Yes, Daddy? Last Chap. (B) [END]

49 6 6
                                    


Setelah 15 menit perjalanan, tiba tiba pengemudi Gondola yang mereka naiki bertanya menggunakan bahasa Italia,

Pengemudi Gondola: "Siente amanti?" (apakah kalian seoran kekasih?)

Tara: "Ah, ancora"(ah, belum.)

Triva yang mendengar percakapan merekapun merasa heran,
tapi ia memilih untuk tidak peduli.
Ia kembali menikmati pemandangan senja Venesia.

Pengemudi Gondola: "allora quando esprimerai i tuoi sentimenti?" (Lalu kapan kamu akan menyatakan perasaanmu?)

Tara: "ora" (sekarang)

Tiba tiba tara melakukan sesuatu di belakang Triva. Seharusnya Triva sudah curiga dengan apa yang akan dilakukan oleh Tara, tapi kenyataanya tidak demikian.

Tara: "Oi bocah, liet belakang!"
Triva membalikkan badannya sambil mengucapkan,

Triva: "Apasih kakkk, udah dibilangin aku tu bukan bo-"
Kata kata Triva terhenti saat mengetahui ternyata Tara sudah berlutut di belakang Triva sambil memegang sebuah kotak cincin.

Tara: "Triva, honestly I'm fall in love with your smile, I'm fall in love with your voice, I'm fall in love with your laugh, I'm fall in love with your eye. I'm fall in love with you."
(Triva, sejujurnya aku jatuh cinta dengan senyummu, aku jatuh cinta dengan suaramu, aku jatuh cinta dengan suaramu, aku jatuh cinta dengan matamu. Aku jatuh cinta padamu.)

Triva: "But why me?" (Tapi kenapa aku?)

Tara: "Because, you love me, when i can't love my self. All your flaw, mistake, smile, giggles, jokes, sarcasm, everything. I just want you. So, do you want be my girlfriend?"
(Karena, kamu mencintaiku, disaat aku tak bisa mencintai diriku sendiri. Semua kekuranganmu, kesalahanmu, senyummu, tawamu, leluconmu, sarkasmemu, semuanya. Aku hanya ingin kamu. Jadi, maukah kamu menjadi pacarku?)

Triva yang mendengarnya, hanya bisa terkejut sambil menutup wajahnya yang tak percaya oleh apa yang ia dengar.

Wajah Triva memerah, air mata kebahagiaan karena ternyata cintanya tak bertepuk sebelah tangan pun mengalir. Triva pun tak tahu jika ternyata Tara adalah orang yang romantis.

Trivapun tak menduga jika Tara akan menyatakan perasaannya sekarang, di sini ditemani oleh alunan musik jalanan yang menambah suasana romantis diantara mereka.

*dalam hati triva: Oh My God! Ini bukan mimpi kan??! Sumpahh gilaa, aku masi ga percaya. Beneran kak Tara juga suka sama aku??. Trus kalo udah gini aku harus apa?? Bilang iyaa??*

Triva: "Yes! I want to be your girlfriend!"
(Ya! Aku mau jadi pacar kamu!)

Setelah Triva menjawab pernyataan perasaan Tara, spontan Triva langsung berlutut dan memeluk Tara yang masih dalam posisi berlutut juga.

Pengemudi Gondola: "Urrà! Mamamia!"
(Hore! Mamamia!)

Triva dan Tara yang mendengar teriakan pengemudi Gondola itupun tertawa bersama, selagi Triva tertawa, tiba tiba Tara membisikkan sesuatu kepada Triva.

Tara: "Triv, mulai sekarang gausah panggil gw kakak lagi. Panggil aja Tara. Kalo lu mau panggil Daddy juga gapapa kok. Gw tambah seneng malah BWAHAAHAHAHA."

Triva pun bergidik ngeri mendengar ucapan terakhir Tara.

Triva: " Ew, sampe kapanpun aku gak sudi panggil kamu daddy."

Tara: "Yaudah kalo gamau. Jan nyesel entar."
Merekapun berbincang, berbalas candaan, saling mengejek satu sama lain. Seakan dunia hanya miliki mereka berdua.

Romance DiariumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang