Sanji pov
Kurasakan udara malam mulai menusuk tulangku saat angin berhembus dari luar jendela yang sedikit terbuka. Aku berjalan menuju jendela tersebut dengan secangkir kopi hangat di tanganku.
"haaaahhh..." aku menghela nafas panjang dan sedikit beguman "sudah memasuki pertengahan desember pantas saja udara ini begitu dingin".
Aku mulai menggerakkan tanganku untuk mengunci jendela dan menutup tirainya saat tiba tiba mata ku menangkap sesuatu yang bergerak di bawah sana.
Ya, kamar apartemenku berada di lantai dua sebuah gedung. Tidak begitu luas dan besar namun sangat nyaman untuk di tempati.
Lingkungan yang teduh dan jauh dr keramaian juga menjadi salah satu alasanku untuk bertempat tinggal disini.
Aku masih mengamati sosok yang berada di bawah sana.
Sangat mencurigakan pikirku, dengan hoodie hitam dan topi hitam yang menutupi sebagian wajahnya, sosok itu terlihat mundar mandir di daerah parkiran dibawah.
Aku terus mengamati sosok tersebut sampai tiba-tiba ada seseorang dengan rambut hijau mencolok, memakai pakaian dan jas yang rapi keluar dari mobil mewah lalu mendekati pria itu.
Tak beberapa lama berbincang mereka kemudian berpindah ke sudut parkiran yang sangat gelap dan membuat pandanganku terbatas. Aku hanya bisa melihat sedikit tubuh mereka karena terhalang oleh tembok pembatas.
Aku sedikit mengeserkan tubuhku di sekitar jendela agar Padanganku jelas ke arah mereka.
Setelah itu aku melihat Sosok yang memakai hoodie tampak sangat gelisah dan khawatir sementara pria yang berjas berekspresi sangat tenang.
Aku tak tau apa yang terjadi, semua begitu cepat saat aku melihat sosok yang bertopi hitam terjatuh ketanah kemudian cairan merah merembes dibawah.
"cairan merah?! Darah?! " aku terkejut dan tak sengaja menjatuhkan gelas yang berada di tanganku.
Dan saat aku sedang berjongkok untuk memunguti pecahan gelas tadi mataku kembali menatap ke tempat kejadian.
Betapa terkejutnya aku saat pria berjas tadi juga sedang menatapku.
"shit... "ujarku pelan dan dengan segera menutup tirai jendelaku.
"apa-apaan tadi?!" aku berkata kepada diri sendiri saat tau bahwa sekarang tangan dan badanku mulai bergetar.
"aku akan mati, iyah aku yakin, aku akan mati" rapal ku terus menerus sambil memunguti pecahan gelas dilantai.
Setelah memunguti pecahan itu dan membuangnya ke tong sampah, aku kembali ke jendela untuk membersihkan sisa-sisa kopi yang berserakan di lantai.
Aku sedikit membuka tirai untuk melihat apakah sosok itu masih ada, dan ternyata pria berjas itu sudah tidak berada lagi disana. Anehnya lagi tempat itu benar-benar kosong.
Melihat itu, aku mulai menghembuskan nafas lega. Namun otakku juga mulai berpikir.
Kenapa tidak ada suara tembakan? Dan kemana perginya tubuh yang tertembak tadi? Lalu lebih parahnya tidak ada jejak darah!
Ya, tempat aku melihat darah merembes tadi benar-benar hilang.
"apa aku berhalusinasi?" pikirku dalam hati.
Aku mulai terdiam sejenak dan berguman "mungkin aku terlalu lelah bekerja sehingga aku berhalusinasi".
Ya aku meyakinkan diriku sendiri kalau aku hanya melihat hal-hal absurb karena aku sedang lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Witness (End)
Short StoryKetika Sanji Menjadi saksi suatu pembunuhan dan kejadian itu akan menghancurkan masa depanmu. Konten warning : ⚠rape ⚠bxb ⚠public sex ⚠violence OC milik Eiichiro Oda ⚠🚫 GAK TERIMA TRANSLATE DIMANAPUN DAN DALAM PLATFORM APAPUN ⚠🚫NO PLAGIAT!! BUAT...