Ini cerita pertama yang aku bikin😆
Semoga ceritanya menarik ya..😘😆😆-----------------------------------------------------------------
Happy reading....
Pagi adalah pagi yang cerah. Namun tak seperti biasanya kali ini matahari ditemani oleh awan hitam disekelilingnya.
Apa yang sedang terjadi pada sang Surya? Dia menampakkan senyumannya yang begitu cerah dan indah, tetapi disertai dengan rintikan hujan.
Apa mungkin dia sedang bersedih? Tak seperti matahari yang selalu menemaniku setiap pagi.
Aku terus menatapnya dalam lamunanku, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu dengan memanggil namaku dan membuatku tersadarkan dari lamunanku.
"Non Naya..Bibi boleh masuk?
Ini Bibi bawain sarapannya sama susu hangat"Suara itu sangat ku kenal yang tak lain dan yang tak bukan adalah Bisa Ijah, wanita setengah baya yang selalu mengurusku dirumah ketika orang tuaku pergi untuk bekerja.
Mereka selalu sibuk dengan pekerjaannya, hampir setiap hari aku tak pernah melihat mereka. Ketika aku merindukan mereka aku selalu menggambarkan wajah mereka.
Setiap kali aku menggambarkan wajah mereka selalu saja mata ini tak mampu membendung air mata.
Hanya cara ini yang bisa ku lakukan agar rasa rinduku kepada mereka sedikit terobati.
"Iya Bi..masuk aja pintunya gak di kunci kok"
Wanita setengah baya itu masuk ke dalam kamarku dan menyimpan nampan yang berisikan nasi dan sayur,air putih, berserta obat obatku.
"Bibi simpan sini ya non, jangan lupa obatnya di makan"
"Iya Bi..."
Entah sampai kapan aku terus memakan obat obatan ini, rasanya tak ada yang berubah dalam tubuhku,begini begini saja.
***
Hujan telah pergi, aku segera keluar untuk menikmati indahnya hari ini. Duduk di kursi teras rumah ku dan melihat pemandangan disekelilingnya sudah membuatku merasa nyaman. Dengan semilir angin yang menerpa wajahku dengan lembut.
Di tengah kesibukan ku yang sedang melihat-lihat sekeliling, aku melihat anak-anak seumuran denganku berangkat sekolah. Entah mengapa aku jadi teringat dengan kenangan kenangan di sekolah dulu.
Namun,itu hanyalah masa lalu yang tak mungkin bisa terulang kembali. Orang tuaku tak mengizinkan aku sekolah seperti anak normal, ketika mereka tau aku mengidap penyakit kanker darah mereka memberhentikan ku untuk sekolah.
Pertama aku mengetahui aku menderita penyakit kanker darah,ku pikir itu bukan penyakit parah. Tetapi setelah melihat ekspresi wajah orang tuaku aku baru mengerti. Kini sudah stadium 3,entah apa aku bisa bertahan atau tidak hanya tuhan yang mengetahui nya.
Setelah orang tuaku mengeluarkan ku dari sekolah mereka langsung memanggil guru agar bisa mengajariku dirumah. Ya,aku home schooling, sudah dua Minggu aku menjalani ini.
"Naya..."
Ku rasakan ada seseorang yang menepuk pundak ku,aku terkejut melihat seseorang yang menepuk pundak ku.
Aku terlalu sibuk aku membayangkan masa laluku sampai aku tak menyadari kehadiran seorang wanita dengan tubuh langsing dan jangkung itu serta paras yang cantik,umurnya masih 19 tahun.
Jadi dia sudah aku anggap seperti kakak aku sendiri.Yang tak lain adalah guruku,dia biasa ku panggil dengan sebutan 'Miss Lina',atau kadang 'Teteh Lina'.
![](https://img.wattpad.com/cover/186503534-288-k856992.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Dibalik Matahari
РазноеTak ada orang yang ingin terlihat lemah, itu lah yang dilakukan anak gadis ini. Dia tak pernah menunjukkan penyakitnya, melainkan ia selalu menunjukkan senyumannya yang indah. Seperti hujan dibalik matahari. Dia hanya ingin menjadi matahari. Bukan...