"Kamu udah makan?" tanya Jennie.
"Udah, oh iya, aku jadi inget kayaknya aku belum nyiapin makan buat Doyeon." Jawab Doyoung sambil menutup bukunya.
"Hm, Doyeon lagi Doyeon lagi, akunya kapan?" dari arah seberang Jennie mulai menggerutu sambil mem-pout kan bibirnya.
Doyoung hanya tertawa melihat tingkah Jennie.
Doyoung mengambil telfonnya yang sedari tadi ia senderkan di buku-buku yang bertumpuk. Kini Doyoung memegang telfonnya kemudian menatap Jennie yang sedang video call dengan dirinya.
"Laper ya? Belum makan? Mau makan dimana? Aku anter mau? Atau mau aku beliin aja nanti aku bawa kerumah, hm?" Tanya Doyoung bertubi-tubi pada Jennie.
Jennie tidak sanggup menahan senyumnya.
"Mau makan sate ayam yang deket sekolah. Berdua aja!" Ucap Jennie sambil mengangkat jarinya membentuk 'peace' pada Doyoung.
Doyoung mengangguk. "Kamu siap-siap ya, bentar lagi aku kesana. Tapi aku masakin makanan dulu buat, Doyeon. Ya? Aku tutup telfonnya sekarang."
Tanpa menunggu jawaban Jennie, Doyoung mematikan telfonnya kemudian bergegas ke dapur mengingat adiknya yang belum menyantap makanan.
Sedangkan Jennie mulai menggerutu. Walaupun Doyoung mengikuti permintaan Jennie, tetap saja, Jennie adalah nomer 2 dan adik Doyoung lah yang nomer 1. Tapi, faktanya, Jennie tidak menyukai hal itu.
-×-
"Makan dulu."
Doyoung menghampiri adiknya sambil membawakan satu piring nasi goreng yang baru saja dibuatnya sendiri.
"Makasih kak." Jawab Doyeon singkat kemudian fokus kembali pada komputernya.
Doyoung mengkerutkan keningnya dan mengintip kearah komputer Doyeon. "Baca apaan sih? Serius amat. Tugas?" Tanya Doyoung.
Doyeon menggeleng. "Bukan, ini artikel baru yang diposting sama blog anak mading sekolah. Gila kak, serem banget!" Jawab Doyeon heboh sendiri.
'Korban Tahunan SMA Seohun'
Doyoung sedikit membaca headline artikel tersebut.
"Apaan sih artikel gak jelas gitu. Kurang-kurangin deh baca yang gak jelas gini. Bukannya nambah pinter yang ada lo nanti nambah belet."
"Gak jelas juga tapi heboh kak, gak boleh gak baca, biar besok ngerti kalo ada yang ngomongin soal ini." Jelas Doyeon. Sedikit tidak penting, tapi masih Doyoung dengarkan.
"Lo tau gak, katanya tiap tahun korban pasti ada yang meninggal di gudang belakang. Parahnya lagi, korban pasti kelas 12."
Mendengar kata kelas 12, Doyoung mengalihkan pandangannya pada Doyeon.
"Jangan ngaco lo!"
Doyeon tertawa. "haha mampus! Takut juga kan lo kak!"
"Hilih bacot lo. Dah ah, gue ke Jennie bentar ya. Jaga rumah. Kalo ada apa-apa telfon." Ucap Doyoung mulai melangkahkan kakinya keluar dari kamar Doyeon.
"Sekolah gimana? Aman?" Doyoung berbalik lagi pada Doyeon.
"Hm, sebenernya kak..." Doyeon menggantung ucapannya. "Gak deh, aman kok." Lanjut Doyeon sambil mengangkat kedua ibu jarinya.
"Yakin? Kalo ada apa-apa kabarin gue. Lo tau kan, keluarga gue cuman tinggal lo, dan keluarga lo tinggal gue. Gue gak mau lo kenapa-napa. Makanya kalo ada apa-apa kabarin." Ucap Doyoung. "Tapi gue perhatiin kok lo akhir-akhir ini jarang banget chat atau telfon gue?"
Doyeon melempar bantal ke arah Doyoung. "Kenapa? Kangen gue hubungin? Lagian gak ada yang penting juga ngapain gue hubungin lo. Udah sana pergi, nanti kak Jennie marah-marah lagi lo telat."
"Dasar kampret! Gue pergi dulu. Hati-hati dirumah." Kalimat terakhir Doyoung sebelum meninggalkan kamar Doyeon.
Omong-omong, soal Doyeon yang tidak pernah menghubungi lagi Doyoung, tidak mungkinkan kalo Doyeon bilang bahwa alasan sebenarnya dia tidak pernah menghubungi Doyoung karna Jennie melarangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Injured Party | Jennie x Doyoung
HorrorInjured Party definition : someone injured or killed in an accident (noun.person) ⚠ cuman ngasih tanda seru aja.