••••
Siska keluar dari kamarnya karena merasa sangat bosan di dalam terlebih rasa kantuk belum melandanya. Cewek yang rambutnya dicepol itu melangkah ke ruang keluarga. Di sana sudah ada Papa, Mama, dan Vano--kakak menyebalkannya yang usianya beda dua tahun dari Siska.
Tanpa aba-aba, Siska menjatuhkan tubuhnya di atas pangkuan Kakaknya yang duduk di sofa putih dengan mata yang fokus pada layar televisi.
Vano terlonjak kaget. "Dasar adik durhaka lo."
Sementara Siska terbahak puas melihatnya. Cewek itu bergeser, duduk di sebelah vano sambil bersandar di bahu Vano dan berkata, "Kak, lo liat apa, sih, serius amat." Tanya Siska kepo, dia ikut mengarahkan pandangannya pada televisi, lalu memutar bola matanya malas karena yang ditonton Kakaknya adalah berita. Siska tidak suka itu, dia lebih memilih menonton kartun kesukaannya saja.
Papa dan Mamanya sibuk bermain ludo di sofa seberang. Mama jagonya bermain permainan itu, tidak heran kalau wajah Papa sekarang sudah penuh dengan bedak bayi. Mereka asyik berdua, tak memedulikan anak-anaknya yang saat ini bergaduh karena Siska dengan tidak sopannya mengganti channel TV yang menayangkan kartun.
"Siska! Gue lagi nonton. Balikin remote nya!" Vano mengejar Siska yang berlari dengan tangan yang menggenggam erat remote tv. Sengaja, dia memutari ruangan itu tujuh kali diikuti Vano yang mengejar sambil tak hentinya menggerutu.
Siska berhenti dan bergerak cepat duduk di sofa. Dia terbahak keras, senang melihat Kakaknya ngos-ngosan.
Napas Vano terengah, dia membungkukkan badannya. Memang, Siska itu atlet lari yang sangat kuat. Cewek itu bebrapa kali juara ketika ada perlombaan tingkat Nasional. Bahkan Vano selalu merasa gagal menjadi laki-laki saat ia tak pernah bisa mengalahkan Adiknya itu.
"Vano, Siska, Mama sama Papa tidur dulu ya." Ucap Mama sembari membereskan permainan mereka. "Jangan berantem mulu kalian, ih, kan udah besar," Papa ikut menimpali.
"Iya Ma, Pa." Sahut Kakak beradik itu bersamaan.
Papa dan Mama beranjak sembari bergandeng tangan. Membuat Siska dan Vano nyinyir berkata sok romantis.
Dasar netizen.
Setelah napasnya normal, Vano duduk di samping Siska yang sudah larut dalam tontonan kartunnya. Kalau sudah seperti itu mana mungkin Siska akan meresponnya lagi. Dia mengambil ponselnya yang ada di saku celananya. Selang beberapa menit dia membuka benda pipih itu, alisnya menyatu seolah bingung dan terkejut secara bersamaan. "Masa, sih." Gumamnya pelan yang masih bisa ditangkap oleh indra pendengaran Siska.
Siska menoleh, ia bingung melihat reaksi Kakaknya yang aneh ketika membaca sesuatu di ponsel. "Kenapa, lo, Kak?"
"Siska."
"Hm, kenapa, ada apa?" Siska semakin heran dibuatnya.
Vano mengalihkan pandangannya pada manik mata Siska yang juga menatapnya, menunggu jawaban. "Lo percaya gak, ada cowok yang bunuh diri karena dia tahu kenyataan bahwa mantannya pacaran sama sahabatnya sendiri?" ujarnya dengan suara sedikit bergetar. Jujur saja saat ini Vano menelan ludah sangat sulit. Cowok itu berharap pemikirannya kali ini salah besar.
Otak Siska yang dungu terlalu dangkal mencerna perkataan Vano dengan cepat. Dia terlalu lelet. Butuh waktu hampir satu menit untuknya kembali bersuara. "Percaya aja, kalo tuh cowok udah cinta mati sama mantannya. Lagian ditikung itu sakit, Kak. Apalagi sama sahabat sendiri." Meski gugup, dia menjawab dengan mantap. Ekspresinya juga datar, tak mau menunjukkan bahwa dia sedikit tersinggung mengenai perkatannya sendiri.
"Kayak kasus lo juga, kan, Ka?" Vano tahu, adiknya itu sedang berusaha tetap tenang.
Siska menundukkan kepalanya, murung. Cewek itu tidak ingin berita itu benar-benar terjadi dalam hidupnya. Tapi bagaimana jika itu terjadi? Mengingat kondisi Alvin yang buruk, bisa saja cowok itu nekat melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya. Ah, Siska merasa sangat bersalah. Apalagi sudah sebulan ini dia tidak mengetahui kabar Alvin, itu semua dia lakukan karena ingin Alvin cepat melupakannya dan merelakannya bersama Rasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SICK
Mystery / ThrillerSiska, Linka, Orbit, dan Rasya mendadak jadi detektif dalam menyelidiki kasus kematian Alvin- salah satu teman mereka yang meninggal secara misterius. Yuk, baca, biar tahu gimana serunya petualangan mereka mengungkap kebenarannya!