Prolog

4 0 0
                                    

Hal pertama yang paling ku benci saat mengenalmu adalah saat aku membayangkan perpisahaan kita. mata hangat mu menghilang, senyum menenangkan itu tidak lagi dapat ku peluk.

Kau marah padaku, dan aku menangis karena mu. itu adalah hal yang akan selalu aku rindukan. Tuhan mungkin sedang menghukumku karena tidak bersyukur memilikimu, aku egois. Hanya menginginkanmu untuk diriku sendiri.

-

Pukulan itu datang bertubi-tubi, tubuh kecilnya bergetar tidak mampu lagi bertahan. gadis kecil dalam pelukannya masih menangis keras, antara takut dan mengasihani anak laki-laki yang sejak tadi melindunginya.

"serahkan uang nya !!!!" teriak sang pemukul geram. 

Anak laki-laki itu semakin mendekap erat gadis kecil didalam dadanya. kedua tangannya mengepal, melindungi apa yang sejak tadi diminta oleh pemukul tersebut.

"Kau akan mati jika tidak memberikannya." ucap pemukul itu dengan mata semakin gelap, tidak ada ampun lagi bagi keduannya. 

pemukul itu berbalik dan mengambil sebilah balok melayangkan balok tersebut ke udara, mengayunkan kearah anak laki-laki tersebut. anak laki-laki itu menutup mata gadis kecil dengan telapak tangannya. ia tidak ingin gadis kecil melihat hal yang lebih mengerikan.

"BRAKKK" sebuah kursi bekas membentur punggung pemukul hingga ia tersuruk ke lantai berdebu.

kaget, keduanya membuka mata secara bersamaan. Belum sepenuhnya memahami keadaan, tangan gadis kecil ditarik oleh tangan kecil lainnya. 

"ayo..!!!, cepat !!" seru pemilik tangan kecil, sambil menarik tubuh si gadis kecil

anak laki-laki yang memeluknya hanya bisa menatap dengan penuh kelegaan saat gadis kecil tersebut dibawa pergi darinya

gadis kecil masih terus menoleh kearah anak laki-laki itu, bahkan sebelum ia menutup pintu.

To My UniverseWhere stories live. Discover now