Mereka mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Maka bersyukurlah atas apa yang telah diberikan. Bukan mengeluh dan membandingkan dengam hidup orang lain.
••••
Nada berjalan dengan lemas saat sudah memasuki rumahnya. Setelah kejadian tadi dirinya diantarkan pulang oleh Musycal.
"Nada!" suara Rajasa Ayahnya terdengar menggema diseluruh ruangan.
"Habis dari mana saja kamu!? Jam segini baru pulang, hah!" bentak Rajasa.
Nada yang sedari tadi menundukan kepala langsung mengangkat kepalanya dan menatap Rajasa yang sudah berdiri di depan tangga. Matanya menatap dirinya dengan sorotan tajam.
"Ma-maaf, Yah, ta-tadi ak—" ucapan Nada terpotong oleh bentakan Rajasa.
"Ikut audisi lagi!? Sudah Ayah bilang berkali-kali bahwa kamu tidak usah mengikuti audisi seperti itu lagi!"
Nada kembali menundukan kepalanya dengan rasa takut. Air matanya sudah akan turun membasahi pipinya tapi ia tahan. Dirinya lelah jika harus terus menerus menangis.
Dengan keberanian yang ntah muncul dari mana, Nada berucap, "Ma-maaf, Yah. Nada ca-capek, mau ke ka-kamar."
Setelah mengucapkan itu Nada langsung bergegas pergi melewati Rajasa begitu saja.
"Sudah mulai berani kamu, HAH!" ucap Rajasa langsung membuat Nada berhenti di anak tangga terakhir.
Tanpa memperdulikan ucapan itu. Nada langsung berjalan dengan cepat ke kamarnya.
Maaf.
Nada mengucapkan perkataan itu berkali-kali karena sudah berbuat tidak sopan kepada Ayahnya.
Sesampai di kamar Nada langsung menjatuhkan tubuhnya ke kasur. Dan menarik napas dalam-dalam.
Pikirannya hari ini sangat kacau, rasanya waktu berjalan sangat lambat yang membuat ia sampai merasa sangat lelah.
Bola matanya menatap ke arah jam dinding yang terletak di kamarnya. Terlihat waktu sudah menunjukan pukul 22.05 WIB.
Nada beranjak dari kasurnya, dan berjalan ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.
Setelah beberapa menit selesai dengan aktivitasnya. Kini Nada duduk di meja belajarnya yang berhadapan langsung dengan jendela kamarnya.
Nada memejamkan matanya sekejap untuk merilekskan tubuhnya dari kelelahan.
Ting!
Satu pesan masuk melalui ponselnya.
Tasyaaaa.
Da, gimana tadi sama audisinya?Setelah membaca pesan dari Tasya sahabanya itu, membuat Nada kembali teringat akan kejadian tadi.
Bsk gue ceritain sama lo. udh dulu ya gue mau istirahat.
Setelah membalaskan balasan seperti itu. Nada berharap Tasya akan mengerti. Bagaimana pun dirinya kini butuh mengistirahatkan tubuh dan juga pikirannya.Mengingat semua itu membuat pikiran Nada seolah-olah ingin meledak sekarang juga.
Lelah, kesal, marah, sedih. Semua perasaanya seperti ...
Sudahlah. Nada tidak berkata-kata lagi. Yang dirinya butuhkan adalah ketenangan.
Dan apakah besok ia sanggup untuk menceritakan semua kejadian yang menimpanya tadi, kepada Tasya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Alunan Nada
Teen Fiction[TERBIT DALAM VERSI E-BOOK] DAN SEBAGIAN CERITA TELAH DIHAPUS. SELENGKAPNYA SILAHKAN BELI DI PLAY STORE DAN PLAY BOOK! Hinaan mereka mampu membuat semangat yang membara di dalam diri. Karena ... Sebuah mimpi yang ingin menjadi nyata. Bukan hanya seb...