MARGA

14 6 3
                                    

Kita tak bisa memilih dari rahim mana kita dilahirkan.Dari keluarga seperti apa kita tumbuh.Dari orangtua yang seperti apa karakter kita dibentuk.

Begitupun juga aku .Kumohon jika ada perilaku,perkataan ataupun sikapku yang tak mencerminkan bahwa aku dari keluarga terhormat, tolong jangan hina keluargaku.Jangan hina ajaran keluargaku tanpa kalian tahu usaha mereka membesarkan dan mendidikku selama ini.

Aku tak ingin pamor karna marga keluargaku,aku ingin dikenal sebagai diriku sendiri.Bukan karena marga yang diberikan orangtuaku.

Andai saja aku tidak terlahir dari keluarga yang seperti ini maukah kalian beramah tamah padaku? Menganggapku penting dalam hidup kalian?Sesopan inikah kalian bersikap dan berbicara padaku?Atau mungkin sebaliknya?

Mungkin aku tak seperti kalian yang bisa dengan bebas berinteraksi dengan lawan jenis.Tapi beginilah caraku menjaga kehormatanku sendiri.Kalian fikir mudah hidup dengan menyandang status yang masih menunjukkan bahwa kita masih keturunan nabi Muhammad saw? Tidak.Sungguh ini begitu menyulitkan bagiku .Setiap perbuatan ,perilaku pasti akan di komentari oleh mereka yang melihat kita.Kita tidak hidup sendiri , ada orang yang dengan senang hati mencampuri urusan kita tanpa kita minta.Tapi aku tidak bisa apa-apa selain menerima takdirku ,aku juga bersyukur lahir di keluarga ini.

Aku tak menganggap diriku ini paling baik.Aku buruk bahkan lebih burukdari kalian semua.Marga seseorang tak menjamin sholeh sholihahnya seseorang.Kalian tau betapa sulitnya menjaga sikap, perilaku juga perkataan yang mungkin bisa melukai hati.Jangan pandang aku dari status keluargaku. Aku tak ingin di hormati atau disegani karna status yang kubawa sejak lahir. Aku ingin kalian memandangku sebagai diriku bukan statusku.

Sejauh ini aku menilai semua orang yang mengenalku akan langsung hormat begitu tau status keluargaku.Padahal dulunya biasa saja. Aku tak ingin seperti itu.Kumohon bersikaplah seperti biasa sebelum kalian tau latar belakangku.Aku sungguh malu dengan itu, kalian menyanjungku seolah aku ini orang paling suci. Tapi nyatanya tidak .Aku masih berani meninggalkan sholat, membentak orangtuaku,jenuh dengan semua kekangan yang ada.

Tapi semua itu kembali lagi kepada takdir yang harus kuterima. Mau bagaimana lagi kan kalo takdir sudah berkata begini?
Bertemanlah sewajarnya , anggap aku juga sederajat dengan kalian , aku juga masih butuh teguran dari kalian.

MY DIARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang