2

2.3K 159 9
                                    

Azkia berjalan kembali ke kelasnya setelah menyelesaikan tugasnya, dan yaa sedikit cuci mata.

Baru saja memasuki kelas, bel masuk sudah berbunyi. Untung saja perut Azkia masih bisa menahan rasa lapar, sekiranya sampai istirahat selanjutnya.

"Kia!" Suara menggelegar itu berasal dari salah satu sahabat Azkia.

"Budeg gue lama-lama, Lin." Azkia sudah memasang wajah seperti -_-

Cewe yang biasa dipanggil Elin itu hanya mempercantik cengirannya.

"Hehe, iya iya maap." Elin terlihat mengambil sesuatu di laci mejanya.
"Nih, roti sama susu. Makan ya. Laper kan Lu?"

"Ihhh perhatian banget sih lu Zeline." Ucap Azkia seraya mencubit kedua pipi Elin.

Zeline ini sahabat Azkia dari SMP, sekaligus chairmate-nya Azkia.

"Sakit, njeng!" Elin mengusap kedua pipinya.

Giliran Azkia yang nyengir. "Makasih ya. Tapi nanti aja deh gue makannya, takut bentar lagi Bu Yuna dateng."

"Nyante aja kali, jam Bu Yuna kita free."

🌱🌱🌱

Sekarang waktu istirahat kedua. Seperti biasa, setelah sholat zuhur berjamaah di mushola, Azkia dan Zeline pergi ke kantin.

Dan sepanjang jalan ke kantin, Zeline terus melirik ke arah sahabatnya itu. Bukan, bukan karena ia ada rasa tertentu.

"Eh, apa sih yang lu senyumin?" Tanya Zeline pada akhirnya.

"Ga ada apa-apa." Azkia masih dengan senyumannya.

"Sehat kan lo?" Zeline meletakkan punggung tangannya di dahi Azkia.

Azkia menepis tangan Zeline. "Ya ampun. Gue sehat kok babi kuu."

Zeline hanya mendengus kesal.

Udah ketebak sih ini. Dia lagi pasti. Disuruh pepet duluan ga mau. Diembat orang mampus lu. ~batin Zeline.

Oke, seperti biasa, kantin selalu penuh.

"Ki, gue aja yang pesen. Lu cari tempat duduk aja. Noh di sono." Zeline menunjuk salah satu tempat duduk yang tersisa.

Azkia mengacungkan jempolnya, "Sip. Gw kayak biasa ya."

"Hmm."

Azkia duduk di salah satu bangku. Ia sesekali membalas sapaan Yang ditujukan kepadanya.

"Woy!" Seseorang menepuk pundak Azkia.

Azkia mendecak, "Ck, kaget gue, Nez."

Inez hanya terkekeh kemudian duduk di samping Azkia. "Sorry sorry."

Fyi, Inez dekat dengan Azkia dan Zeline sejak mereka kelas sepuluh.

Zeline datang bersama mbak Ayu yang membantunya membawa bakso.

"Makasih ya mbak."

Zeline mengambil tempat duduk di depan Azkia.

Zeline menatap Inez, "Heh, darimana aja lu?"

Inez yang sedang menyeruput es teh milik Azkia sedikit tersentak. "Gue abis nyamperin anak-anak klub. Ngasih tau abis istirahat ini kita ngumpul."

"Eh, yang bener? Kok gue ga tau sih." Zeline sedikit terkejut.

"Ya makanya ini gue kasih tau." Jawab Inez datar.

Kedua sahabat Azkia itu memang satu ekskul, mereka mengikuti klub dance.

"Nez. Es teh gue jangan diminum terus atuh." Azkia yang sedari tadi asik dengan baksonya jadi kesel sendiri.

"Hehe, iya iya maap"

🌱🌱🌱

Sesuai dengan yang disampaikan Inez tadi, dia bersama Zeline pergi untuk ngumpul bersama klub mereka.

Azkia berjalan sendiri kembali ke kelas, dan itu bukan masalah baginya.

Dan sepertinya ini rezeki untuk Azkia. Yap, dia bertemu dengan Jeno, pria yang dikaguminya.

Jeno melemparkan senyum kepada Azkia.

Bukannya membalas, Azkia malah membuang muka. Azkia tidak sombong, dia hanya terlalu malu untuk sekedar membalas senyuman seorang Arion Jeno Kalandra.

"Bego, Kia lo bego. Doi senyum tuh dibales kek." Batin Azkia merutuki dirinya sendiri.

"Lah, kok ga dibales senyum gue." -Jeno.

Sorry kalo ada typo🙏Nambah 2 cast lagi🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorry kalo ada typo🙏
Nambah 2 cast lagi🤗

Zeline Nayara

Edrea Inez Latisha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edrea Inez Latisha

Edrea Inez Latisha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
a z i o n • Jeno (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang