Aku pernah berada dalam fase dimana aku mulai tertarik kepada lawan jenis.Yang pertama waktu SD.Tapi aku tak pernah menganggapnya serius.Kupikir itu hanya rasa sesaat atas kekagumanku pada wajahnya.Dan mungkin karena kita sekelas waktu itu
Saat itu aku hanya berpikir bahwa aku hanya tertarik pada wajahnya dan yang bisa kulakukan adalah menyembunyikan perasaanku.Karena aku dikenal pendiam disekolah.Bisa gempar satu sekolah kalau mereka tau aku menyukai salah satu teman ,sekelas lagi.Tapi setelah lulus dan tak pernah bertemu rasa ini berangsur hilang.Yah itu hanya cinta monyet saja pikirku.
Dan yang kedua waktu MTs.Sama seprti waktu SD, rasa ini muncul karena kami satu kelas.Dan berlanjut hingga ke kelas sembilan.Dan yah lagi-lagi yang bisa kulakukan adalah diam,memang apalagi yang bisa kulakukan selain diam.Aku selalu diam dan tak pernah berinteraksi dengan lawan jenis di sekolah.Jadi hanya aku yang tahu kisah asmaraku disekolah.
Aku tak pandai mengutarakan isi hatiku kepada siapapun.Aku takut mereka akan membocorkannya.
Pahit memang memendam perasaan dan harapan yang berujung kekecewaan. Aku mau dia melihatku dan tahu tentang perasaanku.Tapi bagaimana mau tahu kalau aku sendiri selalu tertutup kepada laki-laki.
Dan hingga akhirnya aku mendengar dia menjalin hubungan dengan teman sekelasku.Kalian tahu rasanya? Pasti taulah.Yang pasti rasanya sakit sekali hingga butuh waktu tiga hari untukku menormalkan jantungku.
Dan tiga hari itu aku hidup tapi mati.Aku tersenyum bahkan tertawa seperti biasa, tapi itu kalau didepan semua orang.Aku bertahan dengan keceriaan yang fake.Saat sendiri aku akan terpuruk dan menyesali mengapa aku jatuh cinta, mengapa aku harus tau rasanya jatuh cinta, dan mengapa aku harus mengalami semua ini.Aku tak ingin sakit hati sungguh aku tak ingin merasakannya.Tapi Allah memberiku rasa ini karena Dia cemburu aku terlalu berharap kepada makhluknya dan melupakannya.
Sejak itu aku tak ingin lagi merasa jatuh cinta.Aku menutup hatiku dari semua perasaan cinta.Hingga aku menjadi pribadi yang dingin kepada lelaki.Mungkin jika aku menganggapnya istimewa aku tak akan sedingin ini.Tapi tidak.Tidak lagi, aku tak akan membiarkan hatiku hancur kembali oleh sebuah pengharapan.
