Bagian satu

7 1 0
                                    

Hari ini hari senin, hari yang dibenci semua orang seperti aku.

Mata kuliah hari ini bukanlah mata kuliah yang sulit, hari ini hanya dua mata kuliah umum saja yang akan kujalani. Yang membuat senin selalu kubenci adalah aku yang harus memulai untuk menjadi orang lain lagi selalu dimulai dari senin.

Setelah melepas topeng selama dua hari, kini aku harus mulai memakainya lagi.

Setelah dua hari aku bisa berbahagia dan leluasa menjalani duniaku sendiri, hari ini aku harus kembali membaginya dengan orang lain. Setelah sabtu-minggu yang sangat aku cintai, berbahagia dengan kasur, guling, bantal, makanan, serta novel-novel yang selalu setia, hari ini aku benci harus berada ditengah-tengah mereka yang bahagianya seakan nyata.

Setelah mandi, aku menata diriku untuk setidaknya layak seperti mahasiswa pada umumnya.

Baju rapi, check

Rambut dicepol rapi, check

Wajah berseri serta bibir seakan memerah alami, check.

Setelah kurasa cukup, aku mulai menata tas yang selalu kubawa setiap harinya. Baru kemudian aku bergegas mengambil kaus kaki dan sepatu, kemudian turun menuju ruang makan untuk sarapan.

"Eh anak mama tumben jam segini sudah turun, biasanya 15 menit sebelum jam kelas baru turun" canda mama.

Memang, aku si anak ngaret sepanjang masa yang malasnya luar biasa.

"Mama nih gimana sih, anaknya berangkat mepet, nyinyir, berangkat awal, nyinyir juga. Serba salah princess mah. Dasar emak-emak selalu benar" kesalku sambil memajukan bibir sejauh Surabaya-Jakarta.

"Hehehe, iya iya sayang. Ya sudah, tunggu sebentar. Sarapannya sedikit lagi siap. Sekalian mama masak buat sampai nanti malam, mama hari ini dinas siang soalnya" ujar mama sembari menambahkan garam pada masakannya itu.

"Iya mamaku sayang. Aku nyiapin bekal dulu kalau begitu. Sama itu tolong garamnya jangan semua dituang ya ma, kemarin asin banget sumpah makanannya, berasa makan garam aku jadinya" aku meletakkan barang bawaanku dan kemudian mengambil tempat bekal dari lemari.

Bukan hal yang tidak wajar memang jika masakan mamaku asin, hanya saja kemarin sepertinya jauh lebih asin dari biasanya. Padahal, kemarin aku dirumah seharian dan jadinya hanya makan masakan mama, bayangkan betapa mualnya aku pagi siang sore menu makannya seasin garam gosok itu.

"Hehehe iya princess, kemarin mama lupa kayaknya udah kasih garam, jadi mama kasih lagi deh, double. Maaf ya, untung kemarin mama makan di kantor, jadi gak keasinan deh"

Astaga, untung aku sayang padanya, kalau tidak sudah habis itu garam aku sumpal ke mulutnya.

"Hm, iya deh suka-suka mama. Mana sini lauknya, biar aku masukkin ke tempat bekal. Mama mau bawa bekal juga gak?"

"Engga, mama kan selalu dapat jatah makan siang dari kantor. Nanti mama usahakan makan siang, tadi pagi teman mama bilang pasiennya sedikit, jadi mama rasa hari ini tidak akan terlalu sibuk untuk melewatkan makan siang" kata mama sambil menuangkan masakannya ke wadah.

Aku pun hanya bergumam lalu kemudian memasukkan bekal ku ke dalam tas. Kemudian aku mengambil piring dan sarapan bersama mama.

Satu hal yang selalu aku suka kalau mama dinas siang, yaitu kami bisa sarapan bersama.

Setelah selesai sarapan, aku pamit pada mama, dan kemudian berangkat ke kampus. Tak lupa, mencium punggung tangan mama dan dicium kening oleh mama, aku kemudian menjalankan motorku membelah kota Surabaya yang semakin ramai dan panas saja dari tahun ke tahunnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KOSONG. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang