Jam dinding disalah satu ruangan kelas sudah menunjukan pukul 07.25. Sekitar lima menit lagi kelas mata kuliah pengantar ekonomi makro akan segera dimulai.
Inka yang baru sampai diruang kelas langsung merasa lega karena ia datang tepat waktu. Namun baru saja bokongnya ia dudukan dikursi barisan nomor 2 wajahnya tampak panik karena ia teringat sudah melupakan sesuatu.
Apalagi suara beberapa temannya yang membahas tentang tugas bu Merry yang harus dikumpulkan hari ini menambah kepanikannya.
Inka lupa mengerjakan tugas makalah pengantar ekonomi makro itu.
Lebih tepatnya bukannya belum mengerjakan sepenuhnya sih. Tapi Inka lupa jika tugas itu dikumpul dimata kuliah hari ini. Lantas dia belum mengeprint tugasnya dan masih ia biarkan didalam laptopnya.
"Nih makalah punya lo." Sebuah tangan dari belakang mengulurkan satu bundel makalah ke Inka dengan sudah berjilid rapih dan siap untuk dikumpulkan.
Inka mengambil makalah itu lalu memutar badannya ke kursi belakang untuk melihat siapa yang memberikan makalah padanya.
Disana ada cowok yang sedang bertopang dagu sambil tersenyum dengan mata bulan sabitnya.
Menunggu Inka mengucapkan sesuatu padanya.
Namun Inka mematung karena masih belum memahami keadaan.
"Itu makalah lo, gue print trus gue jilid." Kata cowok itu akhirnya bersuara.
Inka menatap bimbang makalah yang ada ditangannya, "Kok bisa ini jadi makalah gue, Doy?" Wajah Inka semakin terlihat bodoh.
Doyoung memutar bola matanya jengah, terkadang dia bingung pada mahasiswa dengan IPK tertinggi yang sampai mendapatkan beasiswa didepannya ini masih bisa lemot untuk hal sesederhana ucapannya.
Akhirnya Doyoung mulai menjelaskan dengan perlahan agar Inka mengerti, "Gue kan kemarin minjem laptop lo, buat ngerjain tugas ini. Gue tau lo pasti lupa, makanya sekalian gue cari difolder lo tugas yang ini. Terus gue print sama jilid deh barengan sama punya gue. Paham?" Jelas Doyoung.
Inka gak langsung menjawab, ia hanya mengerjap dan seperti masih berpikir tentang sesuatu.
Doyoung berharap Inka gak benar-benar lemot.
Mata Inka menatap Intens Doyoung, "Ta--pi Doy, ini belum siap semuanya." Adu Inka dengan wajah yang masih belum puas
"Udah kok, daftar isinya sama beberapa kesimpulannya udah gue kerjain. Coba deh liat." Sahut Doyoung dengan santai.
Inka langsung buru-buru membuka makalahnya dan memeriksa isi makalah tersebut. Ia perhatikan halaman demi halaman hingga dibagian covernya Inka melihat sudah tertera namanya dan Npmnya.
Kembali ia menatap Doyoung dengan mata berkaca-kaca, terharu dan senang dengan apa yang Doyoung lakukan padanya hari ini.
Lagi-lagi Doyoung menyelamatkan dirinya dari ancaman nilai D karena ulahnya sendiri.