Prolog

9 2 0
                                    

Sudah lama. Sejak aku tahu dirimu suka puisi. Aku ingin lebih mengenal sajak-sajak.

Awalnya ingin aku mengirim 'surat' itu lewat Whatsapp, namun aku takut pesanku tenggelam dan raib. Aku juga tahu kau tak suka diganggu lewat WA.

E-Mail barangkali memberikan alternatif. Tapi tetap saja, penakut ini tak ingin melihatmu membuang waktu, hanya untuk membaca rangkaian aksara tak berguna.

Namun frasa 'tak berguna' sepertinya hanya berlaku padamu. Tak ada acuh 'aku' bagimu.

Cerita ini terlalu berharga untuk dilupakan. Aku tak ingin kisah ini pudar dan kemudian hilang.  Paling tidak, aku pernah mencoba menanamnya pada tanah dunia.

Barangkali suatu hari kau...

Ah, sudahlah!
Terlampau tinggi ekspektasiku, hampir-hampir ia membunuhku.

Goresan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang