first day

51 6 2
                                    

Hari yang gue tunggu akhirnya datang. Ga tau kenapa gue selalu exited setiap kali hari pertama sekolah. Ya, hari ini adalah waktunya siswa tahun pelajaran baru untuk MOS ( Masa Orientasi Siswa ). Hari dimana para siswa pada umumnya benci hari ini. Tapi itu kebalikan dari gue.

Hari ini gue sekolah bareng sama kakak gue. Setelah gue memasukan barang-barang yang mungkin dibutuhkan untuk jadwal MOS hari ini, dan setelah gue sarapan, gue langsung nunggu kakak gue di teras dan dia yang masih dengan acara makan dengan gaya siput ( lama amat sumpah ). Setelah gue nunggu selama 10 menit di garasi, akhirnya dia dateng juga.

"Lama amat! Makan kek siput, jalan juga kek siput!" Kata gue dengan wajah datar gue yang bisa dibilang muka akward gue.

"Biasa aja kalik. Tu sekolah juga ga bakal lari." Dengan santainya kak gue jawab.

"O iya ya bodo amat sih lu san"
Kata gue dalam hati sambil menepuk dahi gue.

Di balas dengan gelengan kepala dari kakak gue ga percaya sama kelakuan gue.

Hari ini gue dibonceng sama kakak gue pakek motor vespa kesayangannya. Saat di jalan suasana hening beberapa saat setelah meninggalkan rumah. Beberapa saat kakak gue memecah keheningan.

"San, lo ga deg-deg an gitu pas MOS?" tanya kakak gue sambil membenarkan spion agar dapat melihat muka gue.

"Ga lah kak, ngapain juga gue deg-deg an?"jawab gue sambil senyum ga jelas.

"Aneh lu..." Timpal kakak gue sambil terkekeh.

"Aneh-aneh gini juga adek elu kak." Jawab gue sambil mengerucutkan bibir.

Kakak gue terkekeh geli melihat aksi mengerucutkan bibir gue lewat spion motornya.

Akhirnya setelah perjalanan yang diisi dengan topik ga jelas gue sampe di SMA Merah Putih, SMA yang bisa di bilang SMA idaman gue banget. Setelah turun dari motor, gue langsung membututi kakak gue dari belakang tanpa sepengetahuan dia. Kita sekarang berada di lapangan yang kondisinya ramai di penuhi siswa baru maupun kaka kelas, kakak gue yang sadar kalok gue buntutin dia langsung berhenti mendadak. Gue yang tadinya jalan nunduk karena sejak dari parkiran di perhatikan oleh banyak siswa. Gue nabrak punggung kakak gue, dan reflek ngomong

"Aduh! Gimana sih jala-" dengan nada yang sangat tinggi atau bisa dibilang teriak, terpotong karena saat gue mengangkat kepala gue, gue baru sadar kalau di sini ramai.

"Mampus abis lo sekarang diliatin banyak orang, mana ada kakak kelas lagi san!"
Batin gue sambil mematung.

Kakak gue langsung mendelikkan matanya mengisyaratkan untuk gue cepet-cepet menjauh dari lapangan. Tapi karena gue orang emang ga terlalu peka, ya gue diem aja mematung selama beberapa menit. Karena kakak gue lupa kalau adiknya ga peka, kak Nindya langsung ninggalin gue sendiri di lapangan dengan keadaan mematung dan memberikan tatapan mampus lo san dan gue baru sadar gue masih diliatin gue langsung pergi ninggalin lapangan dengan rasa malu. Sangat malu.

Setelah kejadian yang sangat akward moment itu gue pergi ke toilet untuk nenangin diri gue. Di sana gue ketemu sama sesama siswa baru yang sama gue. Kita kenalan, namanya listya sintya bela. Kita ngobrol-ngobrol selama beberapa menit. Dan menurut gue, kita cepet banget akrab.

"Hai, nama gue listya. Listya Sintya Bela."sapa seorang gadis cantik di sebelah gue.

"Hai, gue alexandra arsy christabel. Panggil aja gue sandra." Timpal gue.

"O iya, panggil aja gue tya. Atau terserah lo deh." Timpal dia lagi dengan tersenyum manis dan sambil mengulurkan tangannya ingin berjabat tangan.

"Widihh...cantik yaa, bodynya juga goals banget, senyumnya juga manis. Cwek idaman banget sih." Batin gue sambil tersenyum balik dan menerima jabatan tangan tya.

"Teman." Kata kita berbarengan.

Dan kita berdua tertawa.

FAKE LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang