Hayo yg siders nanti di kecup dijah kuning..
..
.
Namjoon berjalan dengan malas menuju meja yang terletak di salah satu restaurant yang Namjoon ketahui setelah Minki mengirimi nya pesan.
Ia berbohong soal meeting hari ini.
Dia tidak mungkin juga jujur pada Seokjin jika tujuannya hari ini adalah bertemu sang ibu yang masih saja gencar membahas soal pernikahan dirinya dengan Minki.
Namjoon sudah jelas sekali menolak.
Namun sang ibu punya seribu cara yang membuat Namjoon mau tidak mau menuruti kemauan sang ibu.
Mengancam akan membahayakan nyawa Seokjin misalnya.
Namjoon jelas tidak memiliki pilihan lain, karna baginya, nyawa istrinya lah yang paling terpenting, meski itu artinya Namjoon sendiri yang justru malah menyakiti hati sang istri.
Sungguh. Namjoon hanya berharap bahwa Seokjin akan mengerti dengan semua keputusan yang coba ia buat.
"Sudah sampai." Pria manis berpipi gembil itu memekik senang ketika Namjoon baru saja melangkah memasuki sebuah ruangan yang sudah sengaja di pesan oleh ibu nya.
Namjoon hanya membungkuk sekilas, memberi hormat kepada kedua orang tua yang berada disana.
Itu tuan dan nyonya Choi.
"Dimana ibu?"
"Dia sedang dalam perjalanan, duduklah."
Minki menarik lengan Namjoon agar duduk di samping nya. Kemudian pria manis itu mulai bergelayut manja pada lengan kekar Namjoon.
"Sepertinya Minki benar-benar menyukaimu, tuan Kim." Ujar nyonya Choi.
Dan Namjoon hanya menganggapi dengan senyuman yang ia paksakan.
Sungguh, Namjoon ingin ini segera berakhir dan dirinya dapat kembali kerumah lalu memeluk istrinya itu semalaman penuh.
"Jadi kapan kau setuju untuk menikahi, Minki?"
.
.
Seokjin hanya diam termenung menatap beberapa pria bertubuh besar yang saat ini tengah terkapar di hadapannya.
Setelah kepergian Namjoon dari apartement, wanita tua itu-- atau sebut saja nyonya Kim mendatangi dirinya bersama dua orang pria berbadan besar.
YOU ARE READING
I Hate You (NamJin)
FanfictionKarna aku pernah mencintai begitu dalam, kemudian merasa sakit karna sebuah penghianatan. -Kim Namjoon Suatu saat aku akan kembali, dan membuktikan bahwa aku tidak bersalah. aku tidak perduli jika dia akan membunuhku, yang aku inginkan hanyalah anak...