"Ma, aku berangkat."
Gua cepet-cepet pake sepatu terus jalan keluar rumah. Hari ini gua mau pergi ke perpustakaan daerah dekat sekolah gua sekalian mampir ke toko buku di sekitar sana.
"Selamat pagi!!!"
Kayak ada yang ngomong ke gua?
Kepala gua ndongak secara otomatis ngikutin sumber suara. Laki-laki itu senyum sambil lambaiin tangan ke gua dari atas balkon.
Gua langsung hadep depan lagi terus jalan cepet sambil pura-pura ga liat. Serem amat pagi gua udah di senyumin makhluk halus.
Hadudu masih pagi tolong.
Gua jalan cepet sampe ke halte bus. Kenapa sepi? Nggak kayak biasanya. Gua ngelirik jam tangan gua. Ini jam delapan. Pantesan sepi, jam sekolah umumnya kan udah dimulai sekitar satu jam yang lalu.
"Cewek, sendirian aja nih?"
Gua kaget, reflek mundur beberapa langkah. Laki-laki itu ngikutin gua sampe sini. Kapan dia pindah ke sini?
Iya, laki-laki itu. Siapa lagi kalau bukan Kim Doyoung?
Kepala gua celingukan liat kanan kiri, memastikan kondisi sekitar 'aman'.
"Ngapain lo disini?" Todong gua tanpa basa-basi.
"Tempat umum. Suka-suka dong gua mau ke sini."Gua cuma mengehela napas. Gua memilih memutus percakapan sampai disini aja, gua bisa-bisa di kira orang gila kalau ngeladenin.
"Mau kemana? Sekolah?"
"Udah lulus."
"Asekkk mau jalan-jalan dong berarti? Gue ikut, ya?"Gua menggelengkan kepala sebagai isyarat nggak boleh.
"Pokoknya gua mau ikut!"
Gua ngambil hp dan mulai mengetik sesuatu,
Jangan!
"Bodo, pokoknya gua ikut."
Nyesel nanti.
"Ngga bakal."
Awas aja lo nanti.
"Pake mulut kenapa sih?"
Di kira orang gila nanti gua yang ada
"Ya gapapa kan yang di kira lo bukan gua."
"HEH!"
"APA?!"
Gua pengen mukuk makhluk di depan gua andai bisa. Mulutnya kalo ngomong, enteng banget kayak ngga ada beban. Sayangnya dia tembus pandang mana bisa gua pukul? Toh, Belum sempet gua bales bus nya sudah tiba.
.
"Minji, ayo pulang ini udah sore."
Kan... udah gua tebak. Dia pasti bakalan begini, ngerepotin aja.
Gua mengabaikan panggilannya buat kesekian kalinya dan milih tetap fokus ke buku di hadapan gua. Suruh siapa batu banget pengen ikut. Rasain!
"Minji..."
Dia menarik-narik sebelah tangan gua tapi sayangnya gua ga tertarik nanggepin dia.
"MINJI!!!"
Ishhh... konsentrasi gua makin buyar. Gua melotot ngeliat dia sambil tangan gua sibuk merapikan buku-buku di meja. Gua berdiri sambil kesel sampe-sampe kursi gua kedorong kebelakang. Gua mulai mengembalikan buku-buku itu ke rak seperti semula.
Gua masukin tangan ke saku jaket dan jalan keluar mulai ninggalin perpusda.
Oh jangan lupa laki-laki itu, dia masih ngikutin, ngoceh tentang banyak hal yang ngga gua gubris. Gua nggak tau kalau ada laki-laki yang bisa ngomong sebanyak ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccentricity | Kim Doyoung
FanficTawaran menarik dan sebuah ide gila? Kenapa tidak. Tapi konsekuensinya?