[one]

4.9K 755 134
                                    

setelah sebulan tidak terlihat, mark melihat donghyuck yang berjalan dengan lesu saat dia memandang keluar jendela minimarket. entah apa yang mendorongnya, dengan terburu mark keluar dari minimarket itu. melupakan barang pesanan ibunya untuk mengikuti donghyuck.

jarak mereka tidak begitu jauh, mark dapat melihat bagaimana si rambut coklat itu terlihat sangat tidak bersemangat. sangat berbeda jika dibandingkan dengan keseharian anak itu di sekolah. selain itu donghyuck yang biasa memakai hoodie kebesaran yang hampir menutupi seluruh tubuhnya-bagian atas. tampak berbeda, anak itu memakai kaus lengan pendek. dan mark baru menyadari ini, donghyuck terlihat kurus sekali. saat mark memperhatikan rahangnya, juga makin terlihat jelas karena tidak tertutup tudung hoodie..

entah apa yang merasuki pikiran mark, dia terus mengikuti donghyuck. jarak mereka tak begitu jauh tapi juga tidak terlalu dekat. namun sepertinya donghyuck benar-benar tak sadar jika sedang diikuti. donghyuck berjalan cukup jauh, mark merutuki bocah itu. kenapa tidak naik bus saja sih?

lalu saat donghyuck mulai memasuki gang-gang sempit mark mulai merasa was-was.

untuk apa donghyuck memasuki area kumuh seperti ini?

"dasar bodoh!"

mark segera merapatkan tubuhnya pada dinding di belakangnya. dengan ragu-ragu dia mengintip ke dalam gang di mana donghyuck berbelok. seorang lelaki paruh baya terlihat memaki-maki, bahkan tanpa sungkan melakukan kekerasan pada donghyuck.

"kau sama saja dengan ibumu! dasar tidak berguna!"

jantung mark berdebar kencang melihat kepala donghyuck dipukul dengan sangat keras hingga tubuh kurusnya limbung. menghantam jalanan kotor.

"kau yang tak berguna! setidaknya aku masih bisa mencari uang untuk sekolah bukannya hanya mabuk-mabukan dan main wanita sepertimu!"

mark tidak tahu apakah jantungnya bisa lebih ribut dari sekarang setelah mendengar teriakan donghyuck. melihat pria paruh baya itu makin murka dan mulai memukuli adik kelasnya. tubuh mark gemetaran.

"dasar bocah tak tahu diuntung! kau pikir kau bisa hidup sampai sekarang itu siapa yang mengurus, hah?! begitukah caramu berterima kasih pada ayahmu?!"

teriakan dan tangisan donghyuck terdengar menggema di gang sepi itu. tubuh mark bergetar makin kuat. hatinya menyuruhnya untuk menolong donghyuck, namun entah kenapa kakinya yang sudah selemas jelly itu tidak mau diajak bekerjasama. alih-alih mendekat, kakinya justru membawa mark menjauh. keluar dari gang itu dan berjalan sembarangan arah.

hingga akhirnya dia sampai di depan rumahnya sendiri dengan keringat membanjiri sekujur tubuh. saat ibunya bertanya barang yang beliau pesan, mark tidak menjawab, dia nampak seperti orang linglung. masuk ke kamar lalu memikirkan donghyuck semalaman. sampai mengabaikan pesan yang dikirimkan renjun.





keesokan harinya ketika sampai di sekolah mark berdiam diri di dalam mobil yang sengaja ia parkir dekat gerbang sekolah. berangkat pagi-pagi hanya untuk memastikan keadaan donghyuck. semalaman mark dihantui rasa bersalah, dan ingatan dimana dia memarahi donghyuck karena masalah sepele terputar bak kaset rusak di kepalanya.










siang itu kantin tampak penuh dan sesak. mark belum memesan makanan, dia masih menunggu gilirannya. sementara itu dari arah lain donghyuck dengan senyuman lebar di wajahnya menghampiri mark sambil membawa nampan berisi nasi, sup dan kimchi di atasnya. awalnya mark mengernyit melihat makanan yang donghyuck ambil namun dia tidak mau ambil pusing dan lebih memilih mengalihkan pandangan karena dia tahu donghyuck pasti akan mengganggunya.

replay | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang