Stress atau tegangan pada benda didefinisikan sebagai gaya persatuan luas penampang benda tersebut.
Cr by fisikazone
...
Chanyeol mengusak kasar rambutnya. Rautnya menunjukkan kefrustasian yang teramat sangat. Dahi menawannya yang tertutup sebagian rambut mengernyit dengan tidak nyamannya, bibir tebalnya yang seksi tidak berhenti menggerutu tanpa suara.
Gerutuan yang sebenarnya berisi kata-kata kasar tapi berusaha Chanyeol minimalisir--untuk tidak bersuara-- karena bagaimanapun juga ia berada di rumah sekarang.
Jangan sampai frustasinya bertambah dengan ceramah panjang lebar dari ayah dan ibunya tentang "Jangan memberi contoh buruk untuk adikmu."
"Hyung, apa kau baru bertemu penyihir?"
Dahi Chanyeol yang sedari tadi mengernyit semakin menambah kerutan di sana, ditambah dengan matanya yang sekarang memicing tidak mengerti menatap Sehun yang tiba-tiba saja duduk di sampingnya.
Anak itu dengan sisa-sisa ekspresi menggemaskannya meminum susu putih yang sepertinya baru dibuat Bibi.
Saat susu dalam gelas tersisa setengah, Sehun menatapnya, "Mulutmu dari tadi tidak berhenti bergerak seperti Mbah Dukun baca mantra."
Chanyeol memijit pelipisnya yang berdenyut nyeri sekarang. Demi apapun juga ia tidak memiliki cukup mood untuk menghadapi kepolosan adiknya yang kelewat jenius ini.
"Aku tidak pernah bertemu penyihir dan tidak sedang membaca mantra, oke?"
Sehun mengangguk, tapi wajahnya menyiratkan ketidakyakinan, sebelum meminum kembali susunya, menghabiskan yang tersisa.
"Hyung-"
"Aku sedang stress, Sehun. Jangan menggangguku." Chanyeol menyesal telah memilih ruang tv sebagai tempatnya merenung. Seharusnya ia berada di kamar saja, tapi bisa dipastikan itu pilihan yang buruk.
Kamarnya sangat berantakan sekarang, Chanyeol sedang malas membereskan. Bukannya tenang, stress nya mungkin akan berubah menjadi depresi jika ia terus di sana.
"Hyung, aku baru saja membaca buku dan di sana dibahas tentang stress. Ada cara untuk menguranginya juga."
Chanyeol menoleh, menatap Sehun yang terlihat begitu yakin dengan apa yang ia katakan, "Sejak kapan kau baca buku seperti itu?"
"Aku kan calon fisikawan terhebat dunia, tentu saja buku seperti itu harus aku baca."
Chanyeol menggeleng pelan, tidak tertarik dengan cerita Sehun mengenai Fisikawan. Yang lebih menarik saat ini adalah cara mengurangi stress seperti apa yang adiknya itu katakan, "Memang bagaimana caranya?"
"Menambah permukaan?"
"Maksudnya?" Chanyeol yakin telinga perinya masih berfungsi dengan baik, juga otaknya--yang meski tidak terlalu pintar-- masih bisa digunakan untuk berfikir.
"Berdasarkan apa yang aku baca, benda yang dikenai gaya tertentu akan mengalami perubahan bentuk."
Mendengar kalimat pertama Sehun saja, Chanyeol sudah merasakan kelopak matanya memberat.
"Peristiwa yang terjadi itu ada tegangan atau stress dan renggangan atau strain. Tegangan sendiri adalah gaya persatuan luas penampang benda dan renggangan adalah perbandingan antara penambahan panjang benda terhadap panjang mula-mula."
Chanyeol menatap Sehun--yang tengah menjelaskan-- tanpa minat, tapi kepalanya sedari tadi mengangguk, mengantisipasi adiknya itu mengadu yang tidak-tidak pada ayah dan ibu.
"Anggap saja benda itu adalah dirimu, gaya itu adalah masalah yang membuatmu stress dan luas permukaan adalah orang-orang di sekitarmu. Jadi, untuk mengurangi stress kau harus memperbesar luas permukaan. Luas permukaan yang semakin besar tentunya akan menambah panjang benda yang akhirnya akan merenggang. Dengan kata lain hatimu akan menjadi lega."
Mata Chanyel mengerjap beberapa kali. Sebagian besar kalimat Sehun itu hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Hanya beberapa kata yang mampu ia tangkap, tapi itu tidak membantu otaknya sama sekali dalam mencerna apa maksud Sehun.
Sejak lulus dari sekolah menengah pertama, Chanyeol tidak pernah sekalipun bersinggungan dengan sains. Sebisa apapun, ia pasti selalu menghindari sesuatu yang membuat kepalanya sakit akibat berpikir keras.
"Lalu?"
"Kau harus menceritakan padaku masalahmu. Dengan itu kau akan memperluas permukaan untuk mengurangi stress."
Chanyeol mendengus. Mengatakan itu saja kenapa harus berbelit-belit dihubungkan dengan Fisika?
Tapi Chanyeol mulai menimang. Jika ia memberitahukan masalah pada Sehun, apa benar itu akan membantu. Masalahnya kali ini cukup berat. Satu minggu lagi, festival band akan diadakan tapi kelompoknya mengalami masalah akibat dua anggotanya yang membawa masalah pribadi mereka setiap latihan, membuat anggota lain terganggu.
Sebagai ketua kelompok, Chanyeol harus menyelesaikan masalah ini. Tapi, dua anggota yang bertengkar ini adalah wanita. Si vocalist dan keyboardist, dan mereka sama-sama sedang sensitif-sensitifnya. Bisa hancur kelompoknya jika ia salah mengambil langkah.
"Memangnya jika aku menceritakan padamu, kau akan memberiku solusi?"
Sehun mengedikkan bahu, lalu mengangguk tidak yakin.
"Sudahlah. Tidak usah." Chanyeol meninggalkan Sehun begitu saja yang terus memanggilnya dari ruang tv.
...
omake
"Idemu bagus juga, Hun." Chanyeol tersenyum senang. Membuat dua anggotanya itu bicara berdua--selama ini mereka saling menghindar-- adalah pilihan yang bagus. Masalah tidak akan selesai jika yang bersangkutan tidak pernah berusaha menyelesaikan sendiri.
Kenapa Chanyeol tidak kepikiran ya?
Chanyeol mengusak kasar rambut Sehun hingga berantakan. Tapi adiknya itu justru menunjukkan eyesmile dan senyuman yang begitu manis.
"Traktir aku bubble tea, Hyung."
Senyuman Chanyeol perlahan memudar. Ia sudah menggunakan sebagian uang jajan bulanannya untuk membayar sewa studio untuk latihan. Sisanya hanya cukup untuk memberi makan motor kesayangannya.
...
Untuk anak fisika, maaf jika ada kesalahan. Penjelasan Sehun mengenai teori di chapter ini adalah sepenggal ingatanku saat kelas 10 :D
Selamat hari Minggu~
See you~
KAMU SEDANG MEMBACA
Physicist
Fanfiction[CHANHUN] [Brotherhood, AU] a story about a Rocker Park Chanyeol and his Physicist Dreamer Brother Park Sehun. The most annoying person in this world is Park Sehun. No doubt.