Ketika Jimin terbangun keesokan paginya,pemuda itu butuh sekitar satu menit penuh sebelum menyadari bahwa dia kedinginan. Membuka mata sepenuhnya kemudian menoleh ke sisi ranjang yang biasanya saat ia terbangun ada sang kekasih yang tengah memeluknya,namun pagi itu tampak kosong. Atau lebih spesifiknya ia sendirian.
Pemuda itu bahkan tidak ingat kapan terakhir kali ia bangun sendiri,dan ini rasanya salah. Seolah dia kehilangan sebagian dirinya,seketika tubuhnya terasa dingin dan lemas mengingat salah satu kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi,ranjang di sebelahnya terasa dingin. Ada yang salah, sangat salah.
Dia duduk perlahan,menggosok kedua matanya dengan punggung tangan kemudian netranya memeta sekeliling ruangan,dan akhirnya mulai menyadari ada sesuatu yang tidak benar dengan ruangan itu,ada sesuatu yang tidak biasa. Lemari panjang di sebelah pintu terlihat sedikit terbuka dan ia bisa melihat dengan jelas deretan gantungan baju yang terlihat kosong di dalamnya. Dan di dekat meja kaca,dua set laci yang juga setengah terbukapun nampak terlihat kosong.
Apa dia benar-benar pergi?
Sebenarnya sama sekali tidak pernah terlintas dalam pikiran Jimin bahwa Jungkook benar-benar akan meninggalkannya. Sebuah pemikiran untuk bangun di pagi hari tanpanya meskipun mereka tengah bertengkar hebat. Semua itu begitu jauh dari benaknya sehingga melihat seluruh pakaian dan koper Jungkook yang tidak ada ditempatnya membuat pemuda itu merinding.
Bergegas melompat dari tempat tidur,ia kemudian berlari ke arah ruang tamu berharap untuk bisa mencegah Jungkook sebelum dia pergi. Tetapi ruang tamu dan seluruh apartemen terlihat lengang dan sunyi tanpa ada tanda-tanda orang lain selain dirinya.
Mencoba berpikir dan memproses apa yang terjadi,dia akhirnya berteriak berulang kali memanggil nama Jungkook,dengan tergesa-gesa berlari dari ruang tamu ke dapur,ke kamar mandi ke ruang makan, berharap Jungkook ada disana.Namun dia justru menemukan secarik kertas yang terlipat rapi diatas meja. Menghirup napas dalam-dalam kemudian mendekat perlahan ke arah meja dengan tangan gemetar,Jimin meraih kertas itu dan membukanya. Dan benar,itu tulisan tangan Jungkook.
Aku tahu kau sudah tidak mencintaiku lagi Ji_, dan aku ingin menyelamatkanmu dari situasi ini. Aku tidak ingin kau tertekan dan membohongi dirimu bahwa semuanya baik-baik saja. Jadi aku rasa lebih baik aku pergi,maaf aku membuatmu tidak bahagia. Aku mencintaimu Jimin,dan akan selalu seperti itu.
Jimin membeku,kepalanya seketika berdenyut sakit. Satu tangannya menekan dada,seolah berusaha menutupi sebuah lubang yang tiba-tiba terasa mengaga. Berulang kali ia membaca catatan pendek itu lagi dan lagi. Air matanya terus menetes hingga jatuh di atas catatan itu,tangannya bergetar hebat dan akhirnya pemuda itu merosot ke lantai karena tidak kuat menahan bobot tubuhnya,jantungnya berdetak lebih cepat,dia merasa seperti sedang terkoyak.
Dia ingin berteriak dan menangis sampai suaranya serak,dia ingin menghancurkan meja,kursi serta semua perabotan dan semua benda yang mereka beli bersama. Marah,kecewa,menyesal bercampur menjadi satu. Namun yang benar-benar dia inginkan saat ini adalah kekasihnya. Dan itu membuatnya jauh semakin merasa buruk saat menyadari itu semua.
Pemuda itu ingin kembali tidur, berbaring dan meringkuk bersama Jungkook dan memberitahunya bahwa dia sangat mencintainya. Dia ingin memeluknya, menciumnya, membisikkan semua hal baik yang telah mereka lalui bersama hingga kedua kepala mereka dipenuhi dengan cinta. Tapi itu tidak mungkin,karena dia justru telah mendorong Jungkook menjauh.
Hari-hari berlalu dengan berat,Jimin mati-matian mencoba untuk melakukan segala sesuatunya dengan normal.
Pemuda itu berusaha mencari kesibukan di saat libur kerja dengan mencuci piring,namun kemudian dia justru hanya berdiri mematung di samping wastafel dengan keran yang di biarkan menyala. Dia mencoba menyedot debu dan pada kenyataannya pemuda itu hanya termenung di satu tempat. Dia mencoba memasak dengan baik dan justru hanya berdiri dan menatap panci berisi air mendidih. Pikirannya melayang,masih teringat jelas isi catatan yang di tinggalkan Jungkook,dan bagaimana sang kekasih yang akhirnya pergi karena ulahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
argue
Romance[ SHORT STORY COMPLETED ] Masih seputar Park Jimin dan Jeon Jungkook.