2

23 8 2
                                    

Brugh..

Lagi-lagi Sherin menabrak seseorang di satu hari ini sampai Novel yang di pegang oleh nya berjatuhan ke lantai.karena Sherin menabrak seorang pelanggan lain.

"maaf ya kak,aku ga sengaja" ucap cewek berkaca mata di depan Sherin.

"iya gapapa kok,gue juga maaf ya. Tadi gue ga liat lo" Sherin mengambil novel yang jatuh dan di bantu oleh cewek yang menabraknya tadi.

"sekali lagi aku minta maaf ya kak" kata cewek itu setelah kembali berdiri.

"iya,iya gapapa kali. Udah ya gue tinggal" Sherin melangkah menuju kasir setelah mendapat anggukan cewek itu.

"berapa mbak?" Tanya Sherin pada penjaga kasir.

"dua ratus delapan puluh empat ribu dek" Fita yang baru saja tiba di kasir terkejut atas harga yang di katakan oleh mbak-mbak penjaga kasir.

"ini beneran segitu mbak? Ga salah?" Fita bertanya dengan serius ke penjaga kasir.

"iya dek,ini semua emang harganya segitu" ucap mbak penjaga kasir itu lagi.

"ya udah ini uangnya mbak" Fika mengeluarkan tiga lembar uang seratus ribuan

"kembaliannya enam belas ribu ya dek" mbak penjaga kasir itu memberikan kembaliannya.

~SHEREZ~

"makasih ya Fita" ucap Sherin setelah keluar dari toko buku sambil menenteng tas kresek yang berisi novel.

"hmm..iya sama-sama" Fita menjawab dengan senyum canggung.

"kenapa?kemahalan ya?,maaf deh ntar gue ganti" ucap Sherin merasa tidak enak dengan Fita. Fita tersenyum lalu menggeleng.

"gapapa,lagian kan gue ganti novel lo yang gue rusak tadi. Udah yok pulang,keburu sore ntar" Fita menarik tangan Sherin menuju parkiran dimana motor mereka di parkirkan.

"eh-eh beneran gapapa nih?" Sherin bertanya di saat tangannya masih di tarik oleh Fita

"santai aja lagi,udah buruan keburu sore ntar abang lo ngamuk lagi" ucap Fita di saat sudah berada di atas motor dan sedang memakai helm.

"makasih ya Fit" lalu mereka pulang bersama

Di pertengahan jalan mereka berpencar karena jalan rumah mereka berbeda. Sherin menambah kecepatannya ketika sudah dekat dengan rumahnya.

Ckiitt..

Suara ban motor Sherin ketika berhenti di depan rumah.

"assalamualaikum.. Ririn pulang" teriak Sherin dari pintu.

"walaikum salam .. Rin jangan teriak-teriak ini rumah bukan hutan" Sean Abang kandung Sherin keluar menemui Sherin yang tengah membuka sepatu di depan pintu.

"hehe..maaf kebiasaan bang" Sherin menyengir setelah mencium punggung tangan abangnya."btw abang mau kemana nih?" Tanya Sherin setelah memperhatikan abangnya yang sudah siap mau pergi

"mau ke arena, ikut?" ajak Sean

"tumben ngajak,biasanya bilang gini nih.. ga boleh banyak asap, bahaya,ini lah itu lah" Sherin mengikuti gaya bicara yang biasa Sean ucapkan padanya jika ia mau ikut ke arena balap. Ya,Sean mau pergi ke arena balap karena ia suka hal yang menantang jadi ia memutuskan menjadi pembalap.

"mau ga? Kalau ngga ya bagus,jadi lo ga ngeribetin gue" ucap Sean santai

"ikuut.. tapi tunggu ya,Ririn ganti baju dulu" Sherin berlari ke arah kamarnya yang berada di lantai dua tepat di sebelah kamar Sean. Sekitar 10 menit akhirnya Sherin turun keluar dari kamarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SherezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang