6

1K 110 4
                                    

Azkia tengah berkutat di depan laptopnya. Sedang berusaha mencari tema untuk cerpen yang akan dibuatnya.

Azkia menghela napas karena tak kunjung mendapatkan ide cerita. "Hufft. Ayo dong, Ki. Demi Jeno ini, demi Jeno."

"Kia?" Azkia sedikit tersentak karena bundanya membuka pintu kamarnya.

"Iya, ma?"

"Ada Renjun tuh di bawah nyari kamu." Ucap bunda Azkia.

"Hah? Ngapain?"

Mira menggedikkan bahunya, "Ya mana mama tau. Udah sana samperin dulu."

"Okay." Azkia beranjak dari kursi belajarnya dan segera turun me bawah.

Renjun tengah duduk di sofa ruang tamu sembari memainkan handphone nya.

"Ngapain?"

Renjun mendongakkan kepalanya, "Gue cuma mau temen-"

Ucapan Renjun terpotong oleh salam seseorang yang berada di ambang pintu.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumussalam." Jawab Azkia dan Renjun bersamaan.

Azkia sedikit terkejut, dengan kedatangan tamu tak diundang itu.

"Sorry, tadi nyokap gue nelpon." Ucap tamu itu.

"Masuk, Jen. Ngapain lo di situ?" Renjun menatap Jeno malas.

"Tuan rumahnya aja belom suruh gue masuk." Tukas Jeno.

Azkia yang sadar yang dimaksud Jeno itu adalah dia langsung gelagapan, "Umm, m-masuk aja, Jen."

"Okay!" Ucap Jeno semangat.

Jeno segera duduk di sofa yang sama dengan Renjun, sedangkan Azkia duduk di sofa depan mereka.

"Pada mau ngapain nih?" Tanya Azkia.

"Mau ma-" Sekarang giliran omongan Jeno yang dipotong oleh Renjun.

"Tauk nih manusia. Padahal nih ya, Ki, gue tuh lagi enak-enak goleran di kasur, tiba-tiba aja dia dateng langsung nyeret gue ke sini. Kesel kan, Ki. Kesel kan?" Renjun mencurahkan kekesalannya.

Azkia menahan tawanya. Karena baginya, kesalnya Renjun itu menggemaskan.

Jeno hanya menatap Renjun malas.

"KOK MALAH PADA DIEM SIH!?" Renjun tambah kesel melihat respon kedua temannya itu.

Azkia yang tidak tahan langsung menghampiri Renjun dan duduk di sebelahnya. Untuk apa? Untuk menguyel-uyel pipi Renjun.

"Ihhhh, gemes banget sihh sayangnya Kia!!" Ucap Azkia yang masih menguyel-uyel pipi Renjun.

"Kiaaa, udah ihhh!!" Renjun meraih tangan Azkia, dan menghentikan aktivitas perempuan itu.

Azkia malah tertawa kencang. Dia lupa akan eksistensi Jeno di situ.

Jeno hanya menatap Renjun tidak percaya. Bagaimana tidak, Renjun hanya menunjukkan sikapnya yang seperti ini di depan Azkia.

"Eheemm.." Jeno berdehem dan menyadarkan dua orang itu.

Azkia tersenyum kikuk. "Sorry, Jen."

"Gak apa." Jeno mengibaskan tangannya seraya tersenyum.

"Tadi mau ngomong apa ya, Jen?" Tanya Azkia yang teringat omongon Jeno yang belum selesai tadi.

"Gak ada sih. Gue sama Renjun cuma mau main aja, hehehe." Jeno nyengir.

"Halahh." Balas Renjun sewot.

Akhirnya mereka menghabiskan waktu dengan mengobrol diselingi dengan candaan receh mereka. Walaupun Renjun masih dengan hati yang sedikit kesal dengan Jeno.

***

"Pulang dulu ya, Ki." Pamit Jeno.

"Iya hati-hati, Jen." Ucap Azkia sambil mengantarkan dua orang itu ke depan pintu rumahnya.

"Jeno aja yang digituin." Ucap Renjun.

"Hehe. Hati-hati juga ya, Renjun" Azkia masih gemas melihat kelakuan Renjun.

"Siapp!" Jawab Renjun semangat.

Azkia masih menunggu di depan pintu hingga mereka sudah keluar dari gerbang rumahnya.

"Oh iyaa, ceritanya!!"
Azkia baru teringat dengan tugasnya yang terabaikan karena dua manusia itu.

~~

~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Makasih yang udah baca sama vote 😬😬

Aku masih pemula, monmaap kalo masih berantakan.

Jangan lupaa ya, vomment!🦄🦄

a z i o n • Jeno (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang