Chapter 29:Bisa Apa?

21 5 6
                                    

             ***
    Aku menghentak-hentakan kakiku kasar dan duduk di salah satu taman, aku memainkan kerikil yang ada disana sesekali menendangnya untuk meredakan emosi ku
   
"nih" sebotol air mineral berada tepat di depan wajahku, aku pun mengambilnya

"makasih ya kk" ujarku meneguk air mineral hingga tersisa setengah

"lo ngapain disini?" tanyanya

"kakak juga ngapain disini, kakak bolos?" tanyaku balik

"kita sama-sama bolos Fa" ujarnya sambil terkekeh kecil

"aku lagi males kesekolah kk" ujarku bete

"Raka? Kenapa dia" tanya kk Yoga

"aku juga gak tau aku salah apa, belakangan ini tuh dia sering banget marah-marah gak jelas, semalam juga pas ditelpon dia kayak ngebentak aku gitu" ujarku sewot

"mau jalan-jalan gak? Ya anggap aja gue sebagai teman yang mau ngehibur lo"

"kemana kk?" tanyaku

"kemana aja asal lo gak kesel lagi" ujar kak Yoga

Aku dan kak Yoga naik ke sepeda motor milik kak Yoga, mungkin kalok saja ada salah satu guru kami melihat kami membolos bersama, dijamin pasti kami akan dikenakan skors selama 3 hari tapi tak apa lha buk, untuk kali ini saja demi masa depan hati dan pikiranku

            ***
Kami sampai di sebuah danau yang sangat indah, disana terdapat beberapa perahu yang bisa dinaiki dan terdapat rumah pohon juga yang terlihat sudah tua serta lapangan bola basket di bawahnya

Aku naik ke atas rumah pohon tersebut, kulihat kk Yoga yang mulai memantul-mantulkan bola basket

Setelah kurasa sampai diatas, aku duduk dan mengayun-ayunkan kaki ku yang menggantung di udara sambil menikmati hembusan angin yang menyentuh pori-pori ku

"kak, kakak tau darimana tempat ini?" tanyaku

"hm...tau darimana ya? Felling aja ngajak lo kesini" ujar kk Yoga sambil memasukkan bola kedalam ring

"aku suka kk tempatnya, andai aja Raka yang ngajak aku kesini" ujarku lesu

"jadi gak senang nih kalok gue yang ngajak"

"eh..bukan gitu kk, aku seneng kok, makasih ya kk" ujarku sambil tersenyum

"gue bukan mau ikut campur tapi lebih baik apapun masalah lo bicarain dulu lha sama Raka bukan malah menghindar kayak gini" ujar kak Yoga, aku menghela napas sejenak

"tapi aku bingung sama sikap dia kk, beberapa hari ini dia kayak bukan Raka yang aku kenal, dia selalu aja marah-marah gak jelas sama semua orang"

"Fa gue gak mau lo nyesel setelah ini, gue gak mau lo bodoh kayak gue yang udah nyia-nyiain orang yang gue sayang, gimana pun sikap Raka dia pasti punya alasan untuk itu dan tugas lo dengerin apapun penjelasan dari dia" aku terdiam mendengar kata-kata kk Yoga, benar seharusnya aku tak disini namun ego dan hati tak bisa bekerja sama

"gue tinggal dulu ya, gue mau ke warung depan, kalok udah siap ngelamunnya langsung samperin gue aja" kk Yoga pun melangkah pergi meninggalkanku

Tinggalah aku sendiri berteman dengan sepi, sambil menikmati hembusan angin yang tak pernah dusta, kuingat kembali kejadian tadi malam

"Raka kamu kenapa?" tanyaku disebrang telpon saat mendengar bentakannya

"gue bilang jangan ganggu gue lagi, bagi gue lo udah mati" ujar Raka kasar

Aku menitihkan air mata, rasanya alam pun ikut bersedih, ia menghantarkan ku angin untuk menemaniku dan mendungnya awan untuk menyamaiku

Deringan telpon ku membuyarkan tangisanku, aku segera merogoh tasku dan mengambil benda pipih kesayanganku dengan berat hati aku mengangkat panggilan itu

"selamat pagi bidadari, kamu kok gak masuk sih" ujar Raka ramah

Aku memutar jengah bola mataku, masih bisakah dia bersikap manis setelah kejadian tadi malam

"aku sakit!" ujarku ketus

"kamu sakit? Bidadari sakit apa? Kok gak bilang sama babang Raka yang tampan ini sih"

"Raka kamu ini pura pura bego atau gimana sih, aku tuh sakit hati dan jangan tanya sakit hati kenapa! karena ini semua gara gara kamu!"

"ha! Kok aku sih, emang aku apain hati kamu, hati kamu baik-baik aja kok, ini masih ada disebelah hati aku"

"gak lucu!"

"ya ampun ketus amat mbak, yaudah seriusan nih kamu sakit hati karena apa?" tanya Raka lembut

"kamu tuh tadi malam udah ngebentak aku, padahal tadi malam aku pengen ngobrol sama kamu tapi pas aku telpon, kamu malah ngomong kasar sama aku" ujarku yang ingin menangis

"ha! Masak sih itu kamu, gak mungkin, bukan kamu yang mau aku bentak, yaudah gini deh nanti malam aku kerumah kamu ya, aku bakalan jelasin semuanya sama kamu, oke?"

"serah kamu deh" aku pun langsung mematikan sambungannya secara sepihak

Dan benar saja malam harinya Raka sudah nangkring di teras rumahku dengan segelas teh dan setoples bikuit yang sudah aku siapkan

"ngomong ngapa dah, diem mulu dari tadi" ujar Raka sambil melirik kearahku, aku melipat kedua tanganku didepan dada sambil fokus menatap lurus kedepan

"yaudah kamu kan katanya mau jelasin sesuatu, buruan jelasin!" ujarku ketus

"ehm..jadi gini bidadari Syifa yang paling cantik, tadi malam tuh aku gak bermaksud buat bentak kamu, mana mungkin lha aku bentak pacar aku yang paling manis ini" ujarnya sambil membetulkan posisinya menghadap kearahku

"jadi kamu bentak siapa, bentak cicak di dinding!"

"ya kasian juga sih cicaknya kalok dibentak" ujarnya sambil menggaruk belakang kepalanya yang kuyakini tak gatal

"ck..Raka serius deh, kamu ini selalu nganggap semuanya bercanda, aku tuh marah sama kamu, kamu tuh harusnya jelasin sama aku, kalok kamu jelasinnya kayak gitu mana mungkin aku bisa percaya" Raka pun tampak bingung, ia mengambil kedua tanganku dan menggenggamnya erat

"Syifa aku emang nampaknya gak pernah serius tapi kalok buat kamu aku selalu serius kok, beneran tadi malam aku gak maksud buat bentak kamu, aku gak tau kalok yang nelpon itu kamu, kalok aja aku tau gak mungkin aku kayak gitu" ujarnya sambil menatap mataku, tak kuliat kebohongan dimatanya

"jadi kamu kenapa gitu" ujarku menghela napas

"itu tuh karena.. ehm..karena kang gojek, ha..iya kang gojek, dia lama banget nganterin pesenan aku, padahal aku udah laper banget yaudah aku bentak aja deh kalok aku mati kelaperan gimana" aku pun menautkan kedua alisku

"gak masuk akal tapi yaudah deh percaya aja, Raka kan emang gitu orangnya" ujarku memutar bola mata jengah melihat tingkahnya

"emang aku gak salah pilih deh buat dijadiin calon istri, lopyuu neng Syifa..." ia pun menunjukan sederetan giginya seperti iklan pasta gigi

             ***

Huftt...lama juga ya up nya..

Yaudah dimaafin ya namanya kadang gak stabil moodnya

Jangan lupa vote, comment and share ya

My Strange Man 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang