Enjoy"Pergi sana!
ada urusan pribadi yang harus kami selesaikan."
Usir Sehun kasar,tanpa menunggu jawaban Justin pria itu menutup kembali pintu dan menguncinya tanpa mempedulikan teriakan protes Justin di depan Pintu."Jadi semalaman sia-sia mengkhawatirkanmu,karena takut terjadi sesuatu yang buruk?
ternyata itu hanya perbuatan konyol."
Gumam Sehun tapi suara itu terdengar jelas oleh Pinda.Pinda binggung harus menjelaskan,waktu Sehun berbalik dan melangkah mendekat kearahnya yang masih duduk diatas ranjang.
Sehun berhenti beberapa langkah dan memperhatikan pakaian Pinda,dia ingat betul pakaian yang wanita ini kenakan berbeda dari semalam,dan dia tau benar Pinda tidak memiliki uang untuk membeli pakaian karena dompet Pinda masih Sehun simpan.
Rasa marah seketika menguasai Sehun,memikirkan kemungkinan Pinda tidur dengan pria lain semalam,membuat dia tertawa,menertawakan kebodohannya karena mengkhawatirkan Pinda dan bertindak seperti orang gila yang memalukan,karena begitu mengkhawatirkan wanita.
Mengingat perbuatannya semalam,dia hanya bisa berdoa dalam hati,semoga tidak ada yang mengenalinya maupun mengetahui perbuatannya di kantor polisi semalam sampai ter expose kemedia,begitu menyadari Pinda menghilang dia bahkan meninggalkan Irene begitu saja di Pantai Jimbaran.
Dipikiranya hanya Pinda Pinda dan Pinda,dia bahkan mengaku pada polisi,Pinda yang menghilang adalah istrinya,supaya petugas tersebut segera melakukan pencarian,dia yakin jika sampai tercium media,bukan hanya kariernya yang hancur tapi hidupnya juga sudah pasti akan hancur.
Bodohnya dia."Aku mencarimu sepanjang malam seperti orang gila,ternyata kau tidur dengan pria lain."
Kepala Pinda yang tadi menunduk langsung terangkat,menatap Sehun dengan tersinggung.
"Apa yang sudah kita lakukan semalaman ga bikin kamu puas dan mencari pria lain?"
Sehun berkacak pinggang tertawa sinis.Tidak tahan di hina mulut pedas Sehun,segera Pinda berdiri,tanpa mengatakan apapun,dia melangkah kearah lemari dan membukanya,mengeluarkan pakaian nya,semua dia jejalkan dalam koper.
Ingin secepatnya angkat kaki dari sini,dan dia rasa tidak punya kewajiban untuk menjelaskan apapun pada Sehun,toh mereka ga punya ikatan apa-apa,kecuali hubungan 1 malam mereka.
Sentakan keras dilengan nya membuat Pinda yang berjongkok menjejalkan barang dalam kopernya terpaksa berdiri dan berhadapan dengan pria angkuh itu.
Cengkraman Sehun menyakitkan lengannya,tapi Pinda tidak ingin memperlihatkan kelemahannya dihadapan pria kejam ini."Kau pikir setelah apa yang kita lalui,kau bisa segera melempar diri pada pria asing itu heh?"
Nafas hangat Sehun menerpa wajah Pinda saat pria itu mendesis di depannya."Memangnya apa yang sudah kita lalui?"
Tantang Pinda membalas tatapan Sehun yang berkilat marah.
"Lepasin."
Wanita itu meronta ketika Sehun terdiam."Jangan pernah berharap aku akan melepaskanmu,
Kau juga masih punya hutang yang belum kau bayar."
Sehun menarik tubuh Pinda hingga wanita itu menempel padanya,dan memeluk erat.Wajah Pinda menempel tepat di dada telanjang hangat Sehun,jantungnya berdetak kencang dengan perut terasa geli mencium aroma tubuh Sehun,dia dapat merasakan detak jantung Sehun tak kalah cepat dari nya,pasti pria ini sangat marah,karena semalam dia menghilang tanpa kabar,batin Pinda kembali merasa bersalah.
Tapi pemikiran itu langsung buyar ketika dia merasa kedua tangan Sehun mencengkram kedua belah bokong nya dan mengesek sesuatu yang keras diselangkangannya dengan cara erotis,seperti saat mereka bercinta beberapa waktu lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY PINDA
FanfictionPinda Rika Dorji. Niatnya melarikan diri kepulau Bali untuk menenangkan diri. Karena memergoki tunangan yang akan menikahinya dalam beberapa bulan kedepan sedang menunggangi janda muda rumah sebelah diatas ranjang pengantin mereka. Namun tiba di Pu...