0.1

809 40 0
                                    

"sejak kapan disini?"

"baru sampai" aku tersenyum menatap wonwoo, kekasihku yang selalu membingungkan.

dia menarik tanganku untuk mengikutinya masuk kedalam kamarnya. lalu menutup pintu.

"ada apa?"

"seharusnya nggak usah kesini" katanya sambil membuang nafas pelan.

aku tau dia akan bilang seperti itu. ini sudah yang kesekian kalinya aku mendapat perlakuan seperti ini.

"kenapa? malu? kalau iya, seharusnya kita nggak bersama. seharusnya dari dulu kita menjalani hidup seperti biasa. kamu idol dan aku sebatas fans mu."

air mataku turun.

aku mengharapkan pelukan hangatnya. berharap dia menarikku kedalam dekapannya dan mengelus rambutku untuk membuatku tenang.

tapi tidak, dia malah menatapku tajam dengan tatapan yang selalu aku takuti.

aku mengambil tasku lalu keluar dari kamar.

kalau aku berharap wonwoo akan mengejarku, sepertinya aku sudah lelah untuk harapan itu.

diluar kamar ada mingyu yang menatapku sendu.

"ada apa?"

aku menggeleng dan segera menghapus air mataku kemudian tersenyum kepadanya. senyuman yang aku yakin bisa membuat dia percaya bahwa aku baik-baik saja.

"nggak ada"

dia memegang kedua pundakku dan sedikit menunduk. menatap mataku dalam. bahkan wonwoo belum pernah melakukan ini.

"nggak apa-apa kalau belum mau cerita, tapi tolong jangan pernah lagi nangis buat dia. kamu tau? itu sia-sia. dia terlalu beku untuk dilelehkan"

dia mengacak puncak kepalaku sambil tertawa pelan. aku ikut tertawa bersamanya.

dia benar, seharusnya aku tidak melakukan hal itu lagi. tapi setiap aku mencoba, aku selalu tidak bisa.

Mysterious JEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang