1

75 2 0
                                    

malam ini Grace benar benar tidak bisa tidur, entah mengapa kepala cantiknya itu selalu memikirkan bagaimana kondisi yang terjadi esok hari?

"argh!!.. kenapa aku harus pulang di hari purge sialan ini!" menghela nafas. Grace sungguh pusing dibuatnya.

ia melihat jam dan ternyata sudah jam 5 pagi, oh tuhan.. satu jam lagi semuanya akan dimulai.

kaki cantiknya menuruni kasur dan keluar dengan mata yang terus melirik gelisah kemanapun, ia menuruni anak tangga, dan menuju kamar orang tua nya. ya benar, hanya kamar Grace lah yang berada dilantai atas, kamar Mommy, Daddy dan adiknya berada di lantai bawah.

ia sampai didepan pintu kamar orang tuanya dan membukanya "ah sial kenapa harus dikunci sih" Grace menggerutu selama perjalanannya menuju kamar adik sialannya. Marcel.

klekk..

"Marcell.." bisik Grace dan ia tidak menemukan kebaradaan adiknya. Grace terus menelusuri kamar dan menemukan Marcell tengah tertidur dibalik lemari. "oh tuhan Marcell what the hell is it!" Grace segera mengangkat badan adiknya ke atas kasur dan terlihat Marcell yang menggeliat karena merasa tidurnya terganggu. Grace yang melihat itu hanya tersenyum tulus, sungguh dia sangat menyayangi adiknya itu walau terkadang ia sangat membencinya karena tingkah jailnya.

"kau sangat menggemaskan ketika tertidur Marcell, aku sangat menyayangimu walaupun kau sangat menyebalkan." Grace keluar kamar adiknya itu dan menuju dapur untuk membuat susu dan roti panggang.

tok tok tok!!
tok tok tok!!

terlonjat kaget. Grace segera menaruh pisau rotinya dan memegang dadanya yang bergemuruh. "shit! siapa sih yang bertamu pagi pagi buta begini." melihat jam dinding dan terkejut dengan jarum jam yang menunjukkan angka 06.00 am.  "oh my God" Grace merasakan atmosfer mengerikan sekarang ini.

Grace POV

aku benar-benar bimbang harus membuka pintu atau tidak, karena sekarang sudah masuk hari pembersihan sialan itu dan aku sudah diperingatkan oleh Daddy agar tidak pernah membuka pintu untuk siapapun ketika purge berlangsung.

TOK TOK TOK!!!

"fuck! okay wait aku datang!!" sial aku benar-benar akan jantungan jika terus saja kaget seperti ini. masa bodoh aku tidak peduli ini purge atau apalah. aku berjalan dengan cepat menuju pintu dan membukanya tanpa melihat dahulu siapa yang datang. dan saat aku membuka benar saja kedua mataku langsung melebar dan seketika aku menutup mulut dengan tanganku sendiri.

"oh my God baby what happened? kenapa kau terluka seperti ini? siapa yang membuatmu terluka?" sungguh aku benar-benar menyesal telah mengumpat nya di dapur tadi. keningnya mengeluarkan darah dan matanya sedikit menutup sebelah kiri entah mungkin dia habis jatuh atau apa aku tidak mengerti, anak kecil berusia 8 tahun langsung saja memelukku dan menangis meminta tolong. "help me please i will die.." ucapnya sambil menangis. aku langsung berlutut dan melihat dia dari dekat, sungguh tampan sekali dia. "hey kau tidak boleh berbicara seperti itu" aku langsung menariknya masuk dan menggendongnya tak lupa menutup pintu dan menguncinya lagi. aku berjalan kearah meja makan dan mendudukinya diatas meja. "tunggu disini sebentar aku akan mengambil kompres untukmu dan minum" anak itu hanya mengangguk sebagai jawabannya.

aku bergegas mengambil air dan saputangan serta membuatkan nya susu dan roti. saat aku kembali dia tengah menangis dan tangannya gemetar. "hey kau aman disini, ini diminum dulu susunya kau akan lebih tenang setelahnya" dia pun meminumnya dan menatapku "kau akan dibunuh mereka karena kau telah menyelamatkanku" katanya sambil menangis. aku hanya tersenyum dan membersihkan darah diwajahnya dan memberinya sedikit ciuman dilukanya. "aku tidak takut sama sekali dengan mereka atau siapapun itu"

tak berselang lama tibatiba pintu kamar ayahnya terbuka dan munculah sosok sam. "daddy aku menemukan anak ini didepan pintu rumah dengan keadaan yang sungguh aku tidak bisa mendeskripsikannya, dia penuh luka dan aku tidak tega jadi aku membawanya masuk dan mengobatinya. tidak apa kan dad?" sambar grace saat ayahnya berjalan menemuinya. sam lalu menarik grace ke tempat yang lebih jauh dan berbicara setengah berbisik "apa yang kau lakukan grace? bukannya daddy sudah bilang jangan membiarkan siapapun masuk kedalam rumah ini apapun keadaannya! kau ini tidak tahu siapa dia dan karena apa dia terluka!" tanya sam marah. "daddy dia anak kecil! aku tidak bisa hanya membiarkannya menangis kesakitan didepan rumah dan aku sungguh tidak tega mendengarnya meminta tolong seperti itu, ayolah dad tolong aku, aku janji aku akan memastikan semuanya baikbaik saja" sahut grace sambil memeluk daddy nya. jika grace sudah seperti ini sam yakin dia tidak bisa melakukan apapun selain menuruti kemauan anak sulungnya itu. "jaga dia daddy ingin membangunkan yang lain" sam pun melepaskan pelukannya dan meninggalkan grace disana. grace hanya menatap punggung ayahnya dan berbalik menatap anak kecil itu yang tengah memakan roti buatannya. dia pun tersenyum melihatnya.

"hey kau anak manis, ngomong ngomong aku belum tahu siapa namamu? aku gracy kau bisa memanggilku grace" tanya grace sambil duduk dikursi didepan anak itu. anak itu hanya menatapnya dengan kosong dan berbicara "aku crish" singkat padat jelas. "wow kau sungguh irit berbicara ya, ayo ikut ke kamar ku dan tidur disana aku ingin membersihkan diri kurasa aku harus mandi" mereka pun menaiki tangga dan menuju kamar grace dan crish pun langsung menaiki kasur grace dan tidur disana. grace langsung membawa ponselnya dan menyalakan musik yang sangat keras, dia ingin merilekskan tubuhnya dengan suara musik itu, dia fikir berendam akan menjadi hal bagus untuk saat ini.

•••
"DIMANA BOCAH ITU!" tanya seorang pria tinggi tegap dengan tangan penuh darah kepada para anak buahnya. anak buah nya pun hanya memandang pria itu takut takut karena gagal menjaga bocah itu. "saya me melihat anak itu memasuki rumah yang besar tuan di ujung jalan sana" akhirnya salah satu anak buahnya berbicara. "DAN KAU TIDAK MENGAMBILNYA?! KAU HANYA MELIHATNYA SAJA?!" kali ini amarah jack benar benar sudah diujung kepala. bagaimana bisa mereka lengah dalam mengawasi bocah tengik itu. hanya anak kecil ingusan saja mereka tidak becus menjaganya. sialan. "sa saya sudah berusaha menangkapnya namun dia sangat gesit, tapi saya berhasil melukainya dan saya yakin dia akan kehabisan banyak darah tuan" jack hanya diam dan menahan tangannya agar tidak melepaskan peluru yang ada di pistolnya ini untuk anak buahnya yang benar benar bodoh ini. "kita kesana, mengambil apa yang sudah menjadi milik kita. jika ada yang menghalangi, bersihkan mereka semua siapapun itu aku tidak peduli! CEPAT!"
"si siap bos" jawab mereka semua. dengan sigap mereka mengambil semua peralatan mereka di mobil dan berjalan kerumah sana, sebagian ada yang menaiki mobil dan sebagian ada yang berjalan kaki.

ya... the purge day, hari pembersihan dimana semua para gangster dan psikopat mulai beraksi untuk memuaskan nafsu mereka dalam hal menyiksa, membunuh bahkan memperkosa. tidak ada bantuan keselamatan apapun itu pada 24 jam disana. dan salah satu gangster terkuat Jack Wickfield, ada seorang yang membuatnya marah kali ini. dia tidak akan melepaskan siapapun yang mengahalangi rencananya dan dia akan membuat mereka menyesal seumur hidupnya.

~~~~~~~~~

HUREYYYYY!!!
akhirnya update semua setelah sekian lamaa!! have u fun jangan lupa voment yaahhh!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SufferingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang