⍣ - 14

235 45 16
                                    

●●●

KESALAHAN itu bukan ia yang mulai. Lalu mengapa dia harus menanggung akibat dari perbuatan ayahnya? Apa salahnya? Begitulah pemikiran Heejin setiap mengingat masalah itu.

Hari di mana ia harus merelakan dirinya di lecehkan dengan begitu buas oleh beberapa orang akibat keputusan ayahnya menolong seseorang.

Ayahnya seorang hakim. Dia selalu berpegang teguh pada kebenaran. Dia adalah seseorang yang akan membuat keputusan setelah mencari tahu lebih banyak. Suatu hari datang kasus pelecehan seorang gadis yang seumuran dengannya. Pelakunya adalah kekasihnya sendiri. Ayah Heejin melakukan penyelidikan sendiri dan kemudian memutuskan untuk menghukum sang pelaku dengan saksi yang berat. Sayangnya pelaku ini bukanlah orang biasa. Dia adalah anak dari menteri pendidikan yang di kenal baik dan tidak menyukai kekerasan. Dengan dalih salah paham, Oh Sang Woo melakukan banding ke pengadilan dengan hakim yang berbeda. Dan hasilnya, dia di nyatakan tidak bersalah.

Sang Woo kemudian menculik Heejin dan memperkosanya bersama beberapa temannya untuk melampiaskan amarahnya pada ayah gadis itu. Ia hilang selama berhari-hari dan di temukan mengenaskan di tepi sungai.

Heejin sangat berharap jika kala itu dia akan mati namun Tuhan berkehendak lain. Ia selamat dan kembali ke keluarganya. Sayangnya, semua rumor buruk telah menyebar. Terlebih ayahnya di tuduh menerima suap dan akhirnya di pecat dari jabatannya. Stress berat membuatnya berubah dan sering minum alkohol. Akhirnya suatu hari dia meninggal akibat serangan jantung.

Gadis itu mencoba untuk berjuang demi bertahan hidup. Hanya saja tidaklah mudah. Satu persatu temannya mulai menjauh kecuali Hyunjin. Pemuda itu dengan setia menemaninya. Tidak memperdulikan hinaan yang mungkin saja juga akan ia terima.

Heejin berkaca-kaca menatap Hyunjin yang telah jongkok di dekatnya dan menutupi telinganya. Yeji yang melihat itu menggeram.

"KENAPA KAU TIDAK MATI SAJA SEJAK DULU HAH? KAU BENAR-BENAR MENJIJIKAN. KAU ITU CACAT TAPI BERNIAT MENJADI PSYCHOLOG? KAU SAMA GILANYA DENGAN IBUMU!" teriak Yeji menggema di seluruh restoran.

Mata Heejin menatap tajam Yeji. Dia melepaskan tangan Hyunjin yang menutupi telinganya dan mendekati gadis itu. Dia menarik kerah leher baju Yeji dan mencengekramnya.

"Jangan bawa ibuku dalam hal ini," ujarnya dengan geram. Yeji tertawa mengejek. "Kenapa? Bukankah aku benar? Ibumu kelihatannya saja normal sebenarnya dia selalu berbicara sendiri dan beranggapan jika suaminya masih hidup."

Heejin benar-benar marah kali ini. Dia balik  mendorong tubuh Yeji hingga terpelanting ke belakang. Gadis itu merintih sembari memegangi punggungnya yang terantuk sudut meja. Heejin membekap mulutnya karena terkejut dengan perbuatannya sendiri. Semua yang melihat itu tak kalah terkejut.

"Ah maaf. Ak—" Hyunjin bereaksi lebih cepat. Dia mendekati Yeji dan menggendongnya keluar. "Pulanglah dulu. Aku akan mengurusnya," pesan pemuda itu sebelum menghilang dari balik pintu.

Heejin menatap Yeji dengan pandangan bersalah. "Maafkan aku," lirihnya sendu.

●●●

GADIS bersurai hitam itu berjalan dengan melamun menuju ke apartemen ketika tiba-tiba suara dering telepon menyadarkannya.

Melihat uname yang tertera membuatnya mengerutkan dahi. Sena? Gadis yang usianya dua tahun lebih tua darinya itu tiba-tiba meneleponnya! Sebuah keajaiban pikir Heejin kala itu.

[ O1 ] Secret Idol - HWALL ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang