Tik tik...tik..tik tik...
Suara jemari yang menari di atas laptop itu masih menghiasi pendengaran yang di iringi dengan hembusan nafas teratur dari seorang gadis.
Sesekali matanya berkedip lalu membenarkan letak kacamata yang bertengger di hidungnya.
Krekkk...
Pintu terbuka menampilkan wajah sang Ibunda yang lembut serta sorot mata yang meneduhkan.
"Besok lagi ya, sekarang tidur."
Gadis itu hanya mengangguk patuh seraya melepas kaca mata dan menutup laptop lalu meletakkannya di nakas.
"Malam bun" Gadis itu tersenyum simpul sebelum perlahan menutup matanya.
"Malam juga sayang".
Wangi pericthor yang menyeruak menandakan bahwa semalam bumi telah di basuh.
Burung saling bersautan seolah ikut memanggil mentari untuk menghalau dingin.
Gadis itu mengerjapkan matanya perlahan, menetralkan cahaya yang masuk ke indra penglihatannya.
Tok..tok..tok
"Non udah bangun belum?, ini bibi" suara wanita paruh baya itu terdengar lembut.
"Udah kok bi"
Gadis itu terseyum sembari membuka pintunya, matanya menelisik wanita yang membangunkannya tadi."Aku mandi dulu, makasih ya bi"
Wanita itu tersenyum, paham akan kata 'terimakasih' dari sang nona muda.
"Yaudah atuh non buruan ya".
Gadis itu tersenyum sebelum pintu tertutup.Huft.
Bosan. Itulah yang di rasakan gadis ini.Ia, lelah. Ingin mengeluh namun terlalu takut.
20 menit bersiap diri untuk melanjutkan kegiatan yang hanya itu - itu saja baginya.
Meja makan itu hening. Memang seperti ini suasana sarapan gadis itu. Monoton!.
"Sore nanti kamu ada les kan? Amba sama ambalika gabung bisa?".
Suara bariton itu mengintrupsi gerak seorang gadis yang akhirnya menggantungkan sendoknya di udara.
"Bisa, kan ayah udah minta ke Kak Iris duluan". Gadis itu terseyum lalu bangkit dari duduknya.
"Aku berangkat ya. Takut telat".
Gadis itu menyusuri koridor yang masih sepi, karena 'telat' hanya alibinya saja untuk menghindari perdebatan dengan sang ayah.
Gadis itu Ambika reylia adiba.
" Dibaa.. Bengong aja dah".
Ambika pun menoleh dengan tatapan datar ke arah suara yang tak asing lagi baginya. Dia Ira."Etdah gitu amat tu muka".
Ambika pun menghela nafas, Apa ira tidak pernah ingat dan harus terus di ingatkan."Ra, berapa kali gua bilang berhenti panggil gua 'Adiba'. Nama gua 'Ambika'. Oke"
Ira hanya nyengir.
"Enakan Diba tau"Dan Ambika? Hanya memutar bola matanya.
Hari ini sepulang sekolah jadwal Ambika untuk les piano, Biasanya saat les Ambika akan sangat senang, karena ia bisa melepas penat.
Tapi tidak lagi.
Hari ini Amba dan Ambalika ikut serta dalam les pianonya.
Entah ada apa dengan biola kesayangan mereka. Sampai akhirya memutuskan ikut dalam les piano.'Tuhan, bisakah aku bebas?'
Makasih vote and komen ya😊