•Spica yang bisa disebut suzy

34 6 1
                                    

•••

Di pagi hari gua sedang bermimpi indah tentang gua si puteri cantik yang akan dinikahkan dengan pangeran tampan berjiwa ksatria,tiba-tiba terhancurkan oleh cahaya matahari yang menembus dari jendela kamar,yang otomatis ngenain pas ke wajah gua yang sedang bermimpi indah. Gua membuka mata gua perlahan,mengerjap-ngerjap beberapa kali menyesuai kan cahaya.

"Jam berapa ini?" Suara gua terdengar serak-serak khas orang bangun tidur. Diam sejenak mengumpulkan nyawa sambil berbaring santai.

Gua ngerubah posisi jadi duduk,menggaruk pelan pipi gua yang emang terasa gatel,mungkin ini efek dari ngiler tadi malam.

Tok.tok.tok

"Masuk aja" Kata gua.

Pintu terbuka,menampakan abang gua yang udah rapi dengan style manusia mau pergi ngampus.bisa gua liat dari raut wajah dia yang agak panik atau gimana gua gatau jelas yang jelas ya seperti itu.

"Woi,ica! Kamu gamau sekolah apa gimana? Ini udah mau jam setengah tujuh" Seru abang kedua ---Aldebaran giozora---.

Gua reflek menoleh kearah jam digital yang berada diatas nakas samping tempat tidur,gua melotot,kaget. Bukan,bukan karena jamnya ngigit atau dia mau ngegrepe-grepe in gua,yakali ga elit banget di grepe sama benda mati. tapi karena itu jamnya nunjukin pukul 6:29 lah monkey,ini ngapa ga ada yang bangunin!

"Kenapa abang nggak bangunin aku?!" Gua melotot kearah bang gio.

Dengan gesit gua langsung menyibak selimut yang menempel manja dipaha,langsung turun dari kasur terus melesat kedalam kamar mandi.

Ga butuh waktu lama buat mandi,ya karena ini waktu mepet banget,gua bersihin aja bagian yang penting-penting  buat masa depan aja gitu.capek juga ternyata buru-buru.udah pake seragam yang menurut pak Amun yang nama aslinya---hajimun sukiman--- itu gak rapi dan masa anak perempuan begini?! Emang pak amun itu orangnya mencintai kedisiplinan sampai-sampai istri saja di nomor dua kan.

Oke skip membahas pak amun yang bernama jelas---hajimun sukiman---itu.menyambar tas berwana hitam yang berada di atas meja belajar,buru-buru kebawah takutnya nanti di hadang oleh pak ujang si penjaga pagar hitam sekolah.

"Kamu sarapan dulu dong,ica." Titah abang pertama,geo -----Adhara geozora---.

"Gamau! Kenapa nggak ngebangunin aku?!" Ketus gua sambil mendelik kearah bang geo.

Bang geo menggaruk belakang kepalanya yang gua gatau itu beneran gatel atau cuman pengen olahraga jari. "Abang kira kamu pasang al---"

"Halah alesan! Kan abang juga tau jam weker aku rusak!" Gua mengambil sepatu gua yang berada diatas rak,terus make disitu juga. Kesel abis sama dua abang gua,pengen mengebiri mereka berdua cuman apa daya mereka terlalu tampan,dan karena ketampanannya hati gua bergeser membuat lempengan didalam hati gua bergetar dan berhasil memaafkan mereka berdua.

Abang geo memberikan gua tupperware wadah buat makan yang lumayan mahal dan bisa bikin ibu-ibu ngamuk kalo hilang di sekolah. Itu isinya roti. "Nih makan disekolah jangan lupa,harus pagi ini pas sampe di sekolah oke?"

Karena gua sudah memaafkan dia dengan sepenuh hati,gua menerima tupperware itu lalu salim ke abang geo. "Makasih!" Gua berkata dengan nada yang ketus abis,mampus. Kesel gua belum ilang walau sudah memaafkan.

•••

Gua turun dari motor ninjanya bang gio,dengan wajah yang cemberut abis karena akan gua tegaskan,walau pun gua memaafkan bukan berarti rasa kesel gua ilang.

"Kenapa sih,ca? Cemberut gitu mukanya udah kayak tai kucing baru keluar" Bang gio memandang gua aneh.

"Apa hubungannya dengan tai kucing yang lebih mirip sama abang?!" Gua menjawab sewot masih dengan keadaan cemberut.

The uniqueness of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang