Two.

340 48 13
                                    

Jennie's pov

Hai, gue Jennie Kim. Iya, pacarnya si jenius Kim Hanbin. Kok mau sih sama Hanbin? Dari dulu banyak banget yang nanya kayak gitu ke gue. Ya gimana ya, namanya udah nyaman sama sayang, kita ga mandang apapun kan? Hehehe.

Kalau kalian penasaran gimana hubungan gue sama Hanbin, jawabannya adalah kita jarang berantem. Gue bersyukur banget seenggaknya dihubungan ini kita sama sama pengertian. Kalaupun berantem, itu ga akan sampe sehari, pasti ada yang minta maaf duluan.

Gue juga deket banget sama Bunda nya. Nggak jarang kalau pulang sekolah dia bawa gue ke rumahnya, untuk sekedar bantu Bunda nya bikin kue atau bercengkrama sana sini. Oh iya, adik Hanbin juga asik banget orangnya. Dia cuma beda dua tahun sama gue alias sekarang doi kelas 1 sekolah menengah atas. Ya walaupun sering berantem juga adu mulut sama kakaknya, tapi sama gue baik banget kok.
"Sebenernya kakak lo itu gue atau Jennie sih?!"  itu kata kata Hanbin kalau lagi kesel adiknya lebih setuju sama gue daripada dia.

Sekarang jam istirahat, gue cuma duduk di kelas karena males banget buat keluar. Oh iya, kelas gue sama Hanbin beda, dia ada di kelas 3A sedangkan gue 3C.

Gue memperhatikan kelas, sepi karena mereka pasti lebih milih ke kantin daripada berdiam diri di kelas. Karena bosen akhirnya gue tidurin kepala di meja terus pejamin mata. Serius, enak banget.

"Kok disini aja?" suara lembut cowok yang gue tau milik siapa berhasil ganggu gue yang hampir tertidur.

Gue dongakkin kepala, terus nyengir "hehehe, males keluar keluar."

Dia ngelus pelan rambut gue, terus ngasih sandwich sama susu cokelat yang kayaknya habis dia beli di kantin.

"Makan dulu isi perut." kata dia sambil duduk di depan gue.

Gue ngangguk nurut, terus segera makan sandwich yang dia kasih.

"Kamu nggak makan, Bin?" tanya gue.
"Udah tadi." kata dia sambil merhatiin gue yang lagi ngunyah.

"Pulang sekolah ke Gramedia, yuk Bin?"

"Boleh, abisin dulu itu jangan sambil ngomong." Hanbin ngomong gitu sambil nyubit pelan hidung gue.

"Woi di sekolah woiii, ada cctv anjir bucin terus kalian." Itu congor Bobby, dia baru aja masuk kelas bareng June sama Jinhwan.

"Bacot tonggos." kata Hanbin terus dia bangkit dari duduknya, "Aku kelas dulu ya, jangan lupa diabisin." terus dia acakin rambut gue dan berjalan keluar, nggak lupa noyor Bobby pas ngelewatin dia.

"UDAH DIINGETIN BUKANNYA MAKASIH MALAH NOYOR???" Bobby teriak ga terima. Gue cuma ketawa terus julurin lidah ke arah Bobby yang mukanya setengah kesel.

Siapa suruh ganggu orang pacaran?

---

Pulang sekolah, kita beneran mampir dulu ke Gramedia. Kalau kalian mikir gue bakal cari buku yang berbau pelajaran, kalian salah. Gue kesini karena gue mau cari novel baru yang belum gue punya, sedangkan Hanbin ada di bagian buku buku untuk fokus UN dan semacamnya.

Setelah gue nemu buku yang gue cari, gue segera mencari keberadaan Hanbin. Gue memicingkan mata saat liat Hanbin lagi ngobrol sama cewek, gue liat seragam yang cewek itu pake sama kayak yang gue pake. Itu artinya kita satu sekolah.

Gue jalan menuju kesana, terus pegang lengan Hanbin. Cewek itu yang ternyata adalah Dahyun, temen seangkatan gue agak terkejut, terus kemudian senyum kearah gue.

"Eh, kalau gitu gue duluan ya, jangan lupa kirim materi dari Pak Siwon ya, Bin." kata Dahyun terus senyum lagi kearah gue dan pergi.

"Dia ngapain, Bin?"

"Oh iya, aku belum cerita ya?"

"Cerita apa?"

"Nanti aja aku cerita, pulang yuk udah sore." kata Hanbin sambil liatin jam tangannya.

Gue yang agak bingung cuma ngangguk terus ikutin Hanbin menuju kasir untuk bayar. Setelah itu kita pulang.

---

Di perjalanan, kita nggak banyak ngobrol. Hanbin fokus nyetir dan gue yang fokus senderan di bahunya sambil nikmatin angin sore. Sejuk banget, beneran. Kadang hal kecil kayak gini yang bikin gue suka kangen diboncengin sosok Hanbin. Lebih tepatnya, gue kangen bahu dia yang bikin nyaman.

Sampai di depan rumah gue, gue turun dan ngelepas helm yang gue pake.

"Mau mampir dulu, gak?" tanya gue basa basi.

"Kayaknya langsung pulang deh, soalnya mendung." Hanbin bilang gitu sambil natap langit yang emang keliatan lebih gelap dari biasanya.

"Emmm, yaudah."

"Sinian deh." gue ngerutin kening dan maju dua langkah mendekati Hanbin yang masih duduk di motornya. Tiba tiba tangan dia nyentuh ngerapihin rambut gue yang berantakan karena pake helm.

Terus dia bilang, "Aku sama Dahyun diminta Pak Beni buat ikut lomba cerdas cermat biologi tingkat sekolah."

Gue yang emang agak nggak fokus karena perilaku Hanbin, cuma nganggukin kepala sambil mendengung paham.

Dia senyum, lalu dengan nggak tau malunya bilang, "Nanti kalau menang, dapet ini, ya?" sambil nunjuk pipinya sendiri.

Gue langsung mukul lengan dia pelan, "Apasih, bin?! Nggak, nggak ada."

"Ya biar semangat kek, kasih hadiah kalau menang."

"Yaudah hadiah yang lain aja, nanti aku beliin."

"Nggak mau, maunya ini." kata dia nunjuk pipinya lagi.

"Y-yaudah! Sana pulang!" kata gue gugup, malu coy.

"Hehehe, gitu dong. Yaudah aku pulang, ya." Hanbin mulai men-starter motornya.

"Iya, hati hati jangan ngebut."

"Siap, princess." kemudian dia melaju pergi dari hadapan gue. Gue buru buru balik badan buat masuk rumah sambil senyum senyum ga karuan karena Hanbin tadi.





Asli, pipi gue kok panas?

***

Wkwkwk, lanjut atau jangan?
Jangan lupa bintangnya, ya!



Han(bin)dsome ; khbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang