2👶

767 110 28
                                    

Okay, setelah melihat banyak yang suka, aku putuskan untuk next part, hihihi happy reading ya, makasih untuk vomentnya😘😚

================================

Pagi harinya, Irene baru saja selesai mandi. Memang jam masih menunjukkan pukul 6 pagi, tetapi karena posisi tidurnya yang kurang nyaman alhasil tubuhnya terasa pegal dan nyeri, apalagi ditambah sosok pria dewasa yang tidur dengan memeluknya. Membuat tidurnya terganggu. Gapapa deh lumayan dipeluk sama cogan😳.

Setelah rapih, Irene kembali menuju ruang tamu. Pria bernama Oh Sehun itu masih disana, tertidur dalam keadaan meringkuk seperti bayi kecil yang kedinginan diatas sofa. Awalnya Irene ingin membangunkannya, namun melihat raut watados itu Irene mengurungkan niatnya.

Akhirnya Irene memilih untuk membuat sarapan. Menu sederhana yang mudah dan praktis saja dikala persediaan bahan masakannya menipis, nasi goreng telur mata sapi. Semalam Irene lupa untuk membeli bahan-bahan makanan.

Tak sampai lima menit, nasi goreng yang Irene buat sudah matang. Harumnya seakan menggoda lidah untuk segera menyicipinya. Irene menuangkan nasi gorengnya pada dua piring untuknya dan Sehun.














Grep!














"Astaga!"

Hampir saja spatula yang terisi penuh nasi goreng itu tumpah mengenai tangan yang tiba-tiba mendekapnya dari belakang.

"Thehun lapar~" rengek seseorang yang tidak lain adalah Oh Sehun.

Irene menaruh kembali spatulanya, membalik tubuhnya dan kini sudah berhadapan dengan Sehun tanpa melepas pelukannya dipinggang rampingnya.

"Kau itu apa-apaan sih huh?! Untung saja tanganmu tidak terkena spatula panas!" bentak Irene dengan kesal. "Sekarang kau duduk dan tunggu aku dimeja makan, paham?!" tambahnya.

Sehun lantas melepaskan pelukannya dengan tetap berdiri didepan Irene. Wajahnya memerah, kedua matanya berkaca-kaca dan bibirnya membentuk lengkungan kebawah.

"Hikss... Hikss.."

Yah, yah, yah, nangis lagi deh ini bocah satu.

"Huaaa... Huaaa..."

Irene menepuk dahinya gemas. Kenapa pria ini cengeng sekali sih?! Batinnya kesal.

Tak ingin membuat tangis Sehun semakin menjadi-jadi, Irene menarik tubuh Sehun yang 2 kali lebih besar darinya untuk ia dekap. Tangannya mengelus lembut punggung Sehun yang bergetar akibat tangisnya.

"Hiks.. Hikss.." Sehun membenamkan wajahnya diantara ceruk leher Irene. Tempat yang entah mengapa menjadi favoritnya, apalagi ia bisa menghirup wangi vanilla yang menenangkan perasaannya.

"Maaf ya, sungguh aku tidak bermaksud membuatmu menangis lagi.." ucap Irene tak enak hati. Ia merasa bersalah karena tiba-tiba membentak Sehun yang jelas-jelas tak memiliki salah apapun tadi. "Aku cuma takut tanganmu terkena spatula panas tadi.. sudah ya jangan menangis..." bisiknya berusaha menenangkan.

"Hiks.. ta-tapi thehun hiks.. kaget.."  lirihnya yang semakin membuat Irene diselimuti rasa bersalah.

"Iya Sehun iya, maaf ya... aku janji tidak akan seperti itu lagi."

Sehun hanya mengangguk tipis. Sebelum pria itu melepaskan pelukannya, sesaat bibirnya mengecup belakang telinga Irene yang sontak saja membuat dirinya setengah mati menahan suara sialan dari mulutnya. Gawat! Itu area sensitif Irene!

"Se-Sehun..ahhh.." dengan sekuat tenaga Irene mendorong kedua bahu Sehun sampai pria itu melepaskan pelukannya dan menatap Irene dengan polosnya.

"A-Apa thehun menyakitimu?" tanyanya dengan wajah sendu.

BuBiBu🍼🐣👶 || H I A T U S ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang