Sudah lama. Sejak aku tahu dirimu suka puisi. Aku ingin lebih mengenal sajak-sajak.
Awalnya ingin aku mengirim 'surat' itu lewat Whatsapp, namun aku takut pesanku tenggelam dan raib. Aku juga tahu kau tak suka diganggu lewat WA.
E-Mail barangkali memberikan alternatif. Tapi tetap saja, penakut ini tak ingin melihatmu membuang waktu, hanya untuk membaca rangkaian aksara tak berguna.
Namun frasa 'tak berguna' sepertinya hanya berlaku padamu. Tak ada acuh 'aku' bagimu.
Cerita ini terlalu berharga untuk dilupakan. Aku tak ingin kisah ini pudar dan kemudian hilang. Paling tidak, aku pernah mencoba menanamnya pada tanah dunia.
Barangkali suatu hari kau...
Ah, sudahlah!
Terlampau tinggi ekspektasiku, hampir-hampir ia membunuhku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Senja
PoetryAku lupa kapan kita berkenalan, yang kuingat kita tak pernah jabat tangan. Aku juga lupa, apakah dalam diri ini masih tersimpan cinta, yang kutahu dirimu tetap secantik dulu. Ya, paling tidak itu yang ada dalam bayanganku.