TRAFALGAR Law kehabisan kata untuk mendeskripsikan perasaannya. Ia syok saat mengangkat tangan bukan tangan—atau sebut saja kaki depan dengan bulu abu. Yah, bulu berwarna abu-abu yang terlihat lembut. Meski lembut, itu tidak membuatnya merasa senang sama sekali.
Otak cerdas yang biasa memikirkan strategi-strategi untuk menyudutkan lawan itu kini kosong, seolah direbut begitu saja bersamaan dengan tubuh manusianya.
Law sudah berubah menjadi kucing. Kucing berbulu abu-abu gelap dengan badan agak gemuk—menggemaskan.
Dalam hati, laki-laki 18 tahun itu merutuk Basil Hawkins—teman sekelasnya yang minim ekspresi—keras. Laki-laki rambut panjang sepunggung—yang membuat Law terus heran mengapa sekolahnya membebaskan pelanggar peraturan macam Hawkins; rambut panjangnya. Oh, dia serius sekali ingin mengunduli rambut panjang laki-laki itu. Pasalnya, Hawkins yang membuat tubuh Law berubah menjadi kucing!
Law benar-benar syok—sekaligus gagal paham. Otaknya mulai meracau. Basil Hawkins itu seorang pesulap bukan? Jadi kenapa dia bisa merubah Law menjadi kucing begini? Dia tidak belajar sihir diam-diam dari anime sebelah dan mempraktikannya kepada Law, kan?
Law mulai merasa frustrasi—setengah gila, kalau kalian mau tahu. Ia melihat pakaiannya berserakan di dekatnya dan ia merasa malu karena merasa telanjang di tempat umum, sebelum dia tertawa dalam hati dan memperingatkan kalau dirinya itu berubah menjadi seekor kucing dengan bulu yang menutupi seluruh tubuhnya!
Law mencoba berteriak, namun yang keluar adalah suara eongan—yang membuat para shoujo yang melewatinya berbisik betapa lucu dan menggemaskan sosoknya. Ini gila, batin Law kacau, kehilangan ketenangannya. Dengan kaki-kaki kecilnya, ia berjalan keluar dari taman hiburan—yang sebenarnya baru dibuka di Dressrosa beberapa hari lalu. Karena itu, dia mengajak kekasih ravennya ke tempat ini. Omong-omong, sejak menunggu di depan bianglala beberapa jam lalu—kemudian bertemu Hawkins yang mengubah tubuhnya menjadi kucing—dia belum bertemu dengan sang raven pujaan hati. Apa dia kekenyangan sampai tidur dan melupakan kencan mereka hari ini? Law menggeleng keras. Sang raven adalah yang paling menantikan kencan mereka hari ini. Tidak mungkin dia lupa begitu saja, kan?
Dan dengan kondisi seperti itu, Law memutuskan untuk pergi ke kediaman kekasih ravennya. Ia tidak mungkin pulang dengan tubuh kucing. Ibunya sangat tidak tahan dengan bulu kucing. Bisa-bisa ia terus bersin kalau Law di sana—dan adiknya pasti akan mempermainkannya. Yah, dia fans kucing nomor satu—dan selalu gemas terhadap mahkluk berbulu tukang tidur itu.
Yah, setidaknya dia tahu kekasih ravennya tidak fanatik kucing.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn! Torao - Discontinue
FanfictionTRAFALGAR LAW menunggu kedatangan kekasih ravennya pagi itu di depan bianglala. Tapi yang ia temui adalah sosok Hawkins... dan laki-laki itu mengubah Law menyusut menjadi seekor kucing! Karena tidak memungkinkan untuk pulang ke rumahnya, ia pergi ke...