Pertama

14 1 2
                                    

"Jangan datang lalu kau pergi, jangan anggap hatiku jadi tempat persinggahanmu, untuk cinta sesaat"



Acha Pov

Genap 1 tahun gue dan rio berpacaran. Semuanya berjalan seperti kadarnya. Lika liku hubungan telah kami lewati bersama. Sampai rio telah menyelesaikan pendidikannya di universitas. Bersyukurnya karena rio diminta ayahnya untuk memegang perusahaannya.

Hari-hari gue sama rio tidak seperti dulu, yang kemana-mana selalu ada waktu. Rio sudah sibuk dengan pekerjaannya sekarang, dan gue? sibuk mengurusi skripsi gue. Ya, asal kalian tau, sebenernya umur gue sama rio itu beda 1 tahun.

Suatu hari, rio berpamitan sama gue. Dia bilang, dia mau hiking ke lombok. Katanya, dia mau refreshing dari pekerjaan kantor. 1 minggu rio berada di lombok. Jadi, selama itu gue cuma bisa liat wajah rio kalo lagi vidcall aja, ga lebih. Tepat di hari ke-5 sebelum rio pulang, dia ga ngabarin apa-apa ke gue. Gue coba posthink, mungkin hp nya lowbat. Tapi besoknya, dia masih ga ada kabarnya. Gue khawatir, takut ada apa-apa. Gue udah coba ngehubungin orang tuanya. Mereka bilang, rio sedang sibuk dan gak bisa dihubungin. Dan katanya, rio baik-baik aja.

3 minggu berjalan, gue bener-bener ga dapet kabar sama sekali dari rio.
Ada berita, kalo 2 minggu yang lalu ada kecelakaan pesawat. Ketika gue liat ternyata kecelakaan pesawat itu tepat ketika rio hilang kabar.

Gue gatau lagi, air mata seketika turun membasahi pipi gue. Dengan cepat gue pergi ke rumah rio dan ngasih tau ke orangtuanya.

Papa dan mama rio terkejut saat mendengar berita itu. Akhirnya keluarga rio memutuskan untuk mendoakannya.

Kepergiaan rio bikin gue kalut. Ga nafsu makan, atau mungkin bakal bikin gue gila.

Hari-hari gue datar, garing. Hati gue kosong. Rasanya hati gue itu tinggal setengahnya, ga utuh kaya dulu.

Bayangan rio selalu muncul di mimpi gue. Yang kadang suka bikin gue nangis ketika melihatnya.

Kalo dibilang, hidup gue ga teratur. Semuanya kacau. Gue rindu rio, yang selalu buat gue tersenyum dan ceria.

Rio pov

5 minggu lamanya, gue tertidur. Di minggu ke-6 gue baru bisa melihat keindahan dunia. Gue pikir, gue ga bakal bisa ketemu acha lagi. Di dalam tidur gue, gue selalu berdoa agar tuhan bisa mempertemukan gue dengan acha.

Gue pikir, setelah itu gue bisa pulang dan ketemu acha. Takdir berkata demikian. Tangan dan kaki gue patah. Kata dokter, gue harus menjalani perawatan 1 tahun lagi buat nyembuhin kaki dan tangan gue. Dengan berat hati gue harus menerima kenyataan.

Di lombok, gue dirawat oleh seorang perawat yang bernama nita, dia yang nemuin gue waktu di tempat kejadian. Dan katanya, kemungkinan gue masih bisa hidup. Setiap hari, nita yang ngurusin gue. Dari makan, perawatan, minum obat, dan lainnya. Karena gue gapunya siapa-siapa di lombok. Barang-barang gue juga hangus. Jadi gue ga bisa ngapain-ngapain sebelum pengobatannya selesai.

Pengen rasanya gue ngabarin acha, kalo sebenernya gue itu masih hidup. Tapi gue takut, acha malah khawatir karena kondisi gue. Jadi, lebih baik gue ketemu langsung sama dia.

~Skip~

Genap 1 tahun, dokter bilang kalo gue udah bisa pulang ke bandung. Betapa senangnya gue, sebentar lagi gue bakal ketemu sama acha. Demi apapun, gue rindu banget sama acha. Jam 2 tepat pesawat gue siap untuk terbang ke bandung.

LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang