pergi dan akan memilih mengantar Nada. Tapi Nada tahu urusan dirinya tidak begitu penting. Maka dari itu Nada meminta Mirna untuk menjenguk temannya saja.

Nggak apa-apa kok Bun.

Setelah membalas pesan dari Bundanya itu Nada kembali menyimpan ponselnya dan menunggu gilirannyanya tiba.

Kakinya dihentak-hentakan ke lantai dengan pelan. Rasa gelisah dan gugup masih terus menggangu pikirannya.

"Mbak, ikutan audisi juga?" tanya seorang wanita di sampingnya.

Nada menoleh ke arah wanita tersebut, "I-iya."

Wanita di sampingnya nampak memperlihatkan wajah yang bingung. Tapi sedetik kemudian wanita itu mengangguk tersenyum dan kembali ke aktivitasnya.

Nada menghela napasnya. Ia tahu pasti wanita tersebut merasa aneh saat mendengar suaranya.

Tapi Nada tidak memikirkan itu. Yang ia pikirkan sekarang adalah bagaimana penampilannya nanti.

Di depan sana sudah terlihat para peserta yang bernyanyi dengan suara yang bagus.

Nada terus berdoa dalam hati. Berusaha bersikap tenang.

"Nomor lima belas." Terdengar panggilan kepada seluruh peserta.

Nada yang mendapatkan nomor urutan lima belas, langsung berdiri dan berjalan ke arah panggung yang sudah ada beberapa juri di hadapannya.

Rasa gugup langsung melandanya. Tangannya mulai terasa dingin, jantungnya berdetak tak karuan.

Nada duduk di sebuah kursi yang sudah disiapkan. Dengan gitar yang sudah ada di pangkuannya.

Sebelum mememulai, Nada memejamkan matanya dan menarik napasnya dalam-dalam.

Setelah sudah dirasa cukup tenang. Jari lentiknya mulai memetik senar gitar yang mengeluarkan alunan yang indah.

A-Aku tak tau apa yang kau pikirkan
Aku hanya berharap ke-kebaikan ...
Bi-bila nanti a-aku bisa buktikan
Mi-mimpi-mipi indahku menjadi kenyataan ...

Alunan NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang