Kabar Jessy

12 2 2
                                    

Sarinnah langsung merebahkan diri di atas kasur begitu saja tanpa memedulikan Jessy yang sedang sibuk di dapur. Ia tidak merasa terganggu dengan suara benturan penggorengan dan aroma makanan yang tercium di indra penciumannya. Tadi ia meminta Jessy menjemputnya pulang.

Lemburan kali ini sukses membuat kakinya membengkak. Ia menatap sekilas jam digital yang nangkring di dinding. Sudah jam 11 lewat 22 menit. Ia ingin mandi, tapi badannya serasa dihantam truk. Lelah luar biasa hari ini. Ia tidak ingin pulang ke kontrakan. Malam ini ia sudah memutuskan untuk menginap di apartemen Jessy yang lumayan dekat dari pabrik tempatnya mencari berlian.

“Bangun, woiii.” Jessy mencoba menariknya yang sudah sedikit terlelap. “Lo bersihin deh badan lo, trus ganti baju punya lo sono. Abis itu makan.”

Melihat Sarinnah yang tidak bergerak sedikit pun, dia langsung menendangnya tanpa ampun.

“Ya ampun, Jeeesss.” Tereak Sarinnah sambil menghalau tendangannya.

“Bangun, makanya.”

Sarinnah mendelik, “Lo coba jadi gue.”

“Ogah.” Balas Jessy dengan menyebalkan. Lagian, siapa suruh nolak tawaran gue  buat kerja di kantoran kaya gue. Mamam tuh.

Sarinnah beranjak pelan sebelum Jessy makin brutal. Tapi ya Tuhan, sakit banget rasanya ini, kaki gueee. Batinnya ketika mencoba mencapai kamar mandi.

Usai menjalani semua perintah Ratu Jessy yang terhormat, Sarinnah melirik Jessy yang sedang serius menatap layar smartphone.

“Gue udah ngelakuin semuanya. Piringnya besok aja dicucinya. Gue ngantuk,” lapornya setelah merebahkan diri di samping Jessy dan memeluk guling di dekatnya.

“Lah, ntar dulu. Gue mau ngomong dulu sama lo, Rin.”

“Besok aja lah, gue ngantuk banget, Jess.”

“Ga bisa, gue harus ngomong malam ini.” Jessy menyibak guling yang menutup muka Sarinnah sebagian.

“Yaudah ngomong aja,” ucap Sarinnah pelan.

“Ga bisa, lo cuma dengerin doang, tapi besoknya lupa apa yang lo dengerin.” Jessy mulai jengkel dengan kelakuannya.

Hei, jangan salahin gue ya. Badan yang sudah remuk dipaksa lembur hingga malam itu sangat luar biasa lelahnya. Ga heran dong gue mulai manyun dipaksa harus mendengarkan ocehan Jessy. Issh, harusnya tadi minta anter ke kontrakannya aja sekalian.

“Okay, 10 menit.” Aku mencoba membuka mataku dan menggelengkan kepalaku dengan kencang lalu menepuk keras kedua pipiku agar kesadaranku kembali stabil. Aku menatap Jessy yang tersenyum menyebalkan.

“Rin, bulan ini gue harus berhenti kerja. Gue udah hamil 5 minggu.”

Aku menganga. Menatapnya tak percaya. Lalu beberapa detik berikutnya aku segera memeluknya. “ Ya tuhaaaan, gue jadi tanteee. Makasi, Jessy sayaaang.” Aku menciumi seluruh mukanya kecuali bibirnya tentu saja wooiii.

“Tapi, trus gue gimana, Jess? Masa gue sendiri?”  Aku menatapnya lagi memikirkan nasibku selanjutnya.

Jessy menatapku seolah seorang ibu ingin memarahi anaknya. “Mulai saat ini, lo harus handle sendiri. Sorry gue gak bisa nurutin lo kali ini. Ini kabar bahagia gue. Tapi reaksi lo begitu. Masih mementingkan diri sendiri. Padahal di dalam perut gue ponakan lo sendiri, Rin. Anak yang bakal panggil lo tante.”

Aku mingkem. “Maaf, Jess. Maaf gue egois kaya gini. Maaf.” Aku meraih tangan Jessy yang tadi menepis tanganku.

“Je~~ss”.

“Jijik gue dengernya, ih. Iya gue maafin”.

Senyumku mengembang. Tapi detik berikutnya senyumku memudar setelah dia melanjutkan ucapannya.

“Tapi ada syaratnya.” Lanjut Jessy sambil menyelimuti dirinya. Bersiap-siap ingin tidur. “Kalau kagak mau ya gak bakal gue maafin. Itu terserah elu sih.”

“Mana ada orang mau dimaafin kalau ada syaratnya segala. Emangnya sinetron. Jangan ikut-ikutan kaya artis halu deh.”

Jessy menguap lebar. “Terserah lu deh, nenek gondrong. Dosa lu bakal numpuk. Soalnya di badan gue ada nyawa satu trus ditambah gue jadi double. Bubai. Good night, nenek gondrong kesayanganku.”

“Wohooo, okaaay. Lo menang, Jess. Okay. Jadi apa?” Aku bersedekap sambil memicingkan mata.

Jessy langsung membuka mata waktu mendengarnya. Bibirnya melengkung ke atas. “Cuma satu aja. Reuni tahun ini.” Jessy menggerakkan salah satu alisnya.
Aku mematung.

#littlebees
#littlebeeschallenge
#littlebees day3

Ampuuun maaak, ceritanya masih kaku kek triplek. Cerita masih aja berubah-rubah. Hari ini terserang badmood sampe jam9 malem. Untung jalan keluar sebentar sambil beli semangkok bakso. Semoga besok bisa lebih baik ya. Amin yra.

Makasi yang udah baca cerita ini😘😘😘

SarinnahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang