Bab 2

4K 418 54
                                    





-○○-




13 Jun 20xx

Buku nota yang selama ini hanya aku jadikan sebagai pajangan terbuka lebar terbentang didepan mataku. Manikku menyipit, mengidu bau buku lama yang seperti sudah tahunan tidak terbuka.

Itu memang benar, aku masih ingat saat pertama kali aku mendapatkan gaji di restoran cepat saji dan membeli buku nota ini berharap bisa meluahkan isi hati yang selama ini selalu tersembunyi disudut hatiku.

Akan tetapi, ketika aku mulai ingin menekan pena hitam itu diatas permukaan kertas, aku termangu terdiam begitu lama hingga jarum jam mencapai angka sepuluh malam aku masih terpaku tidak tahu mau menulis apa.

Itu kali terakhir aku membuka dan mengirup aroma nota biru polos ini. Tapi sekarang aku tergerak untuk mencarinya dan beruntung nota ini hanya tertutupi sebahagian buku bergambar milikku.

Aku tidak tahan untuk meluahkan sesuatu yang meledak-ledak didadaku. Hampir setiap hari aku merasa duniaku berputar-putar dan dadaku berdegub kencang. Karena perasaan aneh itu aku mendapatkan sebuah perasaan yang selama ini tidak kusangka akan kurasakan.

Namanya Sasuke. Sasuke Uchiha, bersurai raven dan bermata oniks. Wajahnya tidak menunjukkan kalau dia jenis lelaki yang sukarelawan membantu korban sepertiku. Bibirnya juga tidak pernah melengkungkan senyuman.

"Tapi itulah yang membuatku jatuh cinta padanya."

Perasaan tulus dariku Sakura Haruno untuk Uchiha Sasuke.

Sinar matahari menyeruak menyinari kelopak mataku yang sudah terbuka duapuluh menit yang lalu. Mataku meredup, kenapa ingatan tentang dia muncul lagi.

Aku semakin sakit ketika melirik ke samping melihat Itachi tanpa pakaian sepertiku terlelap begitu tenang. Tanganku terkepal, kenapa masih saja sakit walaupun aku tahu kenyataan memang sudah seperti ini.

Dan ketika kebersamaan kami dulu ikut berputar-putar dikepalaku, aku bangkit meninggalkan Itachi di kasur dan masuk ke kamar mandi, menatap pantulan wajahku dan membuang seluruh emosi itu.

"Sekarang aku bukan lagi aku yang dulu..." Bisikku.











.












Itachi terbangun setelah aku selesai mengenakan pakaian, wajahnya masih memancarkan ekspresi lembut seperti biasa begitu juga sapaan selamat pagi dan kecupan didahiku. Tapi bedanya, matanya mengekspresikan sesuatu... sesuatu yang sangat menakutkan.

Tangannya merangkul pinggangku membimbing kami kearah meja makan, di sana keluarga Uchiha lain sudah berkumpul dan hanya tinggal menunggu kami. Sepanjang melangkah aku mencoba untuk tidak terlihat kaku atau memandang Sasuke yang berada di samping Hinata.

"Sasuke dan Hinata saling mencintai sejak dulu."

Aku tahu, bisikku dihati sambil menarik kursi disebelah itachi. "Selamat pagi." Sapaku tersenyum tipis.

"Selamat pagi juga Sakura-chan." Balas Mikoto Uchiha seorang wanita yang cantik dan sangat elegan serasi sekali dengan Fugaku Uchiha yang mengangguk sopan padaku.

"Selamat pagi Sakura." Hinata tersenyum lebar diiringi Sasuke di samping bergumam dan hanya menatapku sekilas sebelum fokus pada sarapannya.

Sekali lagi aku sakit.














Beautiful LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang