Uri yaksokhaji marayo
Kenapa begitu nyaman denganmu?Naeireun tto moreujanhayo
Kenapa aku begitu tak ingin berpisah denganmu?Hajiman I mal maneun jinsimiya
Kenapa aku selalu berharap waktu berhenti sejenak saat bersamamu?Geudae johahaeyo
Sepertinya, aku mulai menyukaimu***
Seung Hyun masih saja berceloteh tentang sarapannya pagi ini, tentang masakan ibunya yang masih saja tak beres rasanya. Aku hanya mendengarkan sambil sesekali tersenyum.
"Kami tetap berpura-pura mengatakan masakan ibu enak untuk menjaga perasaannya. Tapi sungguh, aku sudah benar-benar tidak sanggup."
Seung Hyun memicingkan matanya dan menjulurkan lidahnya. Menggambarkan rasa masakan ibunya.
"Ya, Ji Sungie."
"Hmm."
"Bisa tidak aku minta tolong padamu?
"Mwo?"
"Bawakan aku bekal tiap hari. Sejak merasakan masakannmu waktu itu, ah, bagaimana mengungkapkannya, rasanya aku benar-benar jatuh cinta. Lidahku menari-nari, perutku seperti ketagihan ingin makan terus."
Beberapa hari yang lalu aku dan Seung Hyun pergi piknik bersama beberapa teman sekelas kami. Aku membawa lumayan banyak bekal dan membaginya dengan Seung Hyun. Dia seperti orang kelaparan saat itu, tak berhenti makan bekalku, bahkan bagianku pun hampir lenyap disantapnya.
"Waeyo? Bukannya ibumu sudah membawakanmu bekal?"
"Ah, kau tau kan...."
Belum selesai Seung Hyun beralasan, kupukul kepalanya pelan.
"Apa salahnya menyenangkan hati ibumu? Tak bisakah kau rasakan sedikit saja betapa ibumu masih peduli padamu. Ibumu sudah susah payah membuatkanmu bekal bahkan rela bangun lebih awal. Paling tidak hargai sedikit usahanya."
Seung Hyun mengelus pelan kepalanya yang kupukul tadi sambil mengaduh kesakitan, aku tau dia sedang berpura-pura.
"Ye, arraseo~ Tapi, ayolah Ji Sung, bawakan aku bekal sekali sajaaa~ ya ya ya?"
Aku mendengus sebal melihatnya bertingkah aegyo, tapi tetap saja tak bisa menolak.
"Hmm geurae, geurae. Berhenti bersikap aegyo di depanku, membuatku mual saja."
"Ji sungie~ kau emang yang terbaik!"
Seung Hyun merentangkan tangannya ingin memelukku. Aku melotot. Seung Hyun tertawa. Aku juga tertawa.
'Berhenti bersikap manis di depanku. Jangan tarik aku lebih jauh lagi. Aku belum siap untuk jatuh'
Kualihkan pandangku ke sisi lain, menatap langit cerah siang itu. Angin semilir membuatku terkantuk, sebelum akhirnya jatuh terlelap, Seung Hyun menyikutku.
"Ayo kembali ke kelas. Waktu istirahat sudah hampir habis."
Seung Hyun beranjak, kemudian mengulurkan tangannya padaku. Aku menerimanya, mengeratkannya.
'Andai saja bisa seperti ini selamanya.'
Setelah berdiri, kulepas genggamanku perlahan. Belum sempat lepas sepenuhnya, Seung Hyun menarikku. Berlari menuju kelas.
"Yaaa~ cakkaman, pelan-pelaaan."
Seung Hyun tak menghiraukanku, dia tetap berlari sambil menggenggam tanganku. Kulihat senyumnya lebar.
'Ah, sudahlah. Aku sudah jatuh. Terserah....'
Kuikuti langkahnya yang lebar sama semangatnya.
***
"Jangan lupa, besok bawakan aku bekal ya!"
"Arraseo~"
"Aku pulang, masuklah."
"Aniya, pulanglah dulu, setelah itu aku masuk."
"Ya, kau ini. Masuk. Cuacanya sedang tidak bagus. Palli!"
"Hh, baik, Tuan. Hati-hati di jalan. Jalgayo~"
Kututup pintu perlahan setelah memastikan Seung Hyun melangkah.
"Aish, kau ini mengagetkan saja!"
Tiba-tiba Ji Yeon sudah berdiri di belakangku.
"Kau dan Seung Hyun pacaran?"
Dahiku mengerut, sedikit kaget dengan pertanyaan Ji Yeon.
"Ye? Ani, mana mungkin? Ck, kau ini."
"Tapi, kalian terlihat mesra sekali tadi."
"Dengarkan aku Ji Yeon, sebaiknya kau urusi saja pekerjaanmu sendiri. Sudahlah, aku lapar."
Aku melangkah ke dalam rumah, menutupi semburat merah yang tanpa sadar sudah mampir di pipiku.
***
SeungiSedang apa? Malam ini temani aku ya, aku sedang ingin makan kue ikan dekat rumahmu itu. Kudengar di sana enak. Ah, tapi sepertinya lebih enak sup sosis di pinggir jalan dekat sekolah kita, bagaimana?
JSHh, jangan jadikan aku alasan untuk tidak ikut makan malam di rumah.
SeungiHehe sudah kuduga kau pasti akan langsung tau maksudku. Sudah, jangan membantah, kutunggu di persimpangan pukul 7. Daaaa~Nb: kalau tidak datang, akan kuculik kau dari rumahmu!***
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Not Fallin Love
FanficKetika kamu jatuh, tapi tak dapat mencinta. Ketika dekat, tapi tak kuasa mendekap. Katamu kelu di ujung bibir, rasa beku dalam palung hati. Apakah mencinta akan sesesak ini? Apakah memiliki hanyalah mimpi? Atau kami hanya terperangkap dalam ikatan y...