Pagi pagi, suasana kelas 3C udah heboh aja. Apalagi kalau bukan memperebutkan topi osis buat upacara. Di kelas ini memang atribut upacara seperti topi, bakal dikumpulin jadi satu kemudian mereka tempatin di lemari pojok belakang. Katanya biar nggak ada yang sampe ketinggalan di rumah. Bobby, congor dia yang paling berisik diantara yang lain karena topi atas nama dia nggak ada. Donghyuk si ketua kelas sampai cuma bisa geleng geleng kepala karena kelakuan temennya itu. Kalau udah kayak gini, siapa yang bakal turun tangan biar semuanya dapet topi? ya ketua kelas lah.
"Siapa sih yang ambilin topi disini? Minggu kemarin kan banyak!" protes salah satu cowok, Jaewon namanya.
"Tau nih anjeng, ga kuat beli apa gimana sampe kudu ambil di kelas kita?" sahut Bobby nggak kalah kesal.
"Berapa anak yang belum dapet?" tanya Donghyuk.
"Gue, Jaewon, Eunha, sapalagi?" teriak Bobby, ngabsenin temen temen yang belum dapet topi.
"Ada yang mau pake topi gue?" Jennie tiba tiba dateng dari belakang Bobby. Mukanya pucat.
"Lo kenapa, Jen? Sakit?" tanya Eunha.
"Iya, pusing doang kok. Nih yang mau pake, pake aja ya. Gue ijin ke uks."
Donghyuk nganggukin kepalanya, "Satu orang temenin Jennie, siapa?"
"Gue aja!" Jisoo ngangkat tangannya terus dibales anggukan oleh Donghyuk.
"Udah? Berarti tinggal dua ya, gue pinjem ke koperasi. Kalian berdua tunggu sini, yang lain boleh ke lapangan." atur Donghyuk nunjuk Bobby sama Jaewon.
"Woi Jis! Topi lo gak dipake kan?" tanya Bobby tiba tiba.
"Eh? Oh iya lupa, nih pake aja."
Jisoo ngelempar topinya ke arah Bobby yang langsung cowok itu tangkep. Otomatis kelas kembali berisik karena godain mereka berdua.
"YOK LAPANGAN YOK." teriak Bobby biar temen temennya berhenti. Iya, dia salting.
Satu persatu mereka keluar kelas buat ke lapangan. Donghyuk sama Jaewon bergegas ke koperasi buat minjem topi. Sedangkan Jisoo nuntun Jennie ke uks. Kelas 3C emang terkenal sama kepedulian terhadap temennya. Nggak salah juga mereka pilih Donghyuk buat jadi ketua kelas. Cowok itu memang bertanggung jawab banget dan bisa diandalkan.
---
Setelah upacara, Hanbin sedikit berlari menuju uks. Tadi Bobby ngasih tau ke dia kalau Jennie sakit dan dibawa ke uks. Jujur Hanbin khawatir. Seenggaknya dia bisa liat kondisi ceweknya kayak gimana.
"Bin! Hanbin!!" yang dipanggil menghentikan langkahnya dan berbalik ke belakang. Hanbin liat Dahyun yang lagi jalan terburu-buru mendekatinya.
"Kenapa, Hyun?"
"Itu.. kita disuruh ke perpus sekarang. Pak Beni mau kasih pendalaman materi katanya."
"Sekarang banget?"
Dahyun ngangguk.
Hanbin bingung. Dia mau liat keadaan Jennie, tapi dia gabisa mengabaikan panggilan gurunya itu. Dengan amat terpaksa, Hanbin lebih memilih mengikuti langkah Dahyun ke perpustakaan, dibandingkan melihat keadaan Jennie di uks.
---
Jisoo menghela nafasnya berkali-kali. Ini udah hampir dua jam dia ngeliatin Jennie yang kerjaannya tiduran sambil memejamkan matanya. Makan nggak mau, minum obat apalagi.
"Jen, tolong banget nih gue minta tolong, lo makan ya? Terus minum obat."
Lagi lagi Jennie gelengin kepalanya.
"Badan lo anget banget sumpah. Makan ya? Gue suapin nih."
Jennie buka matanya liatin Jisoo. Kasian juga sahabatnya ini rela nunggu dia disini tapi dia nya gamau makan. Mau gak mau akhirnya Jennie ngangguk, bikin Jisoo senyum kesenengan. Padahal, Jennie bener bener ga nafsu makan karena mulutnya terasa pahit.
"Hanbin tumben ga kesini? Upacara udah selesai setengah jam yang lalu kan? Biasanya kalau lo sakit dia langsung kesini." ucap Jisoo sambil menyuapi sesendok bubur ke mulut Jennie.
Jennie hanya mengangkat kedua bahunya tanda gatau. Dia beneran lemes dan gamau mikirin apa apa.
Selesai makan, Jennie minum obat. Kemudian dia kembali merebahkan dirinya ditemani Jisoo yang duduk menyender sambil mainin ponselnya.
Jennie memejamkan matanya, mencoba untuk tidur.
Nggak lama, pintu uks terbuka kemudian seseorang masuk dan membuka tirai yang Jennie tempati. Jisoo pikir itu Hanbin, ternyata bukan.
"Eh, elo won? Ngapain?" tanya Jisoo setelah melihat itu Jaewon.
"Mau liat keadaan dia aja."
"Eii tenang, mantan gebetan lo aman."
Jaewon menghembuskan nafasnya lega. Siapa sih yang nggak tau Jaewon? Dia itu terkenal karena cinta nya yang bertepuk sebelah tangan. Iya, dia suka sama Jennie. Tapi Jennie malah sama Hanbin. Satu angkatan juga tau kisah tragis Jaewon. Walaupun begitu, Jaewon nggak berusaha buat merebut Jennie dari Hanbin kok. Dia nggak se-anak anak itu.
"Ck. Lo tadi liat Hanbin gak? Gue chat gak bales daritadi."
"Gue liat dia tadi." jawab Jaewon sambil sibuk liatin muka Jennie yang tertidur. Cantik.
"Terus? Lo nggak kasitau kalo Jennie sakit?"
"Nggak."
"Gobloooookkk." kesal Jisoo sambil pukulin lengan Jaewon brutal.
Jaewon berusaha melindungi diri, "Aw anjir sakit woi! lagian dia lagi asik haha hihi sama Dahyun! Eh eh aw!" Pukulan Jisoo berhenti waktu dia denger nama Dahyun.
"Seriusan won? Anjir emang itu cowok!"
Jaewon sibuk sama bekas pukulan dan cubitan Jisoo di lengannya. Sedangkan Jisoo udah mengepalkan tangannya kesal karena tau Hanbin malah asik sama Dahyun.
Jisoo sama Jaewon nggak sadar, kalau sebenernya Jennie denger obrolan mereka. Dan itu bikin dada nya sakit.