Ice Cream

32 3 2
                                    


"Ji, kita ngapain kesini sih?" ucap yang lebih tua sambil mempoutkan bibirnya.

Jisung yang melihatnya pun mencubit gemas pipi sang kekasih sambil tertawa pelan.

"Gemes banget sih, kak. Umur berapa hmm? Tua-an gue kayaknya," Hayoung yang memang sedang kesal, bertambah kesal karena pipinya yang di cubit oleh Jisung.

"apaan sih! Sanaan jauh-jauh, males gue sama lo," ucap Hayoung sambil mendorong pelan Jisung untuk menjauh darinya.

Jisung tertawa menanggapinya, Ia pun meraih tangan Hayoung.

"Makanya nggak usah ngambek, nanti gue tambah gemes," ucap Jisung.

Suasana menjadi hening sejenak.

Menikmati suasana sore hari di taman yang sering mereka kunjungi sejak dulu, dengan Jisung yang masih menggunakan seragam SMA dan Hayoung yang menggunakan pakaian casual khas anak kuliahan. Bergandengan tangan, sambil memandangi daun yang mulai berguguran tertiup angin.

"Mau es krim?" Tanya yang lebih muda tiba-tiba.

"Mauuu," jawab Hayoung sambil menganggukkan kepalanya semangat.

"Tunggu sini bentar, gue beliin dulu,"

Jisung pun berjalan menuju kedai es krim yang kebetulan sedang sepi.

Setelah mendapatkan es krim nya, Jisung mengajak Hayoung ke sebuah pohon rindang yang ada di sana. Tempat yang menjadi saksi bisu dari hubungan mereka yang telah berjalan hampir 3 tahun lamanya.

Mereka pun menikmati dua scoop es krim tadi dengan posisi, Hayoung duduk bersandar pada batang pohon dan Jisung yang berbaring di atas pahanya.

"Kak, lagi" ucap Jisung sambil membuka lebar mulutnya, meminta untuk di suapi es krim.

Hayoung pun menyuapkan es krim nya pada Jisung dengan sedikit tak rela. Masalahnya ini sudah ketiga kalinya Jisung minta untuk di suapin.

"Kenapa nggak beli dua sih tadi?" Ucap Hayoung sebal.

"Hehehe, kakak kan tahu gue nggak terlalu suka vanilla. Tadi es krim nya sisa yang rasa itu aja, sayang" ucap Jisung sambil nyengir tanpa dosa.

"Bilang nggak suka tapi punya gue di mintain terus," gumam Hayoung pelan, yang tentu saja masih bisa di dengar oleh Jisung.

"Iya iya, ngomel mulu napa sih. PMS yaa" goda Jisung.

Hayoung pun langsung memukul perut Jisung.

"Akhh! Aduh sakit, kak. jangan di pukul dong. nanti kalau otot gue hilang gimana?" ucap Jisung mendramatisir.

"Lebay, mana ada otot perut hilang cuman gara-gara dipukul"

Hayoung pun meletakkan gelas es krim yang sudah habis di sampingnya.

"Kak, coba nunduk bentar deh," ucap Jisung tiba-tiba.

"Hah? Ngapain?" Bingung Hayoung.

"Udah, nunduk aja dulu,"

Hayoung pun sedikit menundukkan wajahnya.

Ibu jari Jisung pun terangkat untuk mengelap sisa es krim di sudut bibir Hayoung dan-

CHU

Sangking kagetnya, Hayoung hanya bisa membelalakkan matanya.

Ya, Jisung mencuri satu kecupan pada bibirnya. Setelah mencium Hayoung, Jisung pun langsung bangkit dari acara tidurannya tadi.

Hayoung yang sadar pun langsung memukuli punggung Jisung bertubi-tubi.

"Aduh aduh, ampun kak ampun," ucap Jisung sambil tertawa lebar.

Sepertinya menggoda Hayoung memang hobi seorang Han Jisung.

"Sumpah lo nyebelin banget!" Teriak Hayoung sambil terus memukuli Jisung.

Jisung yang sudah puas tertawa pun akhirnya membalik badannya dan menahan kedua tangan Hayoung agar berhenti memukulinya.

"Hahaha, udah dong kak. Anggap aja uang ganti es krim yang tadi aku beli, ya nggak?" Ucap Jisung sambil menaik turunkan alisnya.

"Tau ah, males sama lo. Kalau tahu tadi mending gue nggak usah minta beliin,"

Hayoung pun menarik kedua tangannya dari genggaman Jisung, lalu kembali menyandarkan punggungnya pada batang pohon.








"Kak, ayo balik? Udah mau malam nih," ucap Jisung.

Hayoung pun hanya membalasnya dengan anggukan. Dia terlalu lelah untuk menjawab.

Mereka pun berjalan menuju tempat parkir sambil bergandengan tangan.

Jisung yang peka dengan Hayoung yang kelelahan, kemudian melepaskan genggamannya dan berjongkok tepat di depan Hayoung, membuatnya seketika memberhentikan langkahnya.

"Jisung ngapain?" Ucap Hayoung.

"Udah naik aja, gue tahu kakak capek jalan," ucap Jisung.

Hayoung pun hanya tersenyum. Ia pun mengalungkan kedua tangannya di leher Jisung lalu, Jisung pun mengangkat kedua kaki nya dan lanjut berjalan menuju parkiran.

"Jisung, makasih. Lo berhasil bikin gue nggak badmood lagi, jangan bosan-bosan di bikin susah sama gue ya-

sayang Jisung"

CHU

Setelahnya, Hayoung memberikan kecupan singkat di pipi kiri Jisung.

Jisung? Jangan di tanya, jiwa nya sudah melayang hingga langit ketujuh.

Setelah kecupan tadi, Hayoung kembali menyandarkan kepalanya dia punggung Jisung. Menikmati suhu tubuhnya yang hangat di tengah angin musim gugur yang dingin.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet & Sour • Han Jisung × Song Hayoung (한지성 × 송하영)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang