2

16 0 0
                                    

Hari ini Airel berencana pergi kerumah kakak sulungnya, Arsen. Ia juga sudah rindu dengan keponakannya Dean. Dean berpipi embul.

Airel membawa mobil sedan kesayanagnnya.

Setelah beberapa menit Airel sampai.

Tin..Tinn..

Airel mengklakson mobilnya agar pintu gerbang tinggi itu terbuka. Setelah beberapa detik pun terbuka.

Airel membuka kaca mobilnya dan terpampang wajah Dono satpam kesayangan kakaknya itu, Airel benci pria itu.

"Don lain kali kalo lo telat, gue usir lo dari ni rumah.  " Ujar Airel angkuh. Jujur saja. Ia dengan pak nanang tidak pernah seperti ini, karna pak nanang benar-benar baik dan tidak tanggung dalam berkerja. Beda sekali dengan si dono ini.

Dono satpam berwajah super datar. Ia hanya diam dan pergi menutup pagar tinggi tersebut seiring mobil Airel masuk ke bagasi disamping rumah Arsen. Satu tempat di khususkan untuk Airel.

Airel sudah disambut oleh keponakannya teruculnya.

"Ponakan tante katanya udah rindu yaa..." Ujar Airel seraya mengendong Dean yang sudah tersenyum dengan pipinya yang gembul dan merah-pink.

Lucu sekali.

"Kak, Dean aku bawa main ya kerumah Sarah, "

"Iyaa nga papa, asyal Dean anak bunda mau yaa, iyaa Dean.." ujar Nara seraya memainkan anaknya digendongan Airel.

"Ya kakak ngomongnya gitu sih, kan Dean ponakan onty nga mauu.." sungut Airel. Seraya mencubit pipi embul Dean.

"Ayahnya Dean mou pulang onty, jadi nga bisa diajak main dulu yaa nak bunda..." ujar Nara membuat suara seperti anaknya. 

"Oh kak Arsen pulang ya, yee...ponakan onty bakal jalan-jalan ni, onty diajak nga nih? ." Tanya Airel lalu menurunkan Dean. Jujur saja, anak satu ini berat sekali.

Airel suka Dean. Dean itu lucu. Jika Airel lelah karna pr nya, ia akan menginap dirumah Arsen dan bermain sepanjang hari bersama Dean. Ia begitu menyangi Dean. Suda seperti adik rasanya.

"Kata mamas mu, besok kan puasa, jadi dia ngambil cuti seminggu."

"Ciee...yang mau berduan eh! Bertigaan." Goda Airel membuat Nara tersenyum malu. Airel tahu kakak iparnya ini sangat pemalu luar biasa. Iya benar-benar ingat saat kejadian Mas Arsen mau lamaran.

Lucu banget ceritanya.

Kak Nara takut karna kak Arsen mau pegang tangannya karna apa, mereka menikah taaruf, jadi kak Nara ini benar-benar muslimah dan itu membuat kak Arsen jatuh hati pada wanita berfrofesi guru ini.

Cantik baik dan tidak ada celah lah untuk kakak iparnya satu ini. Baik banget. Bahkan pr nya pun sering dibantu.

"Kenapa kamu juga mau, gih nikah muda, banyak rezeki lo nanti." Tukas Nara seraya menuangkan es jeruk dicangkir putih diatas meja tamu ini.

Mereka duduk diruang tamu yang super luas dan terkesan elegant. Rumah ini yang mendesain adalah kak Arsella. Dan Airel ingat sekali waktu itu, kak Arsen sampai memohon-mohon agar kak Sella pulang dan membuatkannya rumah yang bagus kala itu kak Arsen masih lajang belum menikah dengan kak Nara.

Waktu itu kak Arsen masih sibuk pada pendidikan Captainnya.

"Oh iya kak, aku mau minta tolong boleh yaa.."

'maksa dong ya' batin Airel tersenyum penuh arti Nara.

Nara tertawa kecil. Ia sedikit gemas dengan adik iparnya ini begitu cepat memelas tanpa berusaha. Nara tahu kenapa adik iparnya ini kerumah, selain melihat Dean pastinya,

"Kak minta uang dongg, "

Benarkan pikir Nara.

Nara tersenyum kecil.

"Kamu ini selalu kesini mau minta uang. Untung mas Arsen kasih lebih, nanti kakak transfer, memang buat apa lagi ini?."

Jujur Airel sering meminta uang padanya. Jadi ia pasti tahu alasannya apa.

"Ya Dean aja mau jalan-jalan sebelum puasa aku juga mau dong ka, jadi aku mau pergi sama Sarah hari ini. Mau makan-makan."

"Kamu ini percis Dean. Kayak anak kecil. Dek, kamu itu harus bisa nyisihin uang buat diri kamu sendiri, kakak nga masalah ngasih kamu uang, tapi kakak pengen kamu jadi mandiri aja. " Nasihat Nara yang kini serius.

Airel mengangguk pelan. Ia hampir bosan mendengar kalimat itu. Setiap ia diberi uang pasti ada iklan wejangan gratis dari kak Nara. Tapi nga papa kok, Airel suka. Ia tidak dongkol karna

Masuk kuping kiri keluar kuping kiri.

Itu rahasia Airel selama ini jika dinasehati untuk berubah menjadi pribadi yang ini dan itu dari keluarganya. Ia hanya diam dan mendengarkan.

Laknat sekali dirinya.

This Is MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang