Laura

6 0 0
                                    

Hari ini hari minggu, kota New York tak pernah henti dari keramaian. Aku menghela nafas kasar setelah pekerjaanku selesai.

Baru saja hendak beristirahat di sore hari ini, bel rumahku berbunyi. Dengan malas aku membuka pintu dan mendapati kurir memberi sebuah paket.

"Atas nama Ny. Laura Willis?"

Aku mengangguk cepat, sehingga tangannya pun segera memberikan aku paket tersebut, aku menerimanya, setelah itu, aku kembali ke ruang tamu dan beristirahat sejenak.

"Hey," suara berat itu memanggilku, aku tahu. Namun aku terlalu malas untuk menanggapinya.

"Capek, ya?" tanyanya sembari memijat kakiku yang sengaja aku selonjorkan di sofa. "Terimakasih ya, istriku."

Aku tersenyum singkat.

Malam harinya, keluargaku makan bersama di meja makan. Kuperhatikan raut wajah Selena, putriku. Sungguh cantik.

"Mom, Lena ingin mendengar cerita dari Mom sebelum tidur."

Aku mengangguk.

Saat selesai makan malam, aku berkemas untuk mencuci piring di dapur, namun tangan besar itu menghentikanku.

"Biar aku, kamu temani Selena saja," aku membiarkannya dan menuruti maunya.

Kulangkahkan kakiku ke kamar Selena dan mendapatinya sedang belajar.

"Belajar, ya?"

Selena mengangguk kemudian menghentikan kegiatannya.

"I want hear your story, now."

Aku tertawa pelan, "okay." 

Selena duduk di kasurnya, dan aku mengikutinya.

"Kamu ingin cerita apa, Len?"

"Laura."

Aku menghela nafas kasar kemudian berkata, "Okay, Mom akan cerita, tapi janji, jangan memotong satupun cerita dari Mom, sebelum Mom bilang selesai. Kamu mengerti?"

Selena mengangguk.

Aku menghela nafas kembali dan memulai ceritanya.

🎄🎄🎄

Namanya Laura, umurnya masih 6 tahun kala itu. Dia sangat menyukai natal, karena natal membawa keceriaan untuk dirinya. Di saat hari natal tiba, ia sangat suka ketika ayahnya membawakan sebuah pohon natal kecil yang selalu ia pajang dan rawat di kamarnya.

Laura kehilangan ibunya ketika ia baru saja tiba di dunia. Begitu malang nasibnya yang tak dapat merasakan kasih sayang seorang ibu. Tapi, baginya itu tak masalah. Karena ketika Laura punya ayah, semua akan baik-baik saja.

Meski ayahnya sering pergi meninggalkan Laura, namun Laura tak merasa kesepian, ada pohon natal, kado natal yang sering ayahnya berikan untuk Laura. Dan Laura percaya, ayahnya akan kembali bila malam tiba.

"Ayah mau kemana?" tanya Laura ketika mendapati ayahnya hendak keluar rumah.

"Melakukan pekerjaan," jawab ayah dengan penuh kelembutan, kemudian mencium kening Laura.

"Tapi bukannya besok adalah hari natal? Kenapa ayah tidak mendapat izin dari bos ayah?" tanya Laura.

"Ayah akan kembali, Ra, Bila malam tiba ayah akan kembali."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lika LikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang