Mungkin pagi hari untuk orang lain adalah hal yang sangat indah. Tapi tidak untuk Arga dan juga Gilang. Di pagi harinya--di dalam kelas mereka sudah mendengar teriakkan dari Dino.
"WOY! PULPEN GUE MANA?! YANG NGAMBIL TANGANNYA ILANG! AMIN!"
"Berisik lo." Ucap Gilang yang tengah asik dengan hp nya.
"Beb, lo liat pulpen gue gak?" Ucap lebay dan imut Dino ke Arga.
"Ih, pergi gak lo? Gue sembur nih!"
"AAAAAAAA!!" Sekelas pun tersentak kaget ketika Dino berteriak.
Dan,
PLETAKK
"Aduh! Sakit bego!" Arga menjitak kepala Dino karena sudah tidak tahan lagi dengan kebisingan nya. "DEDEK TERZOLIMI!"
"Mending lo bantuin gue sini." Ucap Arga dan tetap fokus pada hp nya. Dino pun pergi ke tempat duduk Arga.
"WAH, AJAK DARI TADI DONG LO!"
Arga dan Dino pun bermain bersama. Ntah apa yang mereka mainkan."Eh, btw Alen mana?" Tanya Gilang yang menyadari bahwa teman satu nya lagi belum ada di kelas.
Gilang terkekeh melihat Arga dan juga Dino malah terfokus pada ponselnya. Gilang menghela nafasnya, dan tak lama kemudian..
"ALEN!! BALIKIN BOTOL MINUMAN GUE IH!!"
"Dih, ambil lah!"
"ALEN!! IHH, AWAS LO YAA!"
Aksi kejar-kejaran itu membuat isi sekelas menjadi rame. Ya, siapa lagi kalau bukan Alen biang kerok nya? Alen mengambil botol minum milik Anin, dan berlari untuk menghindari Anin yang mengejar nya.
"Uhhh, enak nih kayaknya" Ucap Alen dengan meninggikan botol minuman milik Anin itu agar Anin tak dapat menjangkau nya.
Meski sudah berjinjit, Anin tidak bisa meraih botol minumannya yang berada di tangan Alen. Bagaimana tidak? Sudah Alen badan nya tinggi, jinjit pula! Dasar tiang!
"Gue minum ya?" Ucap Alen, dan--Glek glek glek. Minuman yang berada di botol Anin pun habis dalam sekejap.
Alen membersihkan mulut nya dengan tangannya seraya puas--bisa meminum minuman Anin yang rasanya..
Tunggu, rasanya kok pahit ya? Kecut, apalah itu, intinya Alen merasakan rasa yang sangat amat aneh setelah meminumnya.
Setelah meraih botolnya, Anin berlaga seperti orang yang ingin menangis, memanyunkan bibirnya dan mendengus kesal.
"Eh kok rasanya pahit si?" Ucap Alen dengan ekspresi wajah yang sudah tidak bisa diartikan lagi.
"Minuman gue.. padahal ini baru hari ke tiga.." ucap Anin sambil memanyunkan bibirnya.
Tunggu, apa yang Anin ucap tadi? Baru hari ke tiga? Apa Alen tidak salah dengar? Apa Anin hamil?! Apa itu minuman untuk ibu hamil?! Alen menggelengkan kepalanya. Terus apa? Apa jangan-jangan..
"Itu minuman datang bulan, ya?!"
Anin mengangguk kecil, tapi masih bisa di lihat Alen. Seketika Alen seperti ingin muntah, lalu berjalan keluar kelas.
Seisi kelas yang mendengar nya pun sontak tertawa, karena ekspresi Alen yang, lucu? Hahaha.
Ketika sekelas sedang tertawa terbahak-bahak, tiba-tiba guru mata pelajaran pun masuk. Semua langsung terdiam! Guru itu melihat seisi kelas--lebih tepatnya melototi!
Sejurus kemudian guru matematika--bu Wati-- itu menyuruh semua membuka halaman 56. Tanpa disuruh dua kali, semua langsung mematuhinya. Mereka pun melaksanakan pelajaran. Tapi Alen?
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love
Teen FictionSaat pertama kali melihat sosok Shani Indira, seorang Alensyah Putra langsung jatuh hati padanya. Shani yang diibaratkan seorang bidadari langsung mencap Alen sebagai badboy. Bukan Alen namanya jika langsung menyerah untuk mengejar cinta S...